18 September 2018

opini musri nauli : M. TAUFIK – Sang Hattrick


Mari kita lupakan sejenak tentang kasus yang membelit M. Taufik sebagai Ketua KPU Jakarta. Mari kita lupakan sejenak tentang kasus yang kemudian membuat modal untuk mengajukan Judicial review PKPU 20/2018.
Tapi mari kita lihat “daya tarung” M. Taufik yang memporak-porandakan jagat politik kontemporer.


Ya. Dengan JR, M. Taufik kemudian menghancurkan “suara public” agar Caleg tidak berasal dari mantan koruptor. JR kemudian “dimenangkan” dan berhasil meraih “hattrick” mengalahkan KPU dan Menkumham.
Belum usai kegembiraan meraih kemenangan, bintang M. Taufik kembali meroket. Diusulkan namanya sebagai pengganti Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur Jakarta membuat “pertarungan” di Jakarta semakin menarik.

Suara “himbauan” PKS yang rela calon Wakil Presiden untuk kader Partai Gerindra dan berkeinginan meraih Wakil Gubernur kemudian “berhadapan” dengan M. Taufik. “Petarung” tangguh yang baru memenangkan hasil pertempuran.

Dengan “tegas’, M. Taufik tidak mau mundur dari pencalonan dan menyerahkan proses politik pengganti Sandiaga Uno di DPRD Jakarta.  Dengan enteng M. Taufik kemudian mengajak PKS agar menyerahkan nama dan dipilih anggota DPRD Jakarta.

Sebuah “pertarungan” ringan setelah memenangkan pertarungan nasional. M. Taufik membawa segenggam harapan penuh dengan keyakinan melihat peta local di DPRD Jakarta.

Pertarungan Partai Gerindra dan PKS didalam pemilihan Wakil Gubernur Jakarta merupakan sebuah “pertarungan terbuka’. Melambangkan kekuatan suara Partai Gerindra dan PKS di Jakarta. Sekaligus mengukur kesolidan kedua partai didalam pilpres 2019.

Sebagian berusaha “menyepikan” tentang pertarungan terbuka PKS dan Partai Gerinda dengan issu pilpres 2019. Selain menutupi kenyataan pertarungan, suasana pemilihan Wakil Gubernur diharapkan tidak mengganggu pilpres 2019.

Namun dengan lugas, wawancara M. Taufik yang menggambarkan pertarungan di DPRD adalah gambaran politik dan pengaruh partai di parlemen. Tidak lupa menyelipkan kalimat “Yang memilih khan teman-teman kita sehari-hari. Yakinkanlah” ujarnya yakin. Suasana “api dalam sekam” yang bisa meledak dan mengganggu pilpres 2019.

Tidak salah kemudian Orang Jambi sering menyebutkan sebagai “berebut tuah’.

Membaca arah dukungan anggota DPRD Jakarta, kemenangan M. Taufik cuma masalah waktu. Suara tersirat akan diraih M. Taufik mengalahkan nama yang disodorkan PKS.

Kok hattrick ? Khan mengalahkan KPU dan Menkumham ? Baru dua.

Mengalahkan PKS didalam pemilihan Wakil Gubernur Jakarta merupakan point ketiga.  Angka satu point dan “hattrick” yang berhasil diraih M. Taufik.

Makanya membaca sampai selesai.