Saya dan Keluarga besar mengucapkan duka mendalam kepada abangku, mentorku, motivasiku sekaligus inspirator yang terus memihak kepada buruh.
Dr. Muchtar Pakpahan, seorang tokoh buruh. Yang rela meninggalkan seluruh atribut akademisi. Memilih mendampingi buruh (dalam tekanan orde baru).
Pilihan memilih kepada buruh mengingatkan pilihan intelektual organik.. Bukan nyaman dengan akademi yang dikenal dengna intelektual mekanik.
Setiap bait-bait katanya memilih terhadap nasib buruh. Entah didalam lagunya, didalam doanya ataupun didalam setiap nafas perjuangan..
Selamat jalan, bang, guru dan motivator..