24 Juni 2021

opini musri nauli : Negeri Astinapura - Kegaduhan di Istana Astinapura

Syahdan. Terdengar suara kegaduhan di balairung Istana Astinapura. Para dubalang Raja dan punggawa kerajaan mengelilingi Balairung Istana Astinapura. 


“Tuanku, hamba mendapatkan kabar dari sang telik sandi. Kerumuman pasar dihebohkan para punggawa kerajaan. Mereka berteriak di kerumuman pasar. Sungguh tidak pantas, tuanku”, kata sang punggawa kerajaan. 

opini musri nauli : Para Pihak

 


Didalam hukum acara Perdata dikenal para pihak. Pihak yang mengajukan gugatan kemudian dikenal sebagai pihak penggugat. Sedangkan yang digugat kemudian dikenal sebagai pihak tergugat. Begitu juga di lapangan hukum Tata usaha negara dan Pengadilan agama. 


Mengapa PTUN dan Pengadilan Agama juga mengenal istilah penggugat dan tergugat ? Sebelum lahirnya Pengadilan Agama dan Pengadilan Tata usaha negara, mekanisme gugatan masih merujuk kepada Pengadilan umum. Dalam hal ini kemudian dikenal sebagai Pengadilan Negeri. 

opini musri nauli : Rumah

 


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, rumah adalah bangunan tempat tinggal. Rumah juga diartikan bangunan pada umumnya. Seperti Gedung. Rumah juga diartikan kiasan dengan kata-kata majemuk. Seperti “Membangun rumah” yang diartikan “membuat rumah”. 


Rumah adat sering disebutkan dengan balairung. 

opini musri nauli : Organisasi Modern

Disaat Euro 2020 digelar ditengah pandemi, mari kita lupakan suasana pandemi yang mulai menggila di Indonesia. 


Sebagai contoh Pertandingan antara Portugal dan Hungaria disaksikan langsung 61.000 orang. Dalam tayangan pertandingan, stadion yang namanya diambil dari nama legenda sepak bola dunia, Ferenc Puskas, itu tampak dipenuhi oleh suporter kedua negara. Penampakan yang tentunya jarang disaksikan oleh pecinta sepak bola selama Covid-19 mewabah.

opini musri nauli : Kisah pagi Hari : Air Yang keruh

 


Terdengar kepakkan sayap dari Burung. Hinggap di pepohonan. Tidak lama kemudian sang burung bersenandung. Terdengar suaranya lirih. 


“Ada apa, wahai sang burung. Mengapa hari ini engkau bermuram durja ?”, tanya sang kura-kura heran. Padahal Hampir setiap hari sang burung bernyanyi. 


“Benar, wahai kura-kura. Hari ini aku Sedang berduka. Sehingga aku kemudian bersenandung. Mengusir kegalauan hatiku”, jawab sang burung. 

opini musri nauli : Penunggu Lampu Togok - Bulan

Bersifatlah seperti rembulan. Yang terus memberikan harapan ditengah kegelapan. 

Yang terus membangunkan mimpi. 


Namun tidak perlu berharap berlebihan. Karena “pungguk” tidak bisa merindukan bulan. 

23 Juni 2021

opini musri nauli : Negeri Astinapura - Sembah Raja

 


Syahdan. Para dubalang Raja dan punggawa kerajaan mengelilingi Balairung. Menunggu kedatangan Raja Astinapura. 


“Tuanku. Mengapa Raja Astinapura belum juga duduk di singgasana kerajaan Astinapura ?”, tanya sang dubalang raja. 

opini musri nauli : Sembah

 


Cara Pandang masyarakat Melayu Jambi menempatkan “Rajo” sebagai tanda dan bakti dan sikap patuh kepada Pemimpin. 


Kesalahan apapun dari Rakyat maka Rajo Tetap harus menerima sembah. Sebagaimana seloko seperti ”Raja tidak boleh menolak sembah. Teluk dak boleh nolak limpahan kapar. 

opini musri nauli : Payah !!!


Mau ngomong apa lagi.. kemarin internet mati.. skrg lah listrik pulak.. 

Tiongkok sudah pamer teknologi 5G. AS dan Tiongkok kirimi pesawat ke Mars.. Mereka sudah santai ke bulan.. 

Jokowi promosi 4.0. 

22 Juni 2021

opini musri nauli : Mancung


Kata “mancung” berasal dari kata “pancung”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, arti kata “pancung” diartikan sebagai “ujung”, penjuru dari kain. Arti lain dari kata “pancung” adalah “menetak”. Dihubungkan dengan “memenggal kepala”. Sehingga dikenal dengan “hukuman pancung” sebagai salah satu cara pelaksanaan hukuman mati. 


Selain itu juga dikenal “mati dengan disetrum” atau “ditembak.