30 November 2017

opini musri nauli : Mesin Penghitung Uang


Sampai sekarang saya belum mengerti mengapa mesin penghitung uang digunakan untuk kasus korupsi. Entah pikiran darimana ide ini lahir dan kemudian digunakan.

Sebagai “saksi bisu”, mesin penghitung uang menjadi “penyaksi” terhadap penghitungan uang. Menurut kabar dari KPK yang kemudian “diperlihatkan” uang senilai 4,7 milyar.

Sebagai penemu, James Riitty, penemu mesin penghitung uang pada 1879 tidak “membayangkan” mesin penghitung uang kemudian dibawa ke KPK.

Sejarah mesin tersebut pertama kali dikenalkan diperkenalkan di Amerika pada 1920 yang kemudian difungsikan untuk meningkatkan efisiensi counter Federal Reserve Bank. Mesin ini mengurangi faktor human error dan secara akurat menghitung jumlah uang kertas. Mesin hitung uang kertas yang modern mulai diperkenalkan pada 1962, dan dengan segera mendominasi pasar. Mesin ini menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh Tokyo Shinagawa.

OK. Mari kita hentikan dahulu pembahasan mesin penghitung.

Pertama. Tidak pernah mesin penghitung uang digunakan “sebagai barang bukti” digunakan sebagai “menghitung uang” korupsi.

Dengan menggunakan mesin penghitung uang maka sang “penyuap” belum yakin dengan jumlah yang dikeluarkan untuk “ketuk palu” pembahasan RAPBD Jambi 2018. Sehingga “dibantu” mesin kemudian “sang penyuap” tidak salah kemudian mengeluarkan uang.

Kedua. Mesin penghitung uang digunakan oleh “penerima” suap agar “terpenuhi” janji yang telah disepakati. Sehingga sang “penerima suap” tidak keliru untuk menangkap pesan dari “sang penyuap.

Ketiga. Dengan menggunakan mesin uang, maka baik sang penyuap maupun sang penerima kemudian dapat melihat dan mencatat didalam pembukuan uang yang telah disepakati.

Keempat. Dengan menggunakan mesin penghitung maka kemudain menghemat waktu untuk menghitung uang. Sang penyuap dan sang penerima suap kemudian dapat melakukan pekerjaan lain sembari menunggu apabila adanya “undangan” untuk membahas penerima yang.

Bayangkan. Dengan yang senilai Rp 4,7 maka dapat memakan yang waktu yang panjang apabila menghitung manual tanpa dibantuk mesin.

Kelima. Dengan menggunakan mesin maka membuktikan keseriusan kesepakatan suap. Sehingga dapat dikategorikan sebagai “bentuk” suap yang sempurna.

Namum kesemuanya, menggunakan mesin penghitung adalah “modus” atau cara baru untu memasuki zaman yang sudah canggih.

Tapi sudahlah. Kata orang Jambi dengan peristiwa yang terjadi di Jambi. Atau biasa disebut “Bango”.