03 April 2017

opini musri nauli : John Anderson - Sang Pencatat Pantai Timur Sumatera



Ketika saya didatangi jurnalis dari Inggeris pertengahan tahun lalu ingin menapaki jejak di Pantai Timur Sumatra, saya kemudian kaget ketika tahun 1823, daerah pantai Timur di Jambi telah didatangi oleh “petualang” dunia. Dengan menyebutkan nama John Anderson, jurnalis ingin melihat tapak pantai Timur Sumatra dalam keadaan sekarang.


Saya kemudian penasaran apa yang disampaikan oleh John Anderson tentang pantai timur Sumatra pada masa itu. Dan kekagetan saya kemudian memuncak ketika John Anderson mampu mencatat setiap detail perjalanan menyusuri pantai timur Sumatra.

opini musri nauli : MASA DEPAN SUMBERDAYA ALAM JAMBI


MASA DEPAN SUMBERDAYA ALAM JAMBI[1]
Musri Nauli[2]




Memasuki paruh waktu tahun 2017, saya belum menemukan format, desain ataupun arah kebijakan Jambi didalam melihat permasalahan termasuk upaya penyelesaian di sector sumberdaya alam Jambi.

opini musri nauli : Kontrol Raja di Sungai Tenang



           


Semula dugaan tentang Kerajaan Tanah Pilih yang kemudian menjadi Kerajaan Melayu Jambi membentang wilayah kekuasaan meliputi seluas wilayah Propinsi Jambi. Namun pelan tapi pasti, jejak, cerita tentang kerajaan Melayu Jambi tidak berbekas ataupuan ceritanya hanya terdengar di kalangan ahli sejarah ataupun ahli arkeologi.

Didalam penelusuran perjalanan melacak kerajaan Melayu Jambi, kekuasaan Raja tidak mampu mengontrol kekuasaan hingga ke daerah hulu. Catatan ini kemudian dilengkapi dengan Buku Barbara Watson Andaya “Hidup Bersaudara – Sumatra Tenggara Pada abad XVII-XVIII” terjemahan dari bukunya “Lo Live as Brothers – Southeast – Sumatra in the Seventeenth and Eighteenth Centuries.

31 Maret 2017

opini musri nauli : PRIBUMI, BUMI PUTRA, INDONESIA ASLI DAN PUTRA DAERAH


Akhir-akhir ini wacana tentang pribumi mewarnai wacana public. Isu “pribumi” merupakan isu terakhir setelah sebelumnya isu “Indonesia asli” sempat mewarnai ketika menjelang Pilpres 2014. Melengkapi dari isu “putra daerah” didalam berbagai pilkada sejak awal reformasi. Isu Indonesia asli kemudian tenggelam mengikuti jejaknya isu putra daerah.

30 Maret 2017

opini musri nauli : Catatan purna tugas

 


Insya allah akan launcing "Wajah HTI".. Wajah HTI selaksa dasamuka..


Lega rasanya " menuntaskan tugas" dengan meninggalkan catatan terhadap wajah HTI..

29 Maret 2017

opini musri nauli : PROF. BARBARA WATSON ANDAYA YANG SAYA TAHU



Ketika ada undangan dari Jurnal Institute yang menginisiasi “bedah” Buku “Hdup Bersaudara – Sumatra Tenggara Pada Abad XVII –XVIII” karya Prof. Barbara Watson Andaya (Prof Barbara) maka pikiran saya berkecamuk. Selain ingin mengetahui para pemateri yang membahas karya “master piece” dari Prof. Barbara, saya juga penasaran edisi Indonesia yang ditranslate dan diterbitkan Penerbit Ombak.

25 Maret 2017

opini musri nauli : SURAT UNTUK UDA DENNY SIREGAR





Asalamualaikum, Uda. Apa kabar. Maaf. Saya harus menggunakan kata uda. Sebagai bentuk penghormatan dari garis Marga.

24 Maret 2017

opini musri nauli : HIPOKRIT KELAS MENENGAH



Ketika issu Kendeng menggelinding bak bola salju, tuduhan terhadap perlawanan 9 Perempuan juga menggelinding mengikuti bola salju. Berbarengan, saling menelikung, menyikut bahkan menafikan perlawanan 9 perempuan Kendeng.

23 Maret 2017

opini musri nauli : BU PATMI – MELAWAN DENGAN DIAM


Bu Patmi. Namanya pendek. Tanpa dialek. Tenang, teduh, tanpa suara. Berdiam di depan istana. Semua mengharu-biru ketika sendok semen pertama kali kemudian dituangkan kedalam kotak yang berisi kaki. Air mata kemudian tidak sadar menetes. Dari kejauhan, rasa sesak tidak dapat disembunyikan.


Ya. Bu Patmi adalah barisan 9 orang perempuan kendeng. Melawan tanpa suara. Bersenandung. Tapi tetap kukuh bertahan. Mengajarkan arti perlawanan. Melawan berbagai kekuatan Negara yang mengepungnya.

opini musri nauli : Guru dan Guru Besar



“Nauli. Buat tulisan 70 tahun usia Prof. Rozali”. Demikian kabar dari seberang telephone. Permintaan itu kemudian saya penuhi.

Itulah kenangan yang berkesan ketika Guru saya meminta (lebih tepat menyuruh) membuat opini tentang Prof. Rozali. Tulisan ini kemudian dimasukkan kedalam Bunga rampai Prof. Rozali Abdullah”. Guru besar sekaligus penguji utama saya ketika ujian skripsi 21 tahun yang lalu.