26 Maret 2021

opini musri nauli : Marga Kembang Paseban (2)

 



Marga Kembang Paseban berbatasan dengan Marga Marga Maro Sebo Ulu yang berpusat di Sungai Rengas. Marga Maro Sebo Ilir di Danau Embat. 

Sedangkan menurut Marga Maro Sebo Ulu yang berbatasan dengan Marga Kembang Paseban ditandai dengan seloko “terus menuju ke Bukit Bakar menuju ke duren kembar tigo – menuju ke muaro sungai besar ( makam ) menuju ke pematang palak beruk berbatasan dengan Desa Rantau Gedang dan Belanti Jaya kecamatan 


Sedangkan menurut Marga Maro Sebo Tengah, batas antara Marga Sebo Tengah Mersam dengan Marga Kembang Paseban ditandai dengan “Bukit Gajah”.

opini musri nauli : Marga Kembang Paseban




Marga Kembang Paseban merupakan tempat “Paseban” duduk berunding antara marga VII Koto, Marga IX Koto Dan Marga Jebu. Pasebanan adalah balai persidangan. Tempat menyelesaikan perselisihan. Dipusatkan di Pasebanan. Marga Kembang Paseban berpusat di Mersam. 


Dusun asal yang termasuk kedalam Marga Kembang Paseban terdiri dari Dusun Mersam, Dusun Sengkati Gedang, Dusun Sengkati Kecik, Dusun Benteng, Dusun Sungai Puar, Dusun Rantau Gedang, Dusun Teluk Melintang, Dusun Benteng, Dusun Pematang Gadung. Dusun Mersam dipimpin seorang Depati. Sedangkan diluar dari Dusun Mersam dipimpin seorang Ngebi. 


Gelar kepada Dusun Mersam dikenal Tumenggung Moko-moko.

25 Maret 2021

opini musri nauli : Gumaman Para Punggawa

 


“Tuanku, mengapa pintu depan Istana Astinapura belum juga dibuka ?. Apakah Raja yang telah memenangkan pertarungan di alun-alun Istana tidak dapat dilantik ?”, tanya sang punggawa heran. Sembari merapikan pakaian hulubalang menjaga pintu depan Istana. 


“Wahai para hulubalang Istana Astinapura. Memang pertarungan dimenangkan Raja Muda yang berhasil menaklukan para musuh-musuhnya di alun-alun Istana. Namun ada tudingan sang Raja Muda melakukan kecurangan digelanggang. Sehingga para Depati kemudian memerintahkan pertarungan ulang ?’, jawab Punggawa menjawab pertanyaan sang Hulubalang. 

opini musri nauli : Marga Kembang Paseban

 



Marga Kembang Paseban merupakan tempat “Paseban” duduk berunding antara marga VII Koto, Marga IX Koto Dan Marga Jebu. Pasebanan adalah balai persidangan. Tempat menyelesaikan perselisihan. Dipusatkan di Pasebanan. Marga Kembang Paseban berpusat di Mersam. 


Dusun asal yang termasuk kedalam Marga Kembang Paseban terdiri dari Dusun Mersam, Dusun Sengkati Gedang, Dusun Sengkati Kecik, Dusun Benteng, Dusun Sungai Puar, Dusun Rantau Gedang, Dusun Teluk Melintang, Dusun Benteng, Dusun Pematang Gadung. Dusun Mersam dipimpin seorang Depati. Sedangkan diluar dari Dusun Mersam dipimpin seorang Ngebi. 

24 Maret 2021

opini musri nauli : Anak Muda


Bertemu dengan anak muda, masih kuliah, badan kerempeng membuat adrenalin Tetap berpacu. 


Berbagai gagasan kemudian lahir. Berbagai rencana kemudian disusun. Entah terkabul atau tidak. 


Namun bermimpi, berangan-angan maupun cuma sekedar cerita Tengah malam, bagiku tidak Penting. 


Yang akan dikenang oleh putaran waktu, apakah photo ini kemudian akan menjadi sejarah yang bisa diputar ulang. 


Bak “remote waktu” atau “mesin pemutar waktu”, photo ini akan menjadi kenang-kenangan indah.  

opini musri nauli : Asas Keadilan (2)

 



Setelah sebelumnya defisini yang menjelaskan tentang Adil yang kemudian ditempatkan kebersamaan setiap orang. Tanpa memandang jenis kelamin, umur, suku bangsa, warna kulit, agama, ras dan kewarganegaraan. 


Maka pada kesempatan kali ini, Keadilan ditempatkan sebagaimana peruntukkannya. 

23 Maret 2021

opini musri nauli : Memantapkan Kemenangan Al Haris-Sani



Ketika mendengarkan putusan MK yang kemudian memerintahkan dilakukan PSU di 88 TPS terdengar suara teriakkan. 


“Allahu Akbar”, teriak menggema di berbagai slide zoom meeting. Acara yang digagas oleh Media center tim Pemenangan Al Haris-Sani. 


Tidak ada kekesalan, gerutukan, gomelan dari Seluruh yang Hadir. 

opini musri nauli : Membaca Putusan MK

 


Ketika gegap gempita putusan MK terhadap perselisihan pilkada Gub Jambi 2020 dapat ditafsirkan dari berbagai sudut pendekatan. Entah yang menganggap sebagai “kemenangan tertunda”, “kemenangan yang Kandas”, kemenangan yang akan diraih”. 

opini musri nauli : BANG MUCHTAR - Tabir Pembuka Jalan

 


Ketika mendapatkan kabar meninggalnya Prof. Dr. Muchtar Pakpahan (aku lebih Bang Muchtar. Walaupun dalam pembicaraan kami lebih suka memanggail bang MP), seorang tokoh Buruh, seketika ingatanku berputar puluhan tahun yang lalu. 


Kisah bermula ketidaksengajaan. Waktu itu sedang membongkar-bongkar lemari persiapan adikku yang hendak melangsungkan pernikahan. 

22 Maret 2021

opini musri nauli : Selamat Jalan, bang MP

Saya dan Keluarga besar mengucapkan duka mendalam kepada abangku, mentorku, motivasiku sekaligus inspirator yang terus memihak kepada buruh. 

Dr. Muchtar Pakpahan, seorang tokoh buruh. Yang rela meninggalkan seluruh atribut akademisi. Memilih mendampingi buruh (dalam tekanan orde baru).