11 Februari 2017

opini musri nauli : DERITA PARA MANTAN

Setahun yang lalu, saya  pernah membaca media local di Jambi tentang Para mantan. Sekilas cerita yang kutangkap maknanya “derita para mantan’.


Konon kabarnya. Sang Mantan yang pernah berkuasa di Jambi namun menghabisi hari tuanya hanya dirumah. “Kebiasaan” mantan ketika berkuasa “sering marah-marah’. Namun setelah tidak berkuasa, “kebiasaan” marah-marah tidak bisa hilang. Sang istri mengetahui kebiasaan sang suami sadar. Apabila kebiasaan marah-marah tidak disalurkan maka akan menimbulkan depresi yang berkepanjangan.
Maka “disewalah” orang yang bekerja di rumah tangga sang Mantan. Tugasnya tiap hari hanya mendengarkan sang mantan “marah-marah’. Maka setelah membaca Koran setiap hari, sang mantan selalu ngomel, marah-marah, protes atau kritik terhadap jalannya pemerintahan di Jambi.

Dibilanglah “pejabat yang tidak tahu diri. Setelah berkuasa tidak pernah lagi mampir ke rumah”. Atau “pejabat yang sibuk menumpuk kekayaan”. Atau “pejabat yang cuma pelesir ke Jakarta. Atau “pejabat si anu” yang mempunya perumahan yang mewah di Jakarta. Pokoknya semuanya dibahas setelah membaca Koran.

Biasanya setelah siang, minum kopi barulah tidur sang mantan.

Kebiasaan itu terus dilakukan hingga saya kemudian mendapatkan kabar sang mantan meninggal dunia.

Atau kisah sang mantan. Yang kemudian “sibuk bertani” dan kemudian menenggelamkan diri dari jauhnya urusan pemerintahan.

Ada juga kisah pejabat yang kemudian mengikuti acara-acara pemerintahan. Ingin disambut seperti pejabat. Dan ngomel ketika yang hadir tidak kenal sang mantan. Biasanya kemudian dia akan uraikan perjalanan karirnya dan kemudian pekerjaan dan prestasi ketika menjabat.

Namun ada juga pejabat yang kemudian ikut pengajian dan menjadi “sepuh”, bijaksana dan menjadi tempat orang banyak bertanya.

Kesemua cerita diatas adalah cerita para mantan.  Ada yang sulit menyesuaikan dengna putaran zaman. Namun ada yang menghabisi hari tuanya dengan tenang. Oya, ada juga sang mantan yang menghabisi hari tuanya di penjara. Kasus korupsi yang “sempat hilang” namun dimunculkan menjelang pension.

Bagaimana dengan cerita sang mantan yang lain. Nah. Aku ingin masukkan dari kawan-kawan..