07 Juni 2014

opini musri nauli : SIAPA DIRIMU



Ketika aku memilih sebuah nama.

Kau maki aku dengna kata-kata kasarmu. “Ngapaian pilih dia”. Suaramu keras menggelar. Memekakkan gendang telingaku.

06 Juni 2014

opini musri nauli : Skor untuk Mahfud, MD




Terlalu sayang melupakan dan menceritakan pandangan publik mengenai Mahfud MD seorang “negarawan” yang menjadi tim pemenangan kandidate Presiden Prabowo – Hatta.

Terlalu sayang “sikap” Mahfud MD yang kemudian menjadi “tim” penting Prabowo – Hatta.

Sikap ini berangkat untuk mengukur “negarawan” Mahfud, MD dalam tarik menarik “pilpres 2014”.

04 Juni 2014

opini musri nauli : Jokowi, Adian Napitupulu dan Ahok





Banyak yang pesimis terhadap perkembangan politik kontemporer Indonesia. Banyak yang tidak percaya “Partai” merupakan instrumen demokrasi di negara modern. Agama, warna kulit, suku tidaklah menjadi “ukuran” demokrasi. Kekuatan oligarkhi politik, politik dinasti, modal yang besar “memasuki” dunia politik.

opini musri nauli : Mencari “Pemimpin



Usai sudah penetapan Capres/cawapres 2014. Usai sudah penetapan nomor urut Capres/Cawapres 2014. Tinggal kita “mempersiapkan” diri melihat kampanye yang dilakukan oleh para tim sukses.


Tentu saja banyak analisa tentang kemenangan Pilpres. Banyak prediksi, perkiraan siapa yang menjadi pemenang Pilpres. Banyak yang memberikan pendapat “siapa yang pantas” menjadi pemimpin di Republik Indonesia.

03 Juni 2014

opini musri nauli : Blusukan, Turba dan Sidak



Tiba-tiba istilah “blusukan” menjadi istilah kosakata yang paling sering dibicarakan Pilpres. Istilah yang digunakan media ketika melihat kegiatan Jokowi yang sering turun ke lapangan. Jokowi turun ke gorong-gorong, duduk di warung, mendatangi puskesmas, kantor camat, kantor lurah. Jokowi nyelonong ke rumah-rumah penduduk. Jokowi mampir ke kantor LSM (YLBHI, SPI, AMAN, WALHI). Media kemudian meliputnya setiap hari dan perjalanan Jokowi menjadi headline di berbagai media.

01 Juni 2014

opini musri nauli : Branding Pilpres 2014


Dalam dunia yang begitu cepat, informasi begitu penting, maka trend dunia sudah berubah.

Dulu orang hanya mengenal produk. Kemudian bergeser mengenal mutu. Namun itupun tidak cukup. Kemudian beralih kemasan. Dan sekarang menjadi branding.


Begitulah dunia yang terus berubah.

31 Mei 2014

opini musri nauli : Adian Napitupulu

 

Setelaha cara “Mata Najwa” dengan menghadirkan Ahmad Yani (PPP) mewakili Prabowo – Hatta dan Adian Napitupulu mewakili Jokowi –Jusuf Kalla, selain sorotan kepada Anies Baswedan dan Mahfud MD, publik juga menyoroti perdebatan antara Ahmad Yani dan Adian Napitupulu (Adian). 

30 Mei 2014

opini musri nauli : KEKELIRUAN PERNYATAAN AHMAD YANI (PPP) DALAM KASUS BUSWAY


Dalam dialog di TV One dengan tema kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta. Dialog dihadiri Ahmad Yani (PPP) mewakili kubu pendukung Prabowo – Hatta, Trimedya Panjaitan (PDIP) mewakili kubu pendukung Jokowi – Jusuf Kalla.


Isu ini memang “memantik” persoalan yang cukup hangat dibicarakan. Kitapun sudah mengetahui arah diskusi. Ahmad Yani “mendorong” agar kasus ini segera diproses secara cepat dan meminta kepada Kejaksaan Agung untuk “memeriksa” Jokowi. Sedangkan Trimedya Panjaitan sepakat agar kasus ini diserahkan kepada pihak yang berwenang. Namun kasus ini jangan dipolitir dengan mengaitkan dengan Jokowi.

opini musri nauli : Ganteng dan Kaya

Tiba-tiba saya menjadi grogi ketika Amien Rais mengatakan harus memilih Presiden yang ganteng dan kaya. Saya grogi selain karena tidak ganteng dan tidak juga kaya. Tidak ganteng seperti Pakde Sartono yang sering “nyeleneh” di Kompasiana. Tapi Apakah betul memang orang memilih karena kegantengan dan kekayaan.


Tapi apakah memang betul, perempuan Indonesia suka pria ganteng dan kaya ?

29 Mei 2014

opini musri nauli : Surat Terbuka Untuk Mahfud, MD



Jambi, 29 Mei 2014
Kepada Yth Bapak Mahfud, MD
di
Jakarta

Dengan Hormat
Sebelumnya saya mendoakan kepada Yang Tuhan Maha Esa agar bapak diberi kesehatan dan dapat berfikir untuk bangsa.


Selanjutnya saya minta maaf mengirimkan surat terbuka kepada bapak. Selain karena saya merasa gelisah dan tidak mesti harus menyampaikan kemana, saya yakin pasti bapak sibuk sehingga saya tidak berkesempatan mengantar surat ini secara langsung.