02 Juli 2022

opini musri nauli : Alam Barajo (2)


Melanjutkan diskusi tentang alam Barajo atau “batangnya alam barajo, menurut S Budhisantoso, dkk didalam bukunya “Kajian Dan Analisa Undang-undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi, disebutkan Cerita rakyat yang bernilai sejarah yang berisi asal-usul keturunan kalbu atau Kerajaan Yang Dua Belas Bangsa. Keturunan tersebut diungkapkan lengkap dengan nama perisai (Kerajaan atau Kalbu), keturunan, gelar, jabatan, tugas dan lokasi wilayahnya. 


Nama Perisai Tujuh Koto Sembilan Koto, keturunan Sunan Pulau Johor, Gelar Paku Negoro, Jabatan Tumenggung, Tugas menunggu rumah Pusaka Sunan Pulau Johor dan Pegawai kerajaan, Lokasi Mersam, Sengkati Baru, Malapari, Tantan, Bungin Petar, Kumpeh, Sungai Abang untuk kerajaan Tujuh Koto. Lokasi Sembilan Koto, Teluk Kuali, Tanjung Aur, Dusun Danau, Teluk Jambu, Rantau Langkap, Rambutan, Jambu, Pagar pudding, dan Sungai Rambai.

opini musri nauli : Melihat Langkah Jokowi - Rusia-Ukrania

 


Mengikuti Langkah politik ke berbagai negara Eropa memang menarik untuk diikuti.  Sebagaimana yang dituliskan berbagai media, rangkaian panjang perjalanan Jokowi seperti ke Jerman untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. 


Forum G-7 terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Kanada, Jepang dan Inggris. Kebetulan ketujuh negara tersebut juga merupakan bagian dari anggota G20.

01 Juli 2022

opini musri nauli : Alam Barajo

 


Ditengah-tengah masyarakat Melayu Jambi dikenal seloko “Batangnya alam Barajo” atau biasa juga disebut “alam Barajo”. 


Adapun adagium ”Batangnyo Alam Barajo” yaitu daerah Teras Kerajaan 12 Suku/Bangso. 


Suku/bangsa Melayu adalah Jebus meliputi Sabak dan Dendang, Simpang, Aur Gading, Tanjung dan Londrang.

Negeri Astinapura : Murka Sang Raja


 

Alangkah murkanya sang Raja Astinapura. Mendapatkan bentuk sesajian dari punggawa kerajaan. 


“Wahai, Sang punggawa. Mengapa engkau begitu teledor mempersiapkan sesajian kepada sang Dewata Agung yang tidak sesuai dengan tata krama kerajaan Astinapura ? 

opini musri nauli : Ulu Kozok - Sang Puzzle menyambung Sejarah Jambi


Dengan terbitnya Buku “Kitab Undang-undang Tanjung Tanah – Naskah Melayu Yang Tertua,  sang Maestro Ulu Kozok menjawab pertanyaan yang selama ini membelenggu dan mengganggu pemikiran saya. 


Apabila kita melihat jejak peninggalan di Jambi, dimulai dari jejak zaman Megalitikum yang ditandai dengan peninggalan Batu berundak di Kerinci, Serampas dan Dusun Tuo, kemudian dilanjutkan dengan jejak Candi Muara Jambi yang tidak terpisahkan dengan Agama Budha dan kemudian jejak Islam, lalu pertanyaan muncul. 

Breaking News


 

Sehubungan dengan banyaknya telp, konfirmasi ataupun menghubungi saya, maka dengan ini, saya sampaikan.

Nomor ini sama sekali tdk pernah saya gunakan..

29 Juni 2022

opini musri nauli : Hukum Waris Islam (3)


Menurut Kompilasi Hukum Islam, ketentuan yang mengatur tentang Hukum Islam, dimana mengenai warisan juga diatur dikenal pembagian waris islam. 


Sebelum harta warisan dibagi oleh ahli waris maka harus ditentukan dulu. Seperti Ahli waris yang berhak, total warisan, bagian dari Ahli waris, menghitung pembagian dan nilai yang akan dibagikan. 

opini musri nauli : Datuk Mangku Bumi Setio Alam

 

Al Haris sebagai Gubernur Jambi kemudian diberikan gelar Datuk Mangku Bumi Setio Alam oleh Lembaga Adat Melayu Jambi. Gelar adat diberikan kepada orang yang dianggap berjasa terhadap perkembangan Adat Melayu Jambi sekaligus juga menempatkan agar orang diberi gelar adat mampu meneladani sikap hidupnya sehari-hari bagi kepentingan orang banyak. Terutama bagi masyarakat yang membutuhkan keteladanan dari sang Pemimpin. 


Ditengah masyarakat Melayu Jambi, setiap kata sekaligus makna yang tersirat didalam pemberian gelar adat  terkandung cerminan dari gelar yang diberikan. 

opini musri nauli : Padek

 



Secara sekilas, Masyarakat Melayu Jambi sering menyebutkan padek. Padek dapat diartikan sebagai orang pintar. 


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pintar adalah cakap, cerdik, banyak akal dan mahir. 

Launcing Buku

 

Senang sekali menjadi pemantik (lebih tepat sebagai kompor) atas launcingnya buku "menghadang Hegemoni oligarki". Karya Filosof Khusnul Zaini.


Pengen sekali menuliskannya dalam pokok-pokok pikiran. Namun terkendala dengan waktu..