01 Februari 2019

opini musri nauli : Pewaris Pangeran Wira Kusumo



Mengenal Pangeran Wira Kusumo tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Jambi Darussalam. Kerajaan Jambi yang termasyur yang pernah menyerang Johor pada abad XVII. Kerajaan yang berakhir setelah Sultan Thaha Saefuddin kemudian gugur di Tanah Garo 1904.

29 Januari 2019

opini musri nauli : Marga Maro Sebo





Membicarakan Marga Maro Sebo mengingatkan Marga Maro Sebo Ulu, Marga Maro Sebo Tengah dan Marga Maro Sebo Ilir.

28 Januari 2019

opini musri nauli : Marga Jambi Kecil



Membicarakan Jambi Kecil tidak dapat dipisahkan dari Candi Muara Jambi. Candi kebesaran Budha pada abad 6. Pusat peradaban Kerajaan Melayu Kuno. Agenda resmi Agama Budha yang dirayakan pada waisak setiap tahunnya.

25 Januari 2019

opini musri nauli : SENATOR JAMBI DI SENAYAN

 

Membicarakan anggota Senator di Senayan menimbulkan polemic yang belum berkeseduhan. Polemik berkaitan yang tidak “sebesar” anggota parlemen namun harus “berjuang sendiri” dan harus meraup suara berdasarkan rangking. Bahkan suara yang diraihnya melebihi “suara” Pilkada di Kabupaten/Kota Jambi.

24 Januari 2019

opini musri nauli : Petarung



Tidak mungkin mengalahkan musuh dengna satu jurus yang sama
(Pepatah Tiongkok)

Gegap gempita Politik Indonesia tidak dapat dilepaskan dari Basuki Tjahaja Purnama (BTP). Polemik, kontroversial, gaduh bahkan hingga memaksa adrenalin public terpacu. Kisah, perjalanan, setiap perkataan hingga nasib yang berujung ke “proses hukum” bahkan dipenjara.

21 Januari 2019

opini musri nauli : MERABA ANGGOTA PARLEMEN MEWAKILI JAMBI


Akhir-akhir ini tidak dapat dipungkiri, berbagai spanduk, baliho, selebaran anggota parlemen menghiasi berbagai sudut-sudut Jambi. Entah di persimpangan, billboard ataupun berbagai tempat-tempat yang menarik perhatian public

opini musri nauli : Cara Membaca Kasus Abu Bakar Baasyir



Dunia hukum dihebohkan dengan “dibebaskannya” Abu Bakar Baasyir (ABB) dari penjara. Polemik kemudian menguatkan. Apakah “dibebaskannya AAB” berkaitan dengan politik atau cuma “urusan kemanusiaan”. Selain itu juga tema yang menarik adalah mekanisme terhadap bebasnya ABB dari penjara.

19 Januari 2019

Musri Nauli: Masyarakat Jangan Paranoid, Komunis Tak Perlu Ditakuti


JAMBI - Salah seorang aktivis dan pengamat hukum Jambi, Musri Nauli, meminta masyarakat tak perlu terlalu paranoid ataupun takut dengan komunis. Menurut dia, sebagai komunis akan sulit berkembang di Indonesia.


"Karena bangsa kita adalah bangsa beragama," katanya saat dihubungi metrojambi.com, Minggu (13/1).


"Jangan terlalu horor dengan istilah komunis. Yang perlu dikedepankan adalah kita tidak perlu takut dengan komunis," ucapnya lagi.


Sebenarnya, kata dia, di negara-negara yang mengklaim sebagai komunis, ciri khas komunis tidak begitu kentara lagi karena menyesuaikan perkembangan dunia saat ini.


"Seperti di China, Kuba, dan lainnya. Dalam perjalanannya tidak lagi," ucapnya.


"Narasi menakut-nakuti masyarakat ini sebenarnya sudah muncul sejak jaman Hitler dulu," katanya.


"Negara juga selayaknya jangan menakut-nakuti dan menjustifikasi seseorang dengan komunis," ujarnya melanjutkan.


Meski begitu, kata dia, komunis sebagai sebuah gerakan tentu tetap harus diwaspadai. Apalagi menyikapi sesuatu dengan cara-cara komunis.


"Yang perlu kita waspadai itu gerakan dengan cara-cara komunis, seperti pelemahan instrumen negara, pers, kekerasan terhadap ulama, hoaks. Itu kan cara-cara komunis,"

katanya.


Seperti diketahui, Minggu (13/1) sore di Kota Jambi mendadak heboh. Ini setelah ditemukan mainan anak-anak. Kehebohan itu dipicu oleh adanya lambang palu arit di plastik mainan itu. Dan polisi pun langsung menyita mainan  tersebut.


Oleh yang menemukan, lambang itu disebut sebagai lambang PKI, meskipun dari penelusuran metrojambi.com lebih mirip gambar bendera Uni Soviet sebelum bubar dulu.

17 Januari 2019

opini musri nauli : KEBENARAN FAKTUAL DAN KEBENARAN HAKIKI


 Peristiwa Pertama

“Li, kita sidang ?”, kata seniorku. Sidang di Pengadilan Jambi.
“Bang, saya sudah pesankan ke teman. Dia yang sidang. Aku ke Bangko”, kataku.
“Lha, kapan pula ke Bangko. Tadi di Pengadilan. Semua orang tau, tadi di Pengadilan”, kata seniorku tidak percaya.

14 Januari 2019

opini musri nauli : KOSONG




Memasuki dunia baru, dunia asing atau dunia yang sama sekali berbeda dengan alam pikiran sebelumnya, membuat pikiran harus “dikosongkan”. Pikiran yang mampu menampung alam pikiran baru, cara pandang baru bahkan dunia baru.

Pikiran dipengaruhi nilai-nilai yang diyakini, pendidikan, pekerjaan, sejarah hidup, pengalaman bahkan pergumulan pemikiran sebelumnya.