Akhir-akhir
ini gonjang-ganjing politik kontemporer mulai menarik perhatian public.
Pertemuan pimpinan 6 partai pendukung Jokowi di Istana kemudian disambut dengan
pertemuan SBY – Prabowo di Kuningan. Politik kemudian mengarah kepada bakal
calon Presiden yang mengerucut kepada Jokowi dan Prabowo. Jokowi kemudian
menjadi sorotan. Namun SBY yang menjadi bintang. Bintang yang menguasai
panggung dan menggunakan medium sebagai “centrum’ untuk mengendalikan issu.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
31 Juli 2018
opini musri nauli : MEMAHAMI DIKSI SETAN
Akhir-akhir ini, kita dipaksa menerima
pemberitaan tentang politik yang menggunakan kata “Setan’. Entah apa yang
dimaksudkan dengan kata “setan’. Namun kata itu ditujukan diluar kelompok yang
dimaksudkan.
Kata “Setan” dimulai dari “laskar” yang bertujuan
untuk menghancurkan “setan”, maka kata “setan” kemudian mengemuka.
Kata Setan menjadi “Demarkansi” yang memisahkan
antara satu kelompok dengan kelompok lain. Menjadi pembatas dan pembeda. Garis
yang kemudian menjadi “medan tarung” sebagai perjuangan politik.
Langganan:
Postingan (Atom)