Karen Amstrong
sendiripun pernah mengatakan “homo religius[1]”.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk religious. Manusia mulai menyembah
dewa-dewa segera setelah mereka menyadari diri sebagai manusia ; Mereka
menciptakan karya-karya seni. Sebagaimana seni, agama merupakan usaha manusia
untuk menemukan makna dan nilai kehidup ditengah derita yang menimpa wujud
kasatnya.
Homo religius
secara institusi adalah prestasi simbolik, mitikal dan ritual atas
peristiwa-peristiwa. Aristoteles kemudian menempatkan Tuhan sebagai monoteis[2].