Ditengah-tengah masyarakat Melayu Jambi, seloko menggunakan kata durian menjadi pengetahuan sehari-hari. Berbagai seloko menunjukkan buah durian memang bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Dimulai dari seloko “"Padi menjadi. Rumput hijau. Aeknyo tenang. Ke aek cemeti keno. Ke darat durian gugur.”
Istilah “Durian” juga menunjukkan batas antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumbar yang dikenal dengan “durian takuk rajo”. Seloko ini dikenal memanjang dari Marga Jujuhan, Marga VII Koto, Marga IX Koto dan Marga Sumay.
Sedangkan Seloko batas Jambi dengan Provinsi Sumsel dikenal dengan SIalang belantak besi.