Tampilkan postingan dengan label Perjalanan Betuah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perjalanan Betuah. Tampilkan semua postingan

14 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (20)

 


Sebelum menuju Meribung yang termasuk kedalam Marga Bukit Bulan, Al Haris sempat menerima keluhan dari masyarakat Desa Sungai Nibung yang termasuk wilayah Singkut. 


Membicarakan wilayah singkut tidak dapat dipisahkan wilayah adat Marga Pelawan. Wilayah yang memanjang dari Sarolangun menjelang batas Jambi – Sumsel. Menuju Lubuk Linggau. 


Marga Pelawan berpusat di Pelawan. Peta Belanda tahun 1910 juga menyebutkan Pusat Marga Pelawan di Pelawan. Menurut tutur masyarakat, Pelawan terletak di Dusun Rantau “tak Tenang’. Namun dalam perkembangannya kemudian juga disebutkan “Rantau Tenang”.


opini musri nauli : Perjalanan Betuah (19)



Tidak dapat dipungkiri, perjalanan Al Haris ke Pasar Sarolangun kemudian menarik perhatian masyarakat. 


Sebagai pejabat yang pernah bertugas di Pemerintah Kabupaten Sarolangun, nama Al Haris cukup familiar dikenal masyarakat di Sarolangun. 

13 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (18)


Ketika Al Haris mendatangi Tim Pemenangan ke Desa Sekapur Sirih, Jujuhan, Bungo maka kata Jujuhan tidak dapat dipisahkan dari Marga Jujuhan. 


Marga Jujuhan dikenal sebagai Marga yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat. Didalam Tembo Propinsi Jambi, “berjenjang dari Sialang Belantak Besi, lepas dari Durian Takuk Rajo. Melayang ke Tanjung Semelidu menuju Berajo Nan Seberang”.


11 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (17)

 


Ketika Al Haris kemudian datang menemui sayap pendukug Tim Pemenangan Al Haris-Sani ke Bungo, maka Bungo tidak dapat dipisahkan dari cerita dan tutur masyarakat. 


Bungo merupakan Ibukota Bungo. Dalam sejarah panjang, Masyarakat mengenal sebagai Batin III. Tidak mengenal Batin III Ilir. 


Disebut Batin III terdiri dari tiga dusun asal. Yaitu Dusun Air Gemuruh, Dusun Teluk Panjang dan Dusun Tanjung Menanti. 


Masing-masing dipimpin oleh pemangku Dusun yang disebut Datuk Rio. Sehingga dikenal Datuk Rio Air Gemuruh, Datuk Rio Teluk Panjang dan datuk Rio Tanjung Menanti. Berpusat di Kampung Baru. 


Kemudian diberi gelar Rio Peniti Ulu Bungo (Kampung Baru). Ulu Bungo atau Kampung Baru kemudian dikenal sebagai nama tempat Muara Bungo. Pusat Pemerintahan Kabupaten Bungo. 


10 November 2020

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (16)

 

Ketika Al Haris mendatangi Kecamatan Kuamang Kuning, Kecamatan Pelepat dan Kecamatan Pelepat Ilir, Bungo maka tidak dapat dipisahkan sejarah panjang Marga Pelepat. 


Marga Pelepat dapat ditelusuri apabila menggunakan jalan lintas Sumatera yang melewati Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo. Marga Pelepat langsung berbatasan dengan Marga V Rantau Panjang. Atau Marga yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Merangin. Sehingga dipastikan seluruh wilayah Kuamang Kuning termasuk kedalam Marga Pelepat. 


Selain itu juga wilayah Kuamang Kuning yang terdapat didalam wilayah Kabupaten Merangin justru terletak didalam wilayah Marga Batin V. 


Pusat Marga Pelepat di Senamat. Sedangkan Marga Batin V disebut-sebut di Rantau Panjang. 


Sehingga wilayah Kuamang Kuning adalah wilayah Marga Pelepat dan Marga batin V Merangin. 

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (15)


Setelah melihat batas Jambi – Sumbar yang dikenal sebagai “durian takuk Rajo. Tanjung Samalidu” yang dikenal sebagai “Ikrar Bukit Sitinjau Laut” atau “Deklarasi Bukit Sitinjau Lau”, maka Al Haris kemudian menyampiri basis di Kecamatan VII koto dan Kecamatan VII Koto Ilir. 


Membicarakan Kecamatan VII Koto dan Kecamatan VII Koto Ilir tidak dapat dipisahkan dengan sejarah panjang Marga VII Koto. Marga yang termasuk kedalam wilayah adat kabupaten Tebo yang langsung berbatasan dengan Provinsi Sumbar. 


Dari beberapa tutur yang disampaikan di berbagai tempat, Marga VII Koto dikenal sebagai tempat berkumpulnya “Debalang Raja” untuk menentukan rapat. Pusat Marga di Sungai Abang. 


Marga VII Koto juga dikenal sebagai “jalur” perjalanan Raja Tanah Pilih. Alur perjalanan ini setelah ditempuh dari Marga IX Koto di Teluk Kuali.

09 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (14)



Sebelum mendatangi Dapil 3 Dan dapil 4 terutama ke Rimbo Bujang dan Kecamatan VII Koto dan Kecamatan VII Koto, Al Haris sempat ke perbatasan Jambi – Sumbar. 


Ditengah masyarakat Jambi – Sumbar (baca masyarakat Minangkabau dan Kerajaan Pagaruyung) batas Jambi dikenal sebagai “durian takuk Rajo”. 


Istilah “durian takuk Rajo” tercermin didalam Tembo Provinsi Jambi dan Tambo Pagaruyung. 


Didalam Tembo Propinsi Jambi, “berjenjang dari Sialang Belantak Besi, lepas dari Durian Takuk Rajo. Melayang ke Tanjung Semelidu menuju Berajo Nan Seberang”.

08 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (13)


Setelah perjalanan dari Sungai Bengkal yang termasuk kedalam Marga Petajin Ilir kemudian dilanjutkan ke Tebo Tengah seperti di Muara Tebo yang termasuk kedalam Marga Petajin Ulu, Al Haris kemudian didalam roadshow menyusuri dari Batas Jambi-Sumbar, mampir ke Kecamatan VII koto Ilir dan Kecamatan VII Koto. Kemudian barulah ke Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun.  

Sebelum membahas Kecamatan VII Koto Ilir dan Kecamatan VII Koto yang termasuk kedalam wilayah adat Marga VII Koto, penulis akan mengisahkan tentang Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun. 


07 November 2020

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (12)

 

Melanjutkan perjalanan politik (roadshow) Al Haris di kabupaten Tebo, setelah dari Sungai Bengkal kemudian menuju Muara Tebo. 


Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, Sungai Bengkal sebagai pusat Marga Petajin Ilir, maka Muara Tebo termasuk kedalam wilayah adat Marga Petajin Ulu. Dahulu berpusat di Sungai Keruh. 


Namun didalam peta Belanda “Schetskaart Residentie Djambi – Adatgmeenschappen (Marga’s), selain nama Sungai Keruh juga disebutkan Muara Tebo dan Muara Kilis. 

Opini musri nauli : Perjalanan Betuah (11)


Setelah ke Sungai Bengkal yang termasuk kedalam wilayah Marga Petajin Ilir, Al Haris kemudian melanjutkan roadshow politiknya ke Kecamatan Tebo Iliur, Kecamatan Tebo Tengah dan Kecamatan VII Koto Ilir. 

Dilanjutkan ke Kecamatan Sumay dan Kecamatan Serai Serumpun. 


Apabila menilik nama-nama kecamatan yang telah dijalani maka berbagai kecamatan kemudian menginduk ke Dapil 1, Dapil 2, Dapil 3, Dapil 4. 


Dapil 1 terdiri dari Kecamatan Tebo Ilir, Kecamatan Muara Tabir, Kecamatan Tengah Ilir. Dapil 2 terdiri dari Kecamatan Tebo Tengah, Kecamatan Sumay dan Kecamatan Rimbo Ilir. Dapil 3 terdiri dari Kecamatan Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu. Dan Dapil 4 terdiri dari Kecamatan Serai Serumpun, Kecamatan VII koto Ilir dan VII Koto. 


Namun ditengah masyarakat, Kabupaten Tebo terdiri dari Marga VII Koto, Marga IX Koto, Marga Sumay, Marga Petajin Ulu, Marga Petajin Ilir dan Marga Tabir Ilir. Marga Tabir Ilir sering juga disebut Bangko Pintas (Tebo dalam Tutur di Masyarakat, www.serujuambi.com, 2 Nov 2018). 


Untuk memudahkan pembahasannya maka daerah-daerah ataupun nama-nama tempat menggunakan penuturan ditengah masyarakat. Penuturan masyarakat kemudian didukung oleh peta Belanda “Schetskaart Residentie Djambi – Adatgmeenschappen (Marga’s). 

06 November 2020

opini musri nauli : Perjalanan Betuah (10)


Mengikuti roadshow Politik Al Haris di Sungai Bengkal maka kemudian tidak dapat dipisahkan dari tutur ditengah masyarakat. Marga Petajin Ilir. 


Marga Petajin Ilir terdiri dari Dusun Sungai Bengkal, Dusun Muara Ketalo, Dusun Teluk Rendah, Dusun Betung Bedarah, Dusun Sungai Aro dan Dusun Kunangan. Berpusat di Dusun Sungai Bengkal. Dulu masih ada kantor Marga di Dusun Sungai Bengkal yang terletak ditepi Sungai Batanghari. 


Setiap pemangku Dusun dikenal Lurah. Kecuali Dusun Sungai Aro yang diberi gelar Depati. Sedangkan Ngebi adalah perangkat Dusun yang terletak di Kampung. Ada juga disebut sebagai Penghulu Mudo. 


Sedangkan Kepala Marga disebut Pesirah. 

05 November 2020

Opini musri nauli : Perjuangan Betuah (9)


Mengikuti perjalanan Al Haris ke arah Timur Jambi mengingatkan sejarah panjang di Tanjung Jabung Timur. 


DALAM peta Belanda “Schetskaart Residentie Djambi – Adatgmeenschappen (Marga’s), disebutkan wilayah Tanjung Jabung Timur terbagi kedalam dua marga. Pertama Marga Dendang/Sabak. Marga Berbak. 


Didalam Peta Belanda disebutkan Pusat Marga Dendang/Sabak berpusat di Muara Sabak. Sedangkan Marga Berbak berpusat di Rantau Rasau. 


Selain nama tempat Muara Sabak, Marga Sabak/Dendang juga disebutkan nama tempat Mendahara. Mendahara yang disebutkan terletak di tepi laut Tiongkok Selatan. 


Ditengah masyarakat dikenal ditepi laut. Atau ada juga yang menyebutkan “muara laut”. 

04 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (8)


Ketika Al Haris didalam roadshow kemudian mampir di Desa Mukai Mudik, Murasman didalam sambutannya terharu dengan kedatangan Al Haris. Dengan bangga dan terharu, Murasman kemudian bercerita tentang keluarga Besar warga Kerinci. Secara silsilah Al Haris keturunan Pulau Sangkar. 


Membicarakan Desa Mukai Mudik dan Pulau Sangkar merupakan sejarah yang panjang. 


Didalam tembo wilayah Kerinci dan berbagai sumber disebutkan Kerinci dikenal sebelah Ulu dan Sebelah Ilir. 


Incuk Permato Menunggu Latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Bajina Latih Koto Lima Sering (Sungai Penuh). Ungguk menungguh Latih Kota Beringin, Rawang. Mangku Agung menunggu Tebat Tinggi, Sungai Tutung. Si Bungo Alam menunggu Talang Banio, Kemantan. Dan Puti Dayang Ramaiyah di Kemantan Darat. 


Kesemuanya kemudian disebut Latih yang enam Luhak Alam Kerinci. 

03 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (7)


Dalam dialog dengan teman-teman jurnalis Kerinci dan Sungai Penuh di Sungai Penuh, terungkap berbagai istilah yang menggambarkan hubungan kekerabatan antara Al Haris dengan Kerinci. Istilah “kerinci tinggi” dan “kerinci rendah”. 


Istilah “Kerinci Tinggi” dan “Kerinci Rendah” tidak dapat dilepaskan dari makna Luak XVI. Muchtar Agus Cholif, mendefinisikan makna “LUAK XVI”. Arti LUAK “berarti kurang, usak, tidak cukup lagi”. 


Sebuah istilah berasal dari daerah Merangin, Kerinci, Melayu. Sehingga artinya kurang dari XVI. XVI adalah identitas kurang dari XVI. Sebuah Persatuan Masyarakat Hukum Adat yang terjadi pada tahun 1915. 

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (6)

 


Ketika Al Haris mendatangi Desa Jujun maka terungkap berbagai ungkapan. Ungkapan rindu “sanak batino kami” terhadap istri Al Haris yang merupakan “bukan uhang lain”, nenek Moyang, “kenduri sko”, Nenek Mamak Rajo Mudo, Depati Menco, adalah gambaran terhadap kegiatan. 


Membicarakan Desa Jujun dimulai dari kekerabatan istri Al Haris yang merupakan keturunan Jujun. Nenek Moyang yang berdasarkan tembo adat. 


Sejarah di Desa Junjun tidak dapat dipisahkan dari Nenek Mamak Rajo Mudo dalam Luhak Depati Menco. 


Menurut berbagai sumber,  Sejarah dari Kalbu Depati Jujun berasal dari Nenek Kalbu Depati Jujun yang berasala dari Jawa-Mataram. Dua kakak-beradik. Yang Pertama Tuan Bujang. Adiknya Dayang Gadis. Selain itu ikut dua orang lain yang bernama Penjuto dan Ayu. 

01 November 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (5)


Perjalanan Betuah yang dilakukan oleh Al Haris kemudian mampir di Semurup, Kerinci. 


Membicarakan Semurup tidak dapat dipisahkan dari tradisi seremonial seperti “mandi balimau”, “kenduri sko” dan air hangat Semurup dan “kawin sumbang”. 


Sebelum membicarakan ““mandi balimau”, “kenduri sko” dan air hangat Semurup”, tidak dapat dipungkiri Semurup tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kerinci. 


Dari tutur yang berkembang ditengah masyarakat, Sejarah Kerinci kemudian dikenal sebagai wilayah Depati Ninik Mamak yang disebut dengan “ajun arah”. 


Istilah “ajun arah” pernah disampaikan dalam kesempatan terpisah ketika Al Haris bertemu dengan Pemimpin adat di Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi. 

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (4)


Mengikuti perjalanan Al Haris ke Sungai Tutung yang termasuk kedalam “Kemendapoan” Kemantan. 


Istilah Mendapo mengingatkan struktur adat. Di berbagai tempat di Jambi Mendapo dapat disejajarkan dengan “Marga” dan Batin. Lebih kurang wilayah administrasinya setingkat kecamatan pada masa sekarang. 


Di Sungai Tutung terdapat 4 Lurah. Dalam satu lurah memiliki banyak Depati. Diantarnya nama Lurahnya seperti Lurah Tanjung Mudo, Lurah Depati Mudo, Lurah Suku Barajo dan Lurah Depati Riang. 


Didalam hubungan adat maka Kegiatan Depati Mudo harus melapor ke Kemantan. Rajo Mudo berasal dari Kemantan. 

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (3)


Ketika Al Haris datang ke rumah Makalam, HM. Kamil dan Kolonel Abunjani di Desa Batu Empang kecamatanBatang Asai maka terbayang rute dan waktu tempuh yang harus dilalui. 


Makalam sering juga disebut sebagai Demang Makalam. Bertugas di Rantau Panjang (Batang Asai). Menurut Junaidi T Noor, Demang Makalam berasal dari Pondok Tinggi (kerinci). 


Demang Makalam kemudian menikah dengan Siti Umbuk yang berasal dari Sekeladi. 


Rantau Panjang kemudian dikenal dusun yang termasuk kedalam Marga Batang Asai. Sedangkan Dusun Sekeladi dan Dusun Batu Empang termasuk kedalam Marga Batin Pengambang. 


Makalam adalah nama yang cukup masyur di Batang Asai. Beliau adalah Walikota Jambi periode 1946- 1948). Keluarganya cukup terpandang dan mempunyai karir di Pemerintahan dan Politik di Jambi. 

30 Oktober 2020

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (2)


Mengikuti perjalanan Al Haris “seakan-akan” berkejaran waktu. Dengan stamina yang kuat, tidak mengenal capek, para kru pendukung berkejaran untuk mendukung agenda yang telah disusun. 


Didalam sebuah pemberitaan, ketika disebutkan Al Haris mengunjungi “ujung” Sarolangun ataupun Ujung Jambi maka seketika terbayang tentang Marga Batin Pengambang. Sebuah Marga tertua yang dikenal di Jambi. 


Ditambah ketika Al Haris mengunjungi Muara Talang, Desa Muara Air Dua menyeberang melalui jembatan gantung yang hanya bisa ditempuh sepeda motor atau kendaraan roda. Kemudian menuju Desa Batin Pengambang, Desa Sekeladi dan Desa sekitarnya. Maka dipastikan Al Haris kemudian berkunjung dan mengeliling Marga Batin Pengambang. 

Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (1)

 

Ketika penulis mengetahui Al Haris yang datang menemui masyarakat di Desa Muara Air Dua, Sekeladi, Batin Pengambang dan desa-desa sekitarnya, tiba-tiba penulis teringat sejarah panjang masyarakat Marga Batin Pengambang. 


Nama-nama Desa yang disebutkan adalah Dusun asal atau Dusun Tuo yang termasuk kedalam Marga Batin Pengambang. 


Namun belum selesai penulis menuliskan tentang Marga Batin Pengambang, penulis kemudian mendapatkan kabar. AL Haris kemudian bertemu dengan tim Pemenangan Kecamatan Tanjung Tanah. Seketika penulis Marga Batin Pengambang kemudian terhenti.


Pandangan penulis kemudian malah menarik perhatian ke Tanjung Tanah. Cerita yang penting dituturkan. Dan terlalu sayang kemudian dilewatkan. Dan untuk sementara cerita di Marga Batin Pengambang kemudian dipending dulu. Penulis kemudian berkonsentrasi menuliskan tentang Tanjung Tanah.