02 Januari 2017

opini musri nauli : WAKTU


Tema “waktu” merupakan salah satu hutang tulisan yang baru kuselesaikan kali ini.


Waktu dapat dijadikan sandaran ataupun pandangna terhadap hidup.

Di Agama Islam, waktu adalah “pemersatu” namun bisa menjadi pemecah belah umat. Sebagai “pemersatu’, Itikad naik haji ataupun jadwal Haji disepakati waktunya. Baik didalam Rukun Haji maupun berbagai rangkaian perjalanan Haji.

Namun disisi lain, waktu untuk menentukan “Ramadhan” ataupun “Idul Fitri” dapat menjadi sumber kekayaan pengetahuan islam tentang ilmu Falaq (ilmu perbintangan). Terlepas dari pendekatan fiqih didalam melihat permulaan bulan, kekayaan Islam di Indonesia merupakan kesempatan kita memandang ilmu pengetahuan islam dalam memperkaya ilmu astronomi.

Di tengah masyarakat, penentuan waktu adalah sebuah rangkaian penting dalam setiap kehidupan.  Menentukan umur janin, memasuki ritual adat “Nujuh bulan” dalam tradisi menghormati kehamilan 7 bulan,

Merayakan “maulidan”, memperingati 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, setahun ataupun 1000 hari adalah prosesi di tengah masyarakat dalam merayakan kehidupan. Tidak lupa diiringi berbagai doa sebagai pengingat akan keberadaan umat di muka bumi.

Waktu juga diperlukan untuk mengetahui putaran garis edar bumi mengelilingi matahari. Sekaligus bumi mengelilingi bulan dengan periode waktu yang sangat rinci sudah ditentukan manusia.

Dengan waktu, maka “komet Halley” dapat ditentukan kedatangannya selama 76 tahun sekali. Dapat menentukan kapan gerhana matahari dan menentukan kapan gerhana bulan.

Itu bukan mistik. Apalagi klenik yang harus ditolak kedatangannya. Semuanya adalah ilmu pengetahuan. Diturunkan kepada manusia yang mau berfikir. Sehingga tidak perlu lagi perdebatan “apakah bumi ini bulat atau datar ?.

Kisah tentang Bumi mengelilingi matahari mengingatkan kisah ilmuwan “Nicolas Copernicus’ yang berani mengungkapkan ilmu pengetahuan tentang Bumi mengelilingi matahari.

Pendapat ini kemudian ditentang kelompok agamawan yang justru menganggap Mataharilah yang mengelilingi bumi. Bumi adalah tempat manusia. Dan manusia adalah makhluk yang mulia. Sehingga tidak mungkin bumi mengelilingi matahari.

Copernicus kemudian diadili dan dituduh sesat. Mengikuti jejak Socrates, Pengadilan “pikiran”, Copernicus tidak pernah menarik pendapatnya tentang ilmu pengetahuan. Dan dunia sampai sekarang tidak pernah membantah pendapatnya.

Waktu juga diperlukan untuk menentukan umur fosil. Umur keberadaan dan lingkaran jejak antara monyet dan primate lainnya. Namun saya juga heran bagaimana ilmu pengetahuan ini kemudian dipelintir menjadi “monyet adalah  nenek moyang manusia”. Sampai sekarang teoeri Charles Darwin tidak pernah menyebutkannya. Namun akibat tidak mau menggali pengetahuan, maka informasi kemudian dipelintir.

Waktu juga ditentukan selain untuk menentukan jadwal sholat juga menentukan berapa hari didalam bulan Ramadhan. Waktu diperlukan untuk menentukan kapan sholat bisa digabungkan (Jamak).

Dengan waktu kemudian petani dapat menentukan tahun tanam sehingga tidak terserang musim panas yang berkepanjangan ataupun musim hujan diujung panen. Waktu juga diperlukan untuk mengukur dan menyimpan hasil panen.

Begitu banyak waktu diperlukan didunia. Waktu adalah putaran yang alamiah dalam garis edar bumi. Waktu adalah netral dalam setiap kehidupan.

Ilmu pengetahuan adalah kemampuan manusia untuk menjawab berbagai persoalan dan gejala-gejala alam.