Tampilkan postingan dengan label Logika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Logika. Tampilkan semua postingan

28 Oktober 2019

opini musri nauli : Filsafat Alam

Memulai diskusi Filsafat Alam di Nusantara tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Dengan dogma “Manusia dan peradaban”, Zenzi Suhadi (Kepala Departemen Advokasi Walhi), maka manusia Nusantara tetap berpihak kepada alam.

Cara berfikir Plato (yang dikenal sebagai tokoh Filsuf barat, murid terkenal dari Socrates. Tokoh-tokoh filsafat Barat yang dikenal hingga abad pertengahan), yang mengenal cara “ide”. Cara “ide” dimulai dari “berfikir dan pengalaman”. Alur pemikiran inilah yang melahirkan “pengetahuan” filsafat Manusia Nusantara didalam melihat alam.

17 Oktober 2019

opini musri nauli : Paradigma ala Capra




Akhir-akhir ini, pertarungan pemikiran didalam memandang alam memantik polemik panjang. Satu sisi, pemikiran yang menempatkan “alam’ adalah ciptaan dari Sang Pencipta. Ciptaan kepada manusia. Pemikiran ini dikenal sebagai “antrosentris”.

Disisi lain, adanya analisis lingkungan yang kemudian menempatkan alam harus ditempatkan sesuai dengan fungsinya. Baik dari pendekatan lingkungan, pentingnya lingkungan hidup maupun berbagai aspek-aspek lingkungna lainnya. Pemikiran ini kemudian dikenal sebagai “bio-sentris’.

01 Oktober 2019

opini musri nauli : Sesat Pikir




Sejenak publik disuguhi berbagai peristiwa seminggu terakhir ini. Entah aksi mahasiswa, kisah heroik STM, poster-poster kaum milenial yang justru “melambangkan” kemerdekaan pribadi terhadap tubuhnya. Namun semakin hari-hari berbagai komentar mulai bermunculan. Baik yang mendukung maupun yang menolak aksi-aksi.

Pertama. Issu “RUU KPK-RUU KUHP-RUU Pertanahan” adalah issu yang sensitif yang menyentuh rakyat banyak. Issu yang mampu menarik dukungan paling besar sejak ’98. Issu yang mampu merekat berbagai komponen.

21 Agustus 2019

opini musri nauli : Tafsir Sesat Karhutla


Akhir-akhir ini kembali Jambi diselimuti asap. Mengingat traumatic panjang 2015. Mengulangi kesalahan 1997. Periode panjang untuk menerima sesak nafas.

Masih terbayang dalam ingatan public. Ketika seluruh pemangku kepentingan kemudian “berduyun-duyun” keliling kampong mengajak agar tidak membakar. Sehingga tidak mengulangi asap 2015. Hampir disetiap kesempatan.

Pelan tapi pasti. Masyarakat kemudian menjadi takut untuk membakar arealnya. Termasuk untuk menanam padi. Komoditas utama sehari-hari.

17 Agustus 2019

opini musri nauli : Filsafat Nusantara



Akhir-akhir ini, bangsa Indonesia dijejali berbagai pengetahuan yang berangkat dari pemikiran barat. Entah istilah-istilah seperti “rasional-empiris”, “alam mikro-alam makro”, “mikrokosmos-makrokosmos”, “material-non material”, “kongkrit-rasional”, “logis-rasional”, “mekanis”,  berhadapan dengan “alam cosmopolitan”, “irrasional-magis”, “mistis”, “irmaterial”, “alam bawah sadar”, “organis-mekanis” atau “irrasional-magis”.

Pengetahuan itu kemudian menjadi gagap ketika “keluhuran”, “budi pekerti”, “alam bawah sadar” mampu menjelaskan secara utuh (komprehensif) tentang alam dan berbagai dinamikanya.

24 Juni 2019

opini musri nauli : Simalaka Zonasi



Akhir-akhir ini, issu zonasi terhadap Sekolah menjadi wacana public yang memantik kontroversial. Zonasi (dulu dikenal dengan istilah rayon) adalah menempatkan anak-anak disekitar sekolah didekatnya. Sehingga tidak terjadi penumpukkan satu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain.

28 Mei 2019

opini musri nauli : Makna Filosofi Jokowi



Setelah 5 tahun tidak mengeluarkan filosofi Jawa, Jokowi kemudian mengeluarkan filsafat Jawa “Lamun Sira Sekti – Ojo Mateni, Lamun Sira Banter – Ojo Ndhisiki, Lamun Sira Pinter – Ojo Minter”. Secara harfiah dapat diterjemahkan “Meskipun kamu sakti, kamu tidak boleh menjatuhkan. Meskipun kamu cepat. Jangan suka mendahului. Meskipun kamu pintar. Jangan suka sok pintar”.

03 Maret 2019

opini musri nauli : Makna





Ketika Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2019, Kota Banjar, Jawa Barat 27 Februari – 1 Maret 2019 dan kemudian mengeluarkan rekomendasi, tema status non-muslim kemudian menarik perhatian public kontemporer di Indonesia.

Disatu sisi, penggunaan dan penggantian kata menjadi “non-muslim” lebih menarik untuk didiskusikan. Dengan berpedoman Al Qur’an terjemahan Depag, berhadapan dengan hasil munas yang belum berkesudahan.

21 Februari 2019

opini musri nauli : SESAT PIKIR BERLALULINTAS


Akhir-akhir ini, tema pemakaian genap-ganjil terus mewarnai suasana ibukota. Paska dari Asian Games 2018, Pemerintah Jakarta berkeinginan untuk menerapkan peraturan yang berkaitan kendaraan lalulintas. Terutama melewati jalur-jalur tertentu pada waktu tertentu.


Semula keinginan untuk menerapkan peraturan diharapkan untuk mengurangi kemacetan jalan di Jakarta. Keinginan ini kemudian ditambah dengan perbaikan fasilitas angkutan umum, memperbanyak rute yang bisa ditempuh dan menambah kenyamanan dari pengguna jasa angkutan umum.

08 Februari 2019

opini musri nauli : SUMBANG SALAH



Simbol ”sumbang salah” bukan berarti ”menyumbang kesalahan” atau turut menyumbang kesalahan’.

Makna ”Sumbang” diartikan sebagai ”tidak pantas”, ”kurang pantas”, ”kurang elok” menurut pandangan mata, ”kurang nyaman”. Dalam pergaulan sehari-hari, kata ”sumbang” lebih menampakkan ”suara yang tidak merdu”, kurang harmoni, ”suara serak’.

04 Februari 2019

opini musri nauli : Makna Simbolik Tanda Jadi



Dalam tradisi Melayu Jambi, prosesi “melamar” dikenal dengan istilah “tanda Jadi’. Tanda jadi adalah “pengikat” antara sang calon mempelai perempuan dengan seorang lelaki calon mempelai laki-laki.

11 Januari 2019

opini musri nauli : GOSIP


Riuh, gemuruh, berdengung bak lebah. Itulah suasana dunia maya di Indonesia. Berbagai tema, issu, bisik-bisik terus mewabah, mewarnai bahkan menimbulkan polemic.

Berbagai tema, issu dimulai dari Raisa yang dilarikan ke luarnegeri, Via Vallen sedang umroh, gossip panas Ayu Tingting, Ariel Peterpan, Young Lex, Raditya Aditya.

07 Januari 2019

opini musri nauli : SEPELE


Kesalahan kecil ataupun hal-hal yang dianggap sepele semakin mengkhawatirkan. Selain mengganggu membacanya, ucapan atau tulisan yang disampaikan oleh para pesohor negeri ataupun petinggi negeri justru akan memberikan dampak buruk kepada generasi anak muda.

30 November 2018

opini musri nauli : Tafsir Sesat Hukum Tanah Melayu Jambi



Akhir-akhir ini, tema hukum tanah Melayu Jambi mendominasi dan menjadi wacana public. Baik dilihat dari pertentangan kepentingan (konflik) maupun didalam melihat persoalan tanah Melayu Jambi.

31 Oktober 2018

opini musri nauli : Alam Pikiran Melayu Jambi






I.               PUYANG ORANG JAMBI

Masyarakat Melayu Jambi termasuk kedalam termasuk rumpun kesukuan Melayu[1].  Secara fenomologis, Melayu merupakan sebuah entitas kultural (Malay/Malayness sebagai cultural termn/terminologi kebudayaan)[2]. Masyarakat Melayu pada dasarnya dapat dilihat (a) Melayu pra-tradisional, (b) Melayu tradisional, (c) Melayu Modern[3].

Dilihat dari kategorinya, maka masyarakat Melayu Jambi dapat diklasifikasikan dalam Melayu tradisional. Menurut Yusmar Yusuf, kearifan dan tradisi Melayu ditandai dengan aktivitas di Kampung[4].  Kampung merupakan pusat ingatan (center of memory), sekaligus pusat suam (center of soul). Kampung menjadi pita perekam tradisi, kearifan lokal (local wisdom).

15 Agustus 2018

opini musri nauli : PSIKOPAT


Akhir-akhir ini “gejala” bahkan kecenderungan terjadinya psikopat mulai marak menghinggapi pemikiran kelas menengah. Kelas menengah sebagai kelas struktur social yang menguasai perkembangan zaman justru menunjukkan pemikiran yang “salah tempat’. Bahkan semakin menjadi-jadi dan cenderung mencari pembenaran terhadap perbuatannya.

08 Agustus 2018

opini musri nauli : MAKNA DAN DIKSI


“Si Jago merah melalap hutan di California”
Pikiran.com, 11 Desember 2017

Judul provokatif dari media yang mengabarkan kebakaran hutan menggambarkan “keangkuhan” api yang membakar hutan di California akhir tahun lalu. Menghanguskan 180.000 ha dan menghancurkan 792 bangunan.

04 Agustus 2018

opini musri nauli : LOGIKA DODO



Ketika kutanyakan kepada putra ketigaku (waktu masih kecil) mengapa ia mengeluarkan ikan dari Aquarium, seketika dia menjawab. “Kasihan, yah. Ikannya capek berenang”.

Akupun tersenyum. Tidak memarahi. Bahkan tertawa.

01 Agustus 2018

opini musri nauli : KEKELIRUAN TAFSIR ENVIROMENTAL DEFENDER



Didalam memahami UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup (UU PPLH), roh dan pondasi penting kemudian dilihat dari “Daya dukung[1] dan “daya tampung[2]. Roh “daya dukung” dan “daya tampung” haruslah menjadi nilai-nilai yang memberikan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dari “kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun” dan “mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya”[3].

31 Juli 2018

opini musri nauli : MEMAHAMI DIKSI SETAN


           
Akhir-akhir ini, kita dipaksa menerima pemberitaan tentang politik yang menggunakan kata “Setan’. Entah apa yang dimaksudkan dengan kata “setan’. Namun kata itu ditujukan diluar kelompok yang dimaksudkan.


Kata “Setan” dimulai dari “laskar” yang bertujuan untuk menghancurkan “setan”, maka kata “setan” kemudian mengemuka.

Kata Setan menjadi “Demarkansi” yang memisahkan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Menjadi pembatas dan pembeda. Garis yang kemudian menjadi “medan tarung” sebagai perjuangan politik.