23 Maret 2017

opini musri nauli : BU PATMI – MELAWAN DENGAN DIAM


Bu Patmi. Namanya pendek. Tanpa dialek. Tenang, teduh, tanpa suara. Berdiam di depan istana. Semua mengharu-biru ketika sendok semen pertama kali kemudian dituangkan kedalam kotak yang berisi kaki. Air mata kemudian tidak sadar menetes. Dari kejauhan, rasa sesak tidak dapat disembunyikan.


Ya. Bu Patmi adalah barisan 9 orang perempuan kendeng. Melawan tanpa suara. Bersenandung. Tapi tetap kukuh bertahan. Mengajarkan arti perlawanan. Melawan berbagai kekuatan Negara yang mengepungnya.

opini musri nauli : Guru dan Guru Besar



“Nauli. Buat tulisan 70 tahun usia Prof. Rozali”. Demikian kabar dari seberang telephone. Permintaan itu kemudian saya penuhi.

Itulah kenangan yang berkesan ketika Guru saya meminta (lebih tepat menyuruh) membuat opini tentang Prof. Rozali. Tulisan ini kemudian dimasukkan kedalam Bunga rampai Prof. Rozali Abdullah”. Guru besar sekaligus penguji utama saya ketika ujian skripsi 21 tahun yang lalu.