30 Mei 2014

opini musri nauli : Ganteng dan Kaya

Tiba-tiba saya menjadi grogi ketika Amien Rais mengatakan harus memilih Presiden yang ganteng dan kaya. Saya grogi selain karena tidak ganteng dan tidak juga kaya. Tidak ganteng seperti Pakde Sartono yang sering “nyeleneh” di Kompasiana. Tapi Apakah betul memang orang memilih karena kegantengan dan kekayaan.


Tapi apakah memang betul, perempuan Indonesia suka pria ganteng dan kaya ?
Betul ada perempuan yang menjerit histeris mendengar Julio Iglesias menyanyi. Atau yang rela berduyun-duyun menonton film Brad Pitt. Tapi apakah mereka akan memilih orang seperti Julio Iglesias atau Brad Pitt menjadi cowok idaman atau suaminya ?

Mari kita lihat satu persatu.

Saya mulai mengingat-ngingat mengapa istri saya memilih saya menjadi suaminya yang pasti tidak ganteng dan tidak kaya. (Padahal saya tahu persis, dia rela meninggalkan pacarnya yang kerja di Bank. Dan sudah pasti lebih ganteng dari saya. Sementara saya masih kerja serabutan dan sudah pasti tidak ganteng).

Saya ingat betul. Waktu itu saya tanyakan setelah melahirkan putri pertama. Namun kekagetan saya bermula. Saya pilih karena kamu pintar. Waduh. Tidak menyangka dengan jawaban seperti itu.

Terus saya penasaran. Darimana tahu saya pintar !!! (padahal saya baru tamat kuliah). Pokoknya saya tahu !!! (sambil ketus seakan-akan “diadili” dengan pilihan dan tentu saja tidak mau disalahkan pilihannya).

Saya pergi dan tidak pernah membahasnya lagi. Di kemudian hari barulah dia mengatakan “tuh khan kamu pintar”. Istriku kemudian memberikan alasan yang logis. Lelaki pintar “bisa menenangkan” dan bisa menjawab semua persoalan.

Saya teringat dengan hasil survey yang cukup serius meneliti perilaku remaja (saya tidak menemukan lagi link-nya). Penelitian yang melihat bagaimana pandangan remaja untuk mencari cowok ideal. Judulnya memang sedikit ABG.

Tahun 1980 kecendrungan remaja mencari cowok ideal yang bertampang gagah dengan bodi atletis. Alasannya “merasa adem” dan nyaman dan tenang.

Tahun 1990 kecendrungan ini bergeser. Cowok ideal yang diidam-idamkan remaja putri bertipe urakan, cuek dan senang adventurir. Alasannya “ada tantangan” menaklukan cowok yang cuek, urakan. Cowok cuek dan urakan “biasanya” terkenal.

Namun tahun 2000 kecendrungan ini bergeser lagi. Cowok ideal yang dicari remaja putri bertipe pintar, tekun dan rajin.

Nah. Melihat perilaku kecendrungan remaja putri, maka cowok ideal yang bertipe gagah sebenarnya pada masa tahun 1980. Kita masih ingat dengan Film-film seperti Roy Martin, Rano Karno yang bermain di film “roda-roda gila' atau “Gita Cinta dari SMA”. Lengkap dengan atribut motor cross yang berseliweran di jalan raya.

Selain itu juga Para peneliti Hongaria menerbitkan hasil penelitiannya yang mereka lakukan. Para ilmuwan tersebut berasal dari University of Pécs, gejala memilih suami atau pasangan hidup yang wajahnya mirip dengan sang ayah.

Perempuan memilih suami atau pasangan hidup yang wajahnya mirip dengan sang ayah.  Kecenderungan ini tak hanya berlaku pada kaum Hawa. Para pria pun dapat memiliki kecenderungan memilih istri berwajah mirip ibunya. Riset sebelumnya mengungkapkan bahwa wanita kerap menggunakan sosok ayah sebagai pola atau model dalam memilih pasangan, bahkan bila wanita ini anak adopsi. Fenomena ini menunjukkan bahwa imprinting dapat terjadi bukan hanya karena faktor gen.

Namun tidak ada satupun alasan yang bisa digunakan “kekayaan” menjadikan cowok sebagai tipe ideal

Nah. Amien Rais keliru menafsirkan kecendrungan perempuan Indonesia memandang “ganteng” dan “kaya'”

Atau Amien Rais masih berfikir di tahun 1980-an.