27 Juni 2019

opini musri nauli : Sungai Bahar


Menyebutkan nama Sungai Bahar, maka terbayang nama tempat di kabupaten Muara Jambi. Semula termasuk kedalam Kecamatan Mestong. Mestong kemudian dikenal sebagai Marga Mestong.

Mestong kemudian dikenal dengan Nama Periai “Mestong Serdadu”. Keturunan dari Kiyai Patih bin Panembahan Bawah Sawo. Bergelar Ngebi SIngo Patih Tambi Yudo. Dengan jabatan Penghulu/Pemangku. Tugasnya memelihara persenjataan.

26 Juni 2019

opini musri nauli : Perdagangan Lada


Dari dulu saya penasaran dengan istilah "Bahar". Di Kabupaten Muara Jambi, dikenal daerah "Sungai bahar". Walaupun bahar kemudian menunjukkan Sungai, namun istilah bahar sendiri saya tetap penasaran.


Namun "mutiara" ini saya temukan. 

24 Juni 2019

opini musri nauli : Simalaka Zonasi



Akhir-akhir ini, issu zonasi terhadap Sekolah menjadi wacana public yang memantik kontroversial. Zonasi (dulu dikenal dengan istilah rayon) adalah menempatkan anak-anak disekitar sekolah didekatnya. Sehingga tidak terjadi penumpukkan satu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain.

21 Juni 2019

opini musri nauli : Ilmu Kampung




Dulu saya tidak mengerti. Mengapa orang-orang tua kampong menyekolahkan anaknya di pesantren sejak tamat SD.

Terbayang. Masa kanak-kanak harus berpisah, jauh dari orang tua, merantau ke negeri yang belum pernah didatangi.

18 Juni 2019

Berita Jambi : Lembaga Adat Batanghari Gelar Diskusi Tentang Marga dan Batin




Sejak gugurnya Sultan Thaha pada 1904 nan silam, berdasarkan Peta Kerajaan Jambi maupun Keresidenan Jambi diperpustakaan Belanda, banyak peta tentang Margo dan Batin, atau Peta Wilayah Administratif nya, tidak lengkap ataupun tidak ditemukan, termasuk Batanghari.

Berangkat dari pada itu, Lembaga Adat Batanghari mengadakan diskusi mengupas tentang Margo dan Batin yang merupakan wilayah admistratif kecamatan yang dipimpin seorang Pesirah, Sabtu kemaren (15/06/2019) di Rumah Lembaga Adat Batanghari Muara Bulian.

12 Juni 2019

opini musri nauli : Batanghari Dalam Ingatan Masyarakat Melayu Jambi




KABUPATEN BATANGHARI DALAM INGATAN MASYARAKAT MELAYU JAMBI
Musri Nauli[1]


Menyebutkan Kabupaten Batanghari sebagai wilayah di Provinsi Jambi tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang Marga dan Batin di Jambi.

Berdasarkan peta Schetkaart Resindentie Djambi Adatgemeenschappen (Marga’s), Tahun 1910 disebutkan Marga[2]/batin yang berada di Kabupaten Batanghari terdiri dari Batin XXIV, Marga Maro Sebo Ulu, Marga Kembang Paseban, Marga Maro Sebo Tengah, Marga Maro Sebo Ilir, Marga Pemayung Ulu, Marga Pemayung Ilir dan Marga Mestong. Peta juga menyebutkan Batin 5 berpusat di Matagoal[3].

Batin XXIV berpusat di Durian Luncuk[4]. Marga Marosebo UIu berpusat di Sungai Rengas[5]. Marga Kembang Paseban berpusat di Mersam[6]. Marga Marosebo Tengah berpusat di Tembesi[7].. Marga Marosebo Ilir berpusat di Terusan[8]. Marga Pemayung Ulu berpusat di Bajubang dan kemudian pindah  Muara Bulian[9]. Marga Pemayung Ilir berpusat di Lubuk Ruso[10].  dan Marga Mestong berpusat di Sungai Duren[11].

Batin XXIV dikenal sebagai batin (asal) [12]  yang menguasai wilayah Batin XXIV. 5 Orang di Pasir Panjang, 8 orang di Durian Luncuk, 6 Orang di Teluk Mampir dan 5 orang di Koto Buayo.

opini musri nauli : NAK

NAK

Nak. Ayahmu bukankah keturunan kaya. Bukan juga mempunyai kekayaan.
Namun ayahmu berjanji. Mengajakmu kelilingi dunia. Menatap dunia dengan keindahannya.
Pergilah. letakkan gadgetmu. Tinggalkan ruangan.
Pergilah menghirup udara segar.


Lihatlah indahnya Indonesia.
Gunung, Danau, Laut, bukit, Sungai.
Air yang mengalir.
Udara sejuk dipagi hari.
Pohon yang terus memancarkan kesejukan.
udara bersih yang terus memancarkan aura kehidupan.

11 Juni 2019

opini musri nauli : Wisata




Membicarakan Sumatera Barat (Minangkabau) tidak henti-hentinya sebagai pusat pariwisata. Dimulai dari tepian laut Pesisir Pantai Barat Sumatera, Danau (Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diateh), Gunung (Gunung Singgalang, Gunung Merapi dan Gunung Tandikat) maupun berbagai tempat wisata lain.

Lihatlah panorama wisata di Minangkabau. Selalu dituturkan dengna Seloko, Tambo, lagu maupun syair yang lekat diingatan. Tambo (batas) Minangkabau selalu disebutkan “Sampai ka ombak nan badabua”.

opini musri nauli : Membaca Arah Pilgub Jambi


Jam mulai berputar untuk menuju Pilgub Jambi.  Persaingan untuk menjadi Gubernur Jambi semakin seru paska ditetapkan Fachrori Umar (FU/Wakil Gubernur) tanggal 13 Februari 2019.

Sebagai “petahana’, FU adalah incumbent setelah ditetapkan menjadi Gubernur menggantikan Zumi Zola (ZZ) paska “diberhentikan” menjadi Gubernur Jambi tanggal 10 April 2018 setelah vonis kasus korupsi tidak bisa diremehkan. Selama 10 tahun menjadi bagian penting (sebagai Wakil Gubernur 2010-2015 dan Wakil Gubernur 2016-2018), posisi FU adalah bagian yang mewarnai politik Jambi 10 tahun terakhir.

10 Juni 2019

opini musri nauli : Episentrum




Mari kita lupakan suasana hiruk pikuk Pilpres 2019 yang memekakkan telinga. Mengganggu nurani. Mari kita sejenak melihat peradaban adiluhung pusat Episentrum Sumatera Tengah (Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu). Peradaban yang diwariskan sejak zaman Pagaruyung.

Sebagai ‘Episentrum” peradaban Sumatera Tengah, Sumbar yang mempengaruhi peradaban disekitarnya seperti Jambi, Riau, Bengkulu, mempunyai peradaban adiluhung.

Entah dengan Seloko “Adat bersendikan Syara’. Syara’ bersendikan Kitabullah’ yang kemudian termaktub didalam Peraturan Daerah di berbagai provinsi, “struktur social” seperti “ninik mamak-tuo tengganai-alim ulama-cerdik pandai” atau istilah lain seperti “tiga tungku sejaringan”.

04 Juni 2019

opini musri nauli : hina


“Warung kok masih buka ?. Apakah yang datang tidak berpuasa ?’, Terdengar teriakan dari sudut jalan.

Akupun tersenyum sembari bertanya ?. Apakah yang datang tidak berpuasa ? Mengapa mereka tidak berpuasa ?. Apakah mereka bukan beragama muslim ? Apakah mereka tengah musafir ?. Apakah mereka memang tidak diwajibkan tidak berpuasa ?. Apakah karena perempuan sedang “datang bulan”, atau tengah menyusui atau memang tidak diwajibkan untuk berpuasa ?.

01 Juni 2019

opini musri nauli : Indonesia semakin Misuwur



Akhir-akhir ini, Indonesia menjadi perhatian dunia. Mulai 1 Mei 2019, Indonesia resmi menjabat Ketua Dewan Keamanan (DK) PBB. Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB sendiri akan mengambil tema 'Investing in Peace Including Safety and Performance of UN Peace Keeping'.