02 Februari 2017

opini musri nauli : BARISAN PARA MANTAN

Lagu The Rain feat  Endank Soekamti  yang berjudul “Terlatih Patah Hati” menjadi popular setelah adanya bait “barisan Para mantan”. Dengan lirik nakal sambil mengutarakan isi hatinya seperti bait “Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa). Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)” kemudian diakhiri dengna bait “barisan para mantan” menjadi sikap galau dan pilihan hati para lelaki yang ditinggalkan sang Pacar.


Lagu ini kemudian popular dan menjadi hits untuk menghiasi belantika music Indonesia tahun 2013. The Rain dan band Endank Soekamti melukiskan kegelisahan hatinya yang tidak juga mendapatkan pacar. Atau pacar yang meninggalkannya tanpa kabar.  Bait “Barisan para mantan” kemudian menghiasi tangga lalu di radio.
Kegagalan cinta tidak membuat The Rain mendayu-dayu persis Film India yang melihat kepergian kekasihnya diiringi air hujan. Lihat juga syair dari “D’Masiv” didalam lagunya “Sudahi Perih ini”, “Apa yang harus. Ku lakukan lagi bila kau tak setia. Karena aku hanya seorang manusiaYang tak kau anggap.

Sedangkan “Kerispatih” begitu mendalam. “Aku Memang Terlanjur  Mencintaimu. Dan Tak Pernah Ku Sesali Itu. Seluruh Jiwa Telah Ku Serahkan. Menggenggam Janji Setiaku.  Kumohon Jangan Jadikan Semua Ini. Alasan Kau Menyakitiku. Meskipun Cintamu Tak Hanya Untukku. Tapi Cobalah Sejenak Mengerti.

Atau lagu dangdut Bang Haji, menyanyikan lirik lagu "Cukup sekali aku merasa.... kegagalan cinta... takkan terulang keda kali di dalam hidupku."

Begitu juga Ungu didalam lagunya “Seberapa salahkah diriku. Hingga kau sakiti aku begitu menusukku. Inikah caramu membalas. Aku yang selalu ada saat kau terluka".

Kegagalan cinta dapat dikategorikan sebagai galau (dalam istilah anak muda sekarang adalah baper/bawa perasaan). Dalam ilmu psikologi sering disebut Seasonal Affective Disorder (SAD). Seasonal Affective Disorder adalah kondisi psikologi yang berkaitan dengan perubahan mood seseorang, menyebabkan mengalami fluktuasi perasaan mulai dari yang positif hingga negatif, mulai dari menjadi bersemangat hingga sedih.

Hal serupa juga dijelaskan oleh Jennifer Eastwood pada tulisannya yang berjudul "Understanding Seasonal Affective Disorder". Dan ketika penjelasan Biologi, Kedokteran dirangkai dengan kajian Psikologi akhirnya bisa dipahami bagaimana Mesin Galau bekerja.  

Kegalauan seorang mantan kemudian menular menjadi baper. Baper kemudian menghinggapi ubun-ubun sehingga segala sesuatu teringat kepada kenangan masa lalu. Dalam ranah politik biasa dikenal sebagai “post power sindrom”.

“Post power sindrom”  dirasakan oleh sang mantan. Dari yang dipuja-puji, ditunggu di setiap pertemuan. Pidato didengar. Suara gemuruh dan kekaguman dan rasa hormat kepada sang mantan. Sang mantan tentu saja  ingin merasakan “suasana” dan kenangan yang lalu sehingga kemudian merasa baper.

Tepuk tangan, suara teriakan pendukung juga dirasakan oleh penyanyi popular. Namun putaran zaman yang kemudian mendatangkan penyanyi baru dan kemudian melambungkan penyanyi baru dan kemudian meninggalkan penyanyi lama kemudian membuat sang penyanyi tua kemudian tenggelam dan terlibat narkoba.

Berbeda dengan sang mantan yang sedang baper akibat “post power sindrom”, The Rain bukanlah alay. Yang meneteskan airmata ketika gagal bercinta.

Sebagai pemusik, The Rain mampu mengolah kegelisahan hati menjadi bait-bait dan nada tetap gembira. Persis yang dilakukan oleh Cross Bottom yang berjudul “9 Tahun”. Sembilan tahun lamanya tak ku duga jadi sia-sia. Ku berjuang demi cinta kini sudah tak ada artinya Engkau telah berpaling menjauh dariku..

The Rain sudah terlatih melewati patah hati. “Begini rasanya terlatih patah hati. Hadapi getirnya terlatih disakiti”

Dan kemudian melewati baper dengan menciptakan lagu. Dan tentu tetap menghentak khas anak muda. Sembari mengejek “post power sindrom” dengan bait-bait “Terima kasih kalian. Barisan para mantan”.

Tapi The Rain kemudian “Terluka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi”.