Entah mengapa sudah beberapa hari, sang burung tidak jua datang menemui sang Kura-kura.
Biasanya. Setiap pagi, sang burung selalu datang. Mengabarkan cerita dari berbagai tempat yang dikunjungi. Bercerita kepada kura-kura.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
Entah mengapa sudah beberapa hari, sang burung tidak jua datang menemui sang Kura-kura.
Biasanya. Setiap pagi, sang burung selalu datang. Mengabarkan cerita dari berbagai tempat yang dikunjungi. Bercerita kepada kura-kura.
Terlihat kegundahan hati kurang-kura. Sudah beberapa hari sang burung tiada terdengar kabarnya lagi. Sang burung belum juga bercerita tentang perjalanannya.
“Apakah sang burung lupa dengan cerita setiap pagi ?”, gundah sang kurang-kura.
Tiada terdengar suara burung yang senantiasa berada di ketinggian pohon. Sang kura-kura benar-benar gundah.
Sudah beberapa hari ini, sang burung tiada memberikan cerita. Apakah sang burung tidak mau lagi bercerita dan berteman dengan sang kura-kura ?
Terdengar suara kepakkan sayap. Di ranting atas.
“Wahai, sang kura-kura. Apakah engkau dibawah pohon ?”, tanya sang burung.
“Wahai, burung. Mengapa beberapa hari ini engkau tidak datang ?”, tanya sang kura-kura heran.
Terdengar kepakkan sayap dari Burung. Hinggap di pepohonan. Tidak lama kemudian sang burung bersenandung. Terdengar suaranya lirih.
“Ada apa, wahai sang burung. Mengapa hari ini engkau bermuram durja ?”, tanya sang kura-kura heran. Padahal Hampir setiap hari sang burung bernyanyi.
“Benar, wahai kura-kura. Hari ini aku Sedang berduka. Sehingga aku kemudian bersenandung. Mengusir kegalauan hatiku”, jawab sang burung.
Terdengar suara burung bernyanyi dipagi hari.
“Tralalla.. Tralalala.. Trilili.. Trilili”, suara burung di pagi hari. Suaranya nyaring. Melengking. Memecah kesunyian di Pagi hari.
Setelah menempuh perjalanan panjang, hinggaplah burung di sebuah pohon. Terdengar sayup-sayup suara memanggil. “Hai burung, mengapa engkau hinggap di pohon. Turunlah kesini. Mari kuceritakan kepadamu tentang dunia.
"Wahai, sang kura-kura.. Aku mohon maaf kepadamu.. Beberapa pagi tidak sempat menemuimu. Perjalananku yang jauh tidak sempat pulang ke sarangku" Pinta sang burung..
"Wahai, sang burung.. Daku minta maaf kepadamu.. Beberapa pagi tidak sempat menemuimu.. Hujan mengguyur pohon tempat sarangku.
Aku tidak bisa keluar sarang.. Belum lagi dingin menerpa.. Tapi percayalah, engkau kura-kura.. Aku selalu ingat akan janjiku.. Namun kuasaku yang tidak bisa dan menghalangiku keluar dari sarang" cerita sang burung..
"Wahai, sang burung. Maukah engkau mendengarkan ceritaku ? Sambut sang kura-kura sedih..
"Ada apa, kura-kura.. Senang sekali aku mau mendengarkan ceritamu.. Tapi mengapa engkau bersedih ? Tanya sang burung sambil hinggap di ranting dekat kura-kura mulai bercerita..
Belum sempat sang burung hinggap di ranting kecil, tempat bersandar setiap pagi, berteriaklah sang kura-kura..
"Wahai, sang burung.. Lanjutkan cerita tentang air sungai yang engau ceritakan kemarin pagi", Ujar sang Kura-kura penasaran..
"Wahai, Sang burung.. Cerita apa hendak kau sampaikan pagi ini", sambut sang kura-kuran senang. Burung datang setiap pagi hari sembari bercerita kepada kura-kura..
"Kura-kura.. Maafkan aku yang tidak datang kemarin pagi. Hari hujan mengguyur tempatku.. beranjak bangun. Jerami hangat tubuhku membuatku malas keluar dari sarang. Siang hari barulah Mentari menampakkan wajahnya", Pinta sang burung sebelum kura-kura bertanya...
"Wahai, kura-kura.. aku datang" Teriak sang burung dari kejauhan..
"Ahai. Aku tahu engkau akan datang'. Sambut sang kura-kura gembira..
"Wahai sang burung. Mengapa engkau kemarin tidak datang.. Aku sudah lama menunggu kabar dirimu", teriak kura-kura sambil menunjukkan wajah kecewanya..
"Ahai, Kura-kura.. Di tempatku hujan lebat sekali.. Paruhku tidak dapat melewati hujan.. Aku mohon maaf. Tidak bisa bercerita kepadamu.. " Pinta sang Burung.
Sudah berapa lama kura-kura menunggu kedatangan sang burung. Dengan sabar sang kura-kura terus menunggu cerita dari sang burung. Tapi Burung yang ditunggu tidak datang..
Setelah menempuh perjalanan panjang, hinggaplah burung di sebuah pohon. Terdengar sayup-sayup suara memanggil..
“Hai burung, mengapa engkau hinggap di pohon. Turunlah kesini. Mari kuceritakan kepadamu tentang dunia.