Membicarakan
Jambi Kecil tidak dapat dipisahkan dari Candi Muara Jambi. Candi kebesaran
Budha pada abad 6. Pusat peradaban Kerajaan Melayu Kuno. Agenda resmi Agama
Budha yang dirayakan pada waisak setiap tahunnya.
Marga
Jambi kecik berbatasan dengan Marga Mestong[1],
Marga Awin, Marga Kumpeh Ulu, Marga Dendang/Sabak[2]
dan Marga Tungkal Ulu.
Penuturan
Marga Jambi Kecil berbatasan dengan Marga Dendang/Sabak dan Marga Mestong
diakui oleh Marga Dendang/Sabak dan Marga Mestong.
Namun
menurut penuturan di Marga Tungkal Ulu, Marga Tungkal Ulu tidak berbatasan
dengan Marga Jambi Kecil. Namun dibatasi oleh Marga Awin[3].
Dan sesuai dengna peta Residentie Djambi.
Selain
itu, Marga Jambi Kecil tidak berbatasan dengan Marga Kumpeh Ulu. Marga Kumpeh
Ulu berbatasan atau dibatasi dengan Marga Maro Sebo.
Selain
itu cerita tentang Dusun Rukam dalam Marga Jebus dikenal sebagai “ulu rukam”. Istilah
“ulu rukam” dikenal di Desa Rukam. “Ulu rukam” ditandai dengan kisah “anjak” batas antara Marga Jebus dengan
Marga Maro Sebo. Ulu rukam ditandai
batas alam yang dikenal “jejawi berbaris
dan tali gawe”[4].
Dalam
perkembangannya, Desa Rukam kemudian didalam Kecamatan Maro Sebo yang kemudian
menjadi Kecamatan pemekaran. Kecamatan Taman Raja.
Marga
Jambi Kecil terdiri dari Dusun Jambi Tulo, Dusun Jambi Kecik, Dusun Muara
Danau, Dusun Setiris, Dusun Mudung Darat, Dusun Bakung, Dusun Danau Kedap,
Dusun Nisao dan Dusun Tanjung Katung. Berpusat di Mudung Darat[5].
Kisah
Marga Jambi Kecil dimulai dari kisah Tumenggung Jakfar yang mempunyai kesaktian
untuk melindungi negeri.
Negeri
ini adalah tanah bening yang dihasilkan dari tanah yang meninggi. Sehingga bisa
ditanami. Masyarakat kemudian menyebutkan “tanah bening”. Atau Kebeningan.
Adanya
ancaman dari serangan pihak luar maka Tumenggung Jakfar kemudian membangun
pagar disekelilingi negeri dengan cara membangun pagar dengan menanam bamboo.
Dengan tumbuhnya bamboo dan semakin rapatnya, maka serangan dapat dihindarkan.
Namun
ancaman tidak berhenti. Para penyamun kemudian membangun saung (membangun
lobang dibawah tanah). Mereka kemudian berhasil masuk dan menemui Tumenggung
Jakfar.
Melihat
serangan yang berbahaya, Tumenggung Jakfar kemudian mengeluarkan pepatah. “Tidak
elok kita berkelahi. Kalah atau menang akan merugikan kita. Bagaimana kita berunding
dulu”.
Akhirnya
mereka makan bersama. Namun makanan yang disuguhkan kemudian mengandung racun.
Akhirnya para penyamun berhasil tewas dan dimasukkan ke saung.
Namun
timbul penyakit yang mewabah di seluruh negeri. Setiap hari ada yang tewas.
Akhirnya disepakati untuk meninggalkan “tanah bening atau kebeningan”.
Berjalanlah
mereka meninggalkan negeri Kebeningan. Pada malam hari mereka beristirahat dan
tidur. Didalam mimpi, orang pintar kampong kemudian bermimpi. “Perjalanan
jangan diteruskan”.
Ketika
bangun, maka orang pintar kemudian menyampaikan kepada pemimpinnya. Akhirnya disepakati
untuk menetap dan tinggal. Melihat pinang yang tumbuh, maka kemudian dijadikan
nama tempat. Jambi Tulo. Jambi atau “Jambee” adalah pinang. Sedangkan Tulo
adalah tuo. Jadi Jambi Tulo adalah Pinang yang tuo.
Negeripun
kemudian ramai. Penduduk kemudian bertambah. Dusun yang barupun kemudian
terbentuk. Melihat adanya “pinang yang kecil”, maka kemudian disebut “Jambi
Kecil”. Atau pinang kecil.
Dalam
perkembangannya, Marga Jambi Kecik kemudian menjadi Kecamatan Maro Sebo.
Kecamatan Maro Sebo kemudian mengalami pemekaran kecamatan menjadi Kecamatan
Maro Sebo dan Kecamatan Sekernan. Dan Kecamatan Maro Sebo kemudian mengalami
pemekaran lagi menjadi Kecamatan Taman Raja.
Sehingga
kecamatan Maro Sebo terdiri dari Desa Jambi Tulo, Desa Baru, Desa Danau Lamo,
Desa Muara Jambi, Desa Danau Kedap, Desa Mudung Darat, Desa Tanjung Katung,
Desa Nias, Desa Lubuk Laman, Desa Setiris dan Desa Bakung. Kesemuanya termasuk
kedalam Marga Jambi Kecil.
Namun
yang unik adalah penamaan Kecamatan. Kecamatan Maro Sebo yang mengalami
pemekaran menjadi Kecamatan Sekernan dan mengalami pemekaran Kecamatan Taman
Raja menimbulkan keraguan.
Padahal
Marga Maro Sebo adalah Marga yang terpisah dengan Marga Jambi Kecik. Peta Belanda
menyebutkan, Marga Maro Sebo berpusat di Muara Jambi. Salah satu Dusunnya
bernama Dusun Taman Raja.
Sedangkan
Marga Jambi Kecik berpusat di Mudung Darat. Salah satu Dusunnya adalah Dusun
Jambi Kecik. Marga Jambi Kecik kemudian bergabung didalam Kecamatan Maro Sebo.
Atau Kecamatan Maro Sebo adalah penggabungan antara Marga Jambi Kecik dengan
Marga Maro Sebo.
Sehingga
ketika dilakukan pemekaran Kecamatan Maro Sebo menjadi Kecamatan Sekernan dan
menjadi Kecamatan Taman Raja, maka wilayah kecamatan Kecamatan Taman Raja
adalah Desa Kemingking Dalam, Desa Kemingking Luar, Desa Kunangan, Desa Manis
Mato, Desa Mudo, Desa Rukam, Desa Sekumbung, Desa Talang Duku, Desa Tebat Patah
dan Desa Teluk Jambi.
Padahal
Desa-desa yang sekarang termasuk kedalam Kecamatan Taman Raja memang berasal
dari Marga Maro Sebo. Atau dengan lain, Apabila kecamatan Maro Sebo menjadi kecamatan
Pemekaran Taman Raja sudah tepat.
Namun
kemudian meninggalkan nama kecamatan Maro Sebo dengan desa-desa sebelumnya
termasuk kedalam Marga Jambi Kecik menimbulkan kerancuan.
Sejarah
penggabungan Marga Jambi kecik dan Marga Maro Sebo dapat dimengerti melihat
perkembangan sejarah. Namun kemudian Kecamatan Maro Sebo yang mengalami
pemekaran Kecamatan Taman Raja justru akan membingungkan.
Apabila
Kecamatan Maro Sebo telah mengalami pemekaran maka Pemisahan Marga Maro Sebo
dan Pemisahan Marga Jambi Kecil menyebabkan, Desa-desa yang tidak termasuk
kedalam Marga Taman Raja yang masih tetap bernama Kecamatan Maro Sebo menjadi
tidak tepat lagi.
Desa-desa
yang termasuk kedalam Kecamatan Maro Sebo adalah Desa-desa yang termasuk
kedalam Marga Jambi Kecil. Sehingga ketika Kecamatan Maro Sebo mengalami
pemekaran maka Kecamatan Maro Sebo dikembalikan kedalam sejarah Marga Jambi
Kecil. Sehingga penamaan kecamatan yang lebih tepat adalah Kecamatan Jambi
Kecil.
Mengembalikan
penamaan kembali menjadi Jambi kecil sudah tepat. Selain memang dikenal
masyarakat, penamaan Jambi kecil sesuai dengan Peta Belanda dan pembagian
residentie Djambi tahun 1927.
Baca : istilah Marga di Jambi
Dimuat di www.jamberita.com, 28 Januari 2019
https://jamberita.com/read/2019/01/28/5947261/marga-jambi-kecil
Dimuat di www.jamberita.com, 28 Januari 2019
https://jamberita.com/read/2019/01/28/5947261/marga-jambi-kecil