22 April 2019

PERBEDAAN


Mari kita hentikan “perbedaan” pilihan Presiden/wakil Presiden disebabkan perbedaan pilihan. Bukankah “perbedaan” adalah fitrah sebagaimana manusia diciptakan memang dilahirkan berbeda.


Mari kita hentikan “permainan gila” terhadap bayang-bayang ilusi. Pemiliha Pilpres telah usai. Kewajiban telah ditunaikan. Jari telah dilumuri tinta ungu.

19 April 2019

opini musri nauli : SUJUD


Sudah dua hari terakhir, saya malas menonton televisi paska Pemilu serentak 2019. Selain dipastikan banyak sekali berita-berita yang akan memancing “emosi’, berita-berita yang ditayangkan “cuma” mengulang-ulang. Sama sekali tidak menarik perhatian saya. Kalaupun hendak menonton “paling-paling” film Hollywood. Film Action. Setelah serumah sudah pada tidur.


Saya kemudian melanjutkan membaca buku-buku yang belum sempat dibaca. Sembari menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda.

16 April 2019

opini musri nauli : Petarung


Yang kukagumi dari teman-teman Walhi adalah mental petarung. Ditempa dari zaman Orde Baru, Walhi kemudian banyak menghasilkan berbagai konsep-konsep yang sekarang masih digunakan. Entah slogan “moratorium logging (jeda balak)”, “restorasi Indonesia”, “kawasan ekologi genting”, wilayah Kelola rakyat”.

Interaksi saya dengan berbagai teman-teman yang menjadi pengurus Walhi mengajarkan saya. Mental petarung akan diuji di arena sesungguhnya

opini musri nauli : INFRASTRUKTUR



Akhir-akhir ini, tema infrastruktur menjadi wacana public. Wacana yang memantik kontroversi. Baik yang setuju maupun yang menolak.

14 April 2019

opini musri nauli : BAHASA CINTA


Menyaksikan spontanitas dari masyarakat yang datang ke Gedung Bung Karno seakan-akan mengirimkan pesan. Suara diam mulai bergerak. Denyut perlawanan mulai menunjukkan kekuatan suaranya. 

Berbagai Pernik-pernik kreatif bermunculan. Mewarnai suasana Rapat Umum Rakyat Konser Putih Bersatu. Memutihkan Gedung Bung Karno. 

12 April 2019

opini musri nauli : TUHANKU

Tuhanku tidak pernah mengurusi kampanye, pilkada, Pemilu apalagi ikut Tim sukses..



Tuhanku tidak pernah cawe-cawe mengurusi pertengkaran rumah tangga.

10 April 2019

opini musri nauli : Marga Dendang



Marga Dendang terdiri dari Kampung Kuala Dendang, Kampung Koto Kandis Dendang. Dipimpin seorang Penghulu. Versi yang lain menyebutkan Kampung dipimpin oleh Mangku. Marga Dendang berpusat di Teluk Dawan[1].

Sedangkan menurut versi yang lain, Marga Dendang terdiri dari dusun-dusun seperti Teluk Dawan, Kuala Dendang, Dendang, Talang Babat dan Teluk Buan. Pusat Margo di Parit Culun.

Kampung adalah system pemerintahan setingkat Desa. Didaerah ulu Jambi dikenal Dusun.

07 April 2019

opini musri nauli : Hutan Tadah Air


Mendengar istilah “hutan tadah air” disampaikan oleh pemangku adat di Desa Panca Karya, Limun, Sarolangun, Jambi, seketika itu langsung terbesit makna penting Hutan oleh masyarakat. Perumpamaan sebagai “tadah air’ menggambarkan cara pandang masyarakat melihat hutan. Dan pentingnya air.

29 Maret 2019

opini musri nauli : Struktur Sosial di Pulau Burung




Menyebutkan Pulau Burung, Inhil, Riau tidak dapat dipisahkan dari perdagangan di Pulau Sambu dan Sungai Guntung. Daerah Inhil, Riau yang dikenal dalam sejarah perdagangan Pantai Timur Sumatera.

Membicarakan Pulau Burung mengingatkan peristiwa tentang Harimau masuk kepasar Pulau Burung pada November tahun lalu. Harimau Sumatra yang kemudian terjebak dibawah ruko begitu menggemparkan.

27 Maret 2019

opini musri nauli : SEMALAM



Sudah lama saya tidak mendengarkan kata “semalam”. Kata yang sering diucapkan para tua-tua kampong (pinisepuh) dalam dialog sehari-hari.

Kata “semalam” biasa ditujukan untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan “kapan datang ?” kemudian dijawab “Semalam”.