Sungguh aneh. Kota
Jakarta sebagai Ibukota Negara, “miniatur Indonesia, “tempat
masyarakat Indonesia berkumpul”, 70% uang berputar, multi etnik,
multi agama, kota tua dalam sejarah panjang Indonesia, masih ada
“sedikit” penduduknya masih berfikir kolot, rasial, diskriminasi,
bias gender. Tuntutan agar Lurah Lenteng Agung “diberhentikan”
dengan alasan “perempuan dan beragama Protestan”. Tuntutan
“mundur” dibumbuhi cerita tanda tangan dan KTP dan disampaikan
kepada Jokowi dan Ahok.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..