Mari
kita lupakan sejenak tentang kasus yang membelit M. Taufik sebagai Ketua KPU
Jakarta. Mari kita lupakan sejenak tentang kasus yang kemudian membuat modal
untuk mengajukan Judicial review PKPU 20/2018.
Tapi
mari kita lihat “daya tarung” M. Taufik yang memporak-porandakan jagat politik
kontemporer.
Ya.
Dengan JR, M. Taufik kemudian menghancurkan “suara public” agar Caleg tidak
berasal dari mantan koruptor. JR kemudian “dimenangkan” dan berhasil meraih “hattrick”
mengalahkan KPU dan Menkumham.
Belum
usai kegembiraan meraih kemenangan, bintang M. Taufik kembali meroket.
Diusulkan namanya sebagai pengganti Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur Jakarta
membuat “pertarungan” di Jakarta semakin menarik.
Suara
“himbauan” PKS yang rela calon Wakil Presiden untuk kader Partai Gerindra dan
berkeinginan meraih Wakil Gubernur kemudian “berhadapan” dengan M. Taufik. “Petarung”
tangguh yang baru memenangkan hasil pertempuran.
Dengan
“tegas’, M. Taufik tidak mau mundur dari pencalonan dan menyerahkan proses
politik pengganti Sandiaga Uno di DPRD Jakarta. Dengan enteng M. Taufik kemudian mengajak PKS
agar menyerahkan nama dan dipilih anggota DPRD Jakarta.
Sebuah
“pertarungan” ringan setelah memenangkan pertarungan nasional. M. Taufik
membawa segenggam harapan penuh dengan keyakinan melihat peta local di DPRD
Jakarta.
Pertarungan
Partai Gerindra dan PKS didalam pemilihan Wakil Gubernur Jakarta merupakan
sebuah “pertarungan terbuka’. Melambangkan kekuatan suara Partai Gerindra dan
PKS di Jakarta. Sekaligus mengukur kesolidan kedua partai didalam pilpres 2019.
Sebagian
berusaha “menyepikan” tentang pertarungan terbuka PKS dan Partai Gerinda dengan
issu pilpres 2019. Selain menutupi kenyataan pertarungan, suasana pemilihan
Wakil Gubernur diharapkan tidak mengganggu pilpres 2019.
Namun
dengan lugas, wawancara M. Taufik yang menggambarkan pertarungan di DPRD adalah
gambaran politik dan pengaruh partai di parlemen. Tidak lupa menyelipkan
kalimat “Yang memilih khan teman-teman kita sehari-hari. Yakinkanlah” ujarnya
yakin. Suasana “api dalam sekam” yang bisa meledak dan mengganggu pilpres 2019.
Tidak
salah kemudian Orang Jambi sering menyebutkan sebagai “berebut tuah’.
Membaca
arah dukungan anggota DPRD Jakarta, kemenangan M. Taufik cuma masalah waktu.
Suara tersirat akan diraih M. Taufik mengalahkan nama yang disodorkan PKS.
Kok
hattrick ? Khan mengalahkan KPU dan Menkumham ? Baru dua.
Mengalahkan
PKS didalam pemilihan Wakil Gubernur Jakarta merupakan point ketiga. Angka satu point dan “hattrick” yang berhasil
diraih M. Taufik.
Makanya
membaca sampai selesai.