Akhir-akhir
ini diksi dan pengetahuan tentang bahasa mulai memudar. Terjebak dengan arti
tanpa memahami makna. Entah kedangkalan ataupun kurangnya literasi memahami
Bahasa Indonesia.
Hukum adalah norma, aturan yang bertujuan menciptakan keadilan. Hukum adalah jiwa yang bisa dirasakan makna keadilan. Makna keadilan adalah jiwa yang senantiasa hidup dan berkembang.. Dari sudut pandang ini, catatan ini disampaikan. Melihat kegelisahan dari relung hati yang teraniaya..
25 Juli 2018
24 Juli 2018
opini musri nauli : PBB – Sang Pengantar Pemenang
Kiprah
Partai Bulan Bintang yang tidak dapat dipisahkan dari kebesaran Partai Masyumi
tidak dapat dilepaskan dari sosok Yusril Ihza Mahendra. Anak “ideology” M.
Natsir bersama dengan Amien Rais. M. Natsir adalah tokoh Partai Masyumi yang
disegani.
opini musri nauli : PARTAI DEMOKRAT – Sang Dirijen Mengatur Lagu
Sebagai
pendatang baru, Partai Demokrat yang lahir 9 September 2001 kemudian mampu
meraih suara Pemilu 2004 sebesar 7,45%.
Dengan bekal 7,45%, Partai Demokrat didukung Partai Bulan Bintang, dan
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Koalisi kerempeng yang merupakan
gabungan tiga partai kecil ini hanya menghasilkan 11 persen dukungan suara. Hasilnya
setelah putaran kedua SBY-JK menang telak dengan selisih cukup jauh yakni:
69.266.350 (60,62%) melawan 44.990.704 (39,38%).
Kememangan SBY-JK mampu melibas
kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Golkar dan mengalahkan incumbent
Megawati Soekarnoputri.
23 Juli 2018
opini musri nauli : DURIAN (2)
Entah
bagaimana perasaan saya ketika melihat posting media cetak yang memperlihatkan
hasil razia durian yang hendak dibakar. Darah saya mendidih. Pikiran
berkecamuk. Entah apa kalimat yang pantas untuk melihat gambarnya.
Durian
adalah symbol kemakmuran. Seloko Jambi dengan jelas mengabarkan “Padi menjadi.
Rumput Hijau. Kerbau gepok. Ke aek cemeti
keno. Ke darat durian gugu’”. Seloko ini mirip dengan istilah Jawa “Gemah ripah. Loh Jinawi. Negeri tentram
kerto raharjo”
opini musri nauli : HUKUM LINGKUNGAN DALAM PRAKTEK PERADILAN
“Nauli, tanggal 23, ada di Jambi ?”, ujar Ibu Prof. Elita Rahmi diujung
Telephone.
“Ada bu. Belum ada jadwal keluar kota”,
ujar saya sembari menutup buku.
“Ok. Nanti ada undangan. Ikut pertemuan
Seminar Nasional Hukum Lingkungan”, Lanjut bu elita.
“Siap, bu ?” kata saya.
22 Juli 2018
opini musri nauli : PARTAI GERINDRA – Pemimpin Oposisi
Dari
hasil berbagai survey, Prabowo masih diunggulkan menjadi “penantang” serius di
Pilpres 2019. Sebagai penantang serius, Prabowo berhasil menyingkirkan Gatot
Nuryanto, Anies Baswedan, Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) dan Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY).
Sebagai
penantang serius Pileg 2019, Prabowo “kenyang” mengikuti Pilpres. Mengikuti
konvensi Partai Golkar tahun 2004, Wakil
Presiden 2009 mendampingi Megawati Soekarnoputri (PDIP) dan candidate Presiden
2014. Dengan sederet proses panjang mengikuti pilpres berhasil menancap kuat di
pulbik. Sehingga dapat dimengerti Prabowo jauh meninggalkan candidate lain.
opini musri nauli : BERBOHONG DAN MENCURI
Lengkaplah
sudah rangkaian korupsi di Indonesia. Dari Surya Dharma Ali (Menteri Agama),
Ketua Partai Keadilan Sejahtera (Lutfhi Hasan Ishaq) dan terakhir Irwandi Yusuf
(Gubernur dari Aceh). Daerah yang menganut Qonum dan meletakkan Hukum Islam sebagai
ajaran sehari-hari.
Membaca
tertangkapnya Gubernur Aceh adalah konfirmasi dari kegelisahan adanya “Dugaan”
permainan kongkalikong dari dana Otonomi khusus untuk Aceh.
opini musri nauli : Marga Pemayung Ilir
Kata
Pemayung berasal “payung” Raja yang dikenal sebagai Pangeran Prabo. “Pemayung”
adalah Pemayung rajo. Pusat Marga Pemayung Ilir di Dusun Lubuk Ruso. Lubuk Ruso
adalah tempat “guru sembah”[1].
Istilah
Pemayung juga dikenal di Marga Pemayung Ulu, Desa Pemayungan Marga Sumay[2]
dan Marga Renah Pembarap[3].
21 Juli 2018
opini musri nauli : PDIP – Sang Oposisi
Sebagai
Ketua Umum Partai yang mengalami ketidakadilan di masa Soeharto, Megawati
Soekarno Putri telah ditempa matang untuk memimpin PDIP. Partai yang “diobrak-abrik”
Soeharto dalam penyerbuan kantor PDI tahun 1996 (dikenal Kudatuli/Kerusuhan 27
Juli 1996).
Memimpin
partai ditengah himpitan orde baru namun kemudian menjadi kampiun Pemilu 1999
namun kalah dalam pemilihan Presiden di MPR. Membuat Megawati memimpin partai
sebagai partai oposisi 2004 dan 2009. Sebuah konsisten panjang yang berhasil
menjadi pemenang 2014 sekaligus mengantarkan Jokowi menjadi Presiden.
opini musri nauli : PARTAI GOLKAR DIPERSIMPANGAN JALAN
Ketika
Munas Partai Golkar mendukung Jokowi untuk Pilpres maka public berharap Partai
Golkar setia untuk duduk di pemerintahan. Partai Golkar diharapkan menjadi
bagian dari proses perencanaan pembangunan yang dicanangkan Jokowi.
20 Juli 2018
opini musri nauli : MATEMATIKA DI PILPRES 2019
Terlepas
dari manuver beberapa partai menjajaki candidate Pilpres 2019, secara resmi
Partai yang sudah mendeklarasikan mendukung candidate tertentu sudah
disampaikan ke Publik. PDIP – Partai Nasdem – PPP – Partai Golkar mendukung
Jokowi. Partai Gerindra mendukung Prabowo.
19 Juli 2018
opini musri nauli : Aur
Bak
“aur dengan tebing” kata temanku
sembari posting di FB bersama dengan istrinya. Akupun tersenyum melihat
postingnya.
Di tengah masyarakat Melayu Jambi
dikenal “Bak
aur dengan tebing, tebing sayang ke aur, aur sayang dek tebing, tebing runtuh
aur tebawo. Tidak terpisahkan antara tebing
dengan aur.
18 Juli 2018
opini musri nauli : Tanah pemberian
Sebagai
masyarakat Melayu, Masyarakat Melayu Jambi terbuka terhadap kedatangan penduduk
dari luar dusun. Pengaruh Minangkabau dapat dilihat di Marga Sungai Tenang, Marga
Pangkalan Jambu, Marga Air hitam, Marga Pelawan, Marga Batin Pengambang, Marga
Bukit Bulan, Marga Datuk nan Tigo, Marga VII Koto, Marga IX Koto, Marga
Jujuhan, Marga Sumay, Marga Serampas. Seloko seperti “Jika
mengadap ia ke hilir, jadilah beraja ke Jambi. Jika menghadap hulu maka Beraja
ke Pagaruyung atau Tegak Tajur, Ilir ke
Jambi. Lipat Pandan Ke Minangkabau[1] membuktikan hubungan kekerabatan yang kuat antara
masyarakat di hulu Sungai Batanghari dengan Pagaruyung.
opini musri nauli : Marga Jebus
Marga Jebus terdiri dari Dusun
Jebus, Dusun Rukam, Dusun Gedung Terbakar, Dusun Londrang, Dusun Suak Kandis dan
Dusun Sungai Aur. Pusat Marga di Suak Kandis. Dusun Suak Kandis kemudian
dipimpin Pesirah.
opini musri nauli : Sepenasib - Sepenanggungan
Kebersamaan, kesetiaan, senasib
sepenanggungan merupakan cermin masyarakat Melayu Jambi. Ikrar kesetiaan yang
dikenal sebagai “sumpah setio” ditandai
dengan Seloko “Ke langit sama dikadah. Ke
bumi sama dikutungkan. Darah samo dikacau, daging samo dikimpal[1]”. Atau juga sering disebut ”ada samo dimakan. Dak ado samo ditelan”.
17 Juli 2018
opini musri nauli : NAMA DIKANTONG JOKOWI DAN PRABOWO
Terlepas
dari Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo yang sudah mendeklarasikan sebagai
Bacapres (bakal Calon Presiden), Nama Jokowi dan Prabowo masih diunggulkan
berbagai lembaga survey sebagai kandidat kuat Calon Presiden. Dengan
memperhitungkan “head to head” Pilpres 2019
maka mata public kemudian dikonsentrasikan kepada “pendamping” Presiden
(baca Wakil Presiden).
Menyimak
nama-nama yang beredar maka menarik untuk kita pilah untuk melihat berbagai scenario
kemungkinan. Bukankah politik adalah “seni” kemungkinan.
15 Juli 2018
opini musri nauli : Alam Pikiran Masyarakat Melayu Jambi
Setiap
peradaban tidak dapat dipisahkan alam pikiran dengan alam semesta. Sistem
budaya masa prasejarah adalah sistem budaya mistis yang berkaitan erat dengan
sistem kepercayaan mistis.
14 Juli 2018
opini musri nauli : Bahasa Melayu Masyarakat Jambi
13 Juli 2018
opini musri nauli : Marga Berbak
Marga
Berbak berbatasan langsung dengan laut Tiongkok Selatan. Laut Tiongkok Selatan biasa
dikenal Pantai Timur Sumatera. Marga Dendang/Sabak dan Marga Jebus. Dengan
Marga Dendang/Sabak dikenal sebagai Simpang. Begitu juga dengan Marga Jebus[1].
Simpang yang dimaksudkan adalah persimpangan Sungai Batanghari yang mengilir ke
Timur Jambi dan membelah. Aliran Sungai Batanghari satu menuju langsung ke
Muara di Pulau Berhala. Sedangkan satunya berbelok kiri menuju Muara Sabak dan
menuju lautan Pantai Timur Sumatera. Sedangkan Marga Jebus menyebutkan batas
dengan Marga Berbak adalah “Perbuseno”[2].
Marga Dendang/Sabak menyebutkan batas dengan Marga Berbak dengan tandai “Rambai Belubang dan pangkal bulian[3].
opini musri nauli : Pamit ke Penghulu
“Pamit
ke penghulu” adalah Seloko terhadap kegiatan yang dilakukan diwilayah kekuasaan
Dusun harus sepengetahuan pemangku Adat. Sebagai pemangku adat, ditandai dengan
“Alam
sekato Rajo. Negeri sekato Batin. Atau “Alam Berajo, Rantau
Berjenang, Negeri Bebatin, Luhak Berpenghulu, Kampung betuo, Rumah betengganai”
atau “Alam berajo, rantau bejenang, kampung betuo, negeri
bernenek mamak. Atau “Luak Sekato Penghulu, Kampung Sekato Tuo, Alam sekato Rajo, Rantau
Sekato Jenang, Negeri sekato nenek moyang. Seloko ini melambangkan alam kosmos Rakyat Melayu Jambi untuk
menempatkan dan menghormati pemimpin.
09 Juli 2018
opini musri nauli : Pantang Larang (2)
Selain
mengenal pantang larang terhadap daerah yang dilindungi, masyarakat Melayu
Jambi juga mengenal pantang larang terhadap hewan dan tumbuhan. Di Desa Sunga
Keradak (Sarolangun) mengenal Kepala Sauk, bukit gundul, bukit larangan,
dan setiap hulu sungai yang tidak boleh dibuka. Selain itu juga tanaman yang
tidak boleh ditebang seperti durian, petai, cempedak hutan, kayu sengkawang,
kabau, enau, landor rambai, tampui, mampaung, tayas, manggis, jering (jengkol),
dan baungan. Dan hewan yang tidak boleh diburu seperti Harimau, macan, beruang,
anjing hutan, tapir (tenok), kucing hutan, ungko, siamang, burung gading
(termasuk seluruh burung-burung yang dilarang)[1].
opini musri nauli : Pantang Larang
Masyarakat mengenal
daerah-daerah yang dilindung yang dikenal dengan istilah pantang larang. Daerah
pantang larang kemudian dikenal sebagai daerah lindung atau daerah konservasi
tinggi.
08 Juli 2018
opini musri nauli : ASIAN GAMES DIMATA PELANCONG
Mari
kita lupakan mimpi Jakarta yang belum juga menunjukkan arah mendukung Asian
Games. Entah sepi dari pemberitaan, belum banyaknya umbul-umbul. Atau seperti
negara lain yang membuka relawan pendukung acara untuk menyukseskan acaranya.
Atau
lupakan juga mimpi Palembang yang jalan ke bandara baru diaspal. LRT hingga kini
belum juga digunakan oleh public. Konon kabarnya peresmiannya pertengahan Juli.
Atau lupakan seluruh venue yang tidak terdengar kabarnya digunakan “pracoba”
digunakan atlet.
02 Juli 2018
opini musri nauli : Marga Peratin Tuo
Marga
Peratin Tuo termasuk LUAX XVI. LUAK XVI terdiri dari Marga Serampas, Marga
Sungai Tenang, Marga Peratin Tuo, Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap dan
Marga Senggrahan. Tideman menyebutkan “Luak
XVI merupakan federasi. Luak XVI merupakan 10 Marga di Kerinci dan 6 Marga di
Bangko. Bersama-sama dengan Serampas, Sungai Tenang, Peratin Tuo, Tiang
Pumpung, Renah Pembarap mengaku berasal dari Mataram (Jawa). Tideman kemudian menyebutkan “Senggrahan termasuk kedalam Sungai Manau”.
Senggrahan bersama-sama dengan Pratin Tuo dan Mesoemai”[1].
Dalam berbagai dokumen sering juga disebut dengan kata “Pratin Tuo”[2].
Istilah “Peratin Tuo” menunjukan tempat pemberhentian.
01 Juli 2018
opini musri nauli : KISAH UNIK
Kabar
pemecatan Guru SD di sebuah yayasan di Bekasi (Jawa Barat) menjadi heboh ketika
sang Suami mengabarkan di media social. Terlepas dari pihak sekolah yang telah datang
ke rumah sang Guru untuk meminta maaf, peristiwa ini mengingatkan kisah unik di
sekitar rumahku.
Aku
teringat dengan kisah tetanggaku yang meminta anak-anakku agar menyekolahkan ke
sekolah Islam. Tentu saja dengan imbauan agar anak-anak agar belajar agama dan
taat kepada agama.
30 Juni 2018
opini musri nauli : Tugas Al Haris di Lembah Masurai
Usai
sudah Pilkada Merangin. Untuk sementara Kemenangan diraih petahana (incumbent)
dengan selisih angka yang signifikan. Hampir 10 % dari runner up. Sebuah angka
selisih yang menjadi “penghambat” untuk dijadikan pertimbangan di MK.
29 Juni 2018
opini musri nauli : Penamaan Dusun
Penamaan Dusun tidak
dapat dilepaskan dari penamaan yang berada di sekitar masyarakat. Seperti
Sungai, Pulau, Lubuk, Renah, Muara, Teluk, Rantau, Danau dan Tanjung
Di Marga Sumay dikenal “anak Batang
Sumay” seperti Sungai Rambutan, Sungai Karang[1]
atau Sungai Menggatal di Simarantihan Talang Mamak[2]
23 Juni 2018
opini musri nauli : MUDIK DAN PELAYANAN UMUM
(Catatan Mudik 2)
Mudik
tidak dapat dipisahkan dari pelayanan umum. Entah sebagai relawan yang bersedia
membagikan waktunya untuk menjaga tempat-tempat rest area, posko pengamanan,
posko mudik, tempat-tempat public. Mereka menyediakan pelayanan seperti
mengatur lalulintas, tenaga kesehatan, sarana pendukung seperti ambulan,
fasilitas kesehatan, tempat air minum, fasilitas tidur dan berbagai sarana
pendukung lainnya.
Mereka
terdiri dari kepolisian, Korem/kodim/koramil, tenaga kesehatan dan relawan
seperti RRI, kelompok hoby. Mereka membangun posko-posko di sepanjang jalur
mudik. Menyiapkan tenda yang dapat digunakan para musafir untuk rehat dan ngaso
sejenak. Mereka rela bertugas untuk mengamankan jalur mudik sehingga musafir
dapat tenang melalui jalur dengan tenang.
22 Juni 2018
opini musri nauli : MUDIK DAN KEBERSIHAN
(Catatan Mudik)
Mudik
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan alam pikir masyarakat Indonesia.
Mudik adalah hajatan yang paling besar yang membuat semua lini kehidupan
menjadi begitu berarti, repot dan memerlukan perencanaan yang matang.
16 Juni 2018
opini musri nauli : Deklarasi Bukit Sitinjau Laut
13 Juni 2018
opini musri nauli : PUASA – IBADAH ATAU RITUAL
Diibaratkan
pertandingan marathon, menjelang akhir Ramadhan dan memasuki suasana mudik,
maka dipastikan Puasa akan berakhir. Dan suasana Mudik dan menyambut Idul Fitri
semakin terasa.
21 Mei 2018
opini musri nauli : RANGKILING, DAERAH ANGKER DI JAMBI
JAMBI-Bagi orang Jambi pasti sudah tak asing lagi dengan nama Rangkiling, sebuah daerah di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Daerah Angker. Itulah sebutan bagi daerah Rangkiling ini. Warga yang akan melewati tempat ini, mereka akan mempersiapkan rencana dengan matang agar dapat menghindari daerah tersebut saat matahari terbenam. Rangkiling memang salah satu tempat yang kalau bisa paling dihindari, terutama saat malam tiba karena daerah tersebut rawan perampokan bahkan kadang sampai terjadi pembunuhan jika si korban melawan.
Insiden dirusaknya sebuah mobil patroli polisi di hari ketiga Idul Fitri Minggu 17 Juni 2018 lalu, menjadi bukti bagaimana daerah tersebut begitu angker. Kendaraan patroli milik Polsek Mandiangin yang tengah melintas, dirusak dan digulingkan massa ke jalan. Satu anggota Polsek Mandiangin juga terluka dalam insiden tersebut.
Amuk massa Warga Desa Rangkiling ini buntut pasca polisi menembak mati seorang daftar pencarian orang (DPO) kasus begal, Diwun (30). Diwun merupakan tersangka dalam kasus 368 KUHP tentang tindak pidana pemerasan. Diwun merupakan terlapor kasus penganiayaan terhadap pegawai PT Global Batu Bara. Diwun sudah masuk dalam DPO Polda Jambi.
Berbekal laporan tersebut, polisi melakukan pencarian terhadap Diwun. Polisi berhasil melacak keberadaan Diwun yang hendak pergi memancing dengan mengendarai sepeda motor. Malam kejadian, Polisi yang hendak mengamankan Diwun, mendapat perlawanan keras. Setelah dilumpuhkan Diwun sempat dibawa ke Puskesmas Madiangin. Namun, nyawa Diwun tidak bisa diselamatkan. Diwun tewas dengan beberapa luka tembakan di tubuhnya.
Foto-foto Diwun yang dalam kondisi tertembak dan dirawat di Puskesmas dengan cepat menyebar lewat media sosial seperti Facebook dan IG. Kemudian, kabar kematian Diwun juga memicu massa warga Rangkiling keluar rumah. Warga Desa Rangkiling merasa tidak terima tindakan anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Mandiangin yang menembak mati Diwun.
Tidak lama kemudian, satu unit mobil patroli Polsek Mandiangin yang saat itu kebetulan melintas, dalam waktu seketika, warga yang berkumpul di TKP langsung menyerang mobil patroli tersebut. Warga juga menghajar anggota polisi yang berada di dalam mobil tersebut. Akibat amukan warga, mobil patroli jenis sedan milik Polsek Mandiangin ini rusak dan satu orang polisi terluka di bagian kepala.
Pascakejadian ini, Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS langsung mencopot Kapolsek Mandiangin Iptu Jalalludin dari jabatannya. Kapolda juga langsung ke rumah korban Diwun didampingi Kapolres Sarolangun AKBP Dadan Wira Laksana, Senin (18/6/2018). Kapolda mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Diwun.
Menurut Muchlis, penembakan yang dilakukan anggotanya saat akan menangkap Diwun karena Diwun memiliki senjata api dan melakukan perlawanan pada polisi. Namun, melihat respons warga yang mengamuk akibat penembakan tersebut, Muchlis menyatakan akan mengikuti hukum adat yang berlaku di daerah setempat.
Tindakan tegas itu diambil Kapolda Jambi, setelah melakukan mediasi di Polsek Mandiangin, yang turut dihadiri langsung Bupati Sarolangun, Cek Endra serta tokoh adat Desa Rangkiling Simpang.
Dalam mediasi tersebut Kapolda siap mengikuti aturan adat yang disepakati oleh tokoh adat Desa Rangkiling.
“Dalam konteks penegakan hukum, maka tetap harus dilakukan. Tapi, sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika tata krama yang ada di sini, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, maka kami mengikuti hukum adat yang berlaku di sini, apakah nanti dilakukan pesta adat, kami akan mengikuti. Namun, proses hukum tetap berjalan,” ujar Kapolda.
15 Mei 2018
opini musri nauli : KISAH TELUR MATA SAPI
Kisah
tentang dimulainya Ramadhan dan Idul Fitri banyak meninggalkan kisah. Berbagai
kisah mewarnai diskusi, tema bahkan berbagai peristiwa untuk menambah keyakinan
beribadah.
Tahun
2007 saya ke Padang. Kampung mertua. Di Sumatera Barat yang terkenal sebagai
pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Idul Fitri pada hari Jumat.
13 Mei 2018
opini musri nauli : INDONESIA DARURAT TERORISME
Peristiwa
di Mako Brimob dan dilanjutkan dengan peristiwa 3 lokasi berbeda di Surabaya
menghentakkan dada. Daya gelegarnya tidak semata-mata terjadi di lokasi. Namun
menggetarkan nurani kemanusiaan dan mengganggu nalar manusia.
12 Mei 2018
opini musri nauli : Literasi dan Simbol Makna
Akhir-akhir
ini kosakata di Indonesia “disibukkan” dengan istilah seperti “khilafah”, “Thougut”,
“antek-antek asing”, “kalajengking” dan sebagainya.
Pesan
yang ditangkap kemudian menjadi bergeser. Sering memenggal kalimat yang
diterima, memotong makna sebenarnya dan tentu saja dibumbuhi nada-nada
provokasi yang justru jauh dari makna esensi yang sebenarnya.
Kemampuan
untuk menyerap informasi menjadi “Cetek”, “picik”, “memutar balik logika”,
bahkan terkesan tendesius.
11 Mei 2018
opini musri nauli : GAGASAN, KOMITMEN DAN KESETIAAN
Akhir-akhir
ini kata-kata “komitmen” dan “kesetiaan” pada gagasan mulai menemukan
formulanya. Waktu kemudian menguji “siapakah” yang setia dengan gagasan. Dan
siapa yang rela menyepi untuk menjaga gagasannya.
Kisah
bermula pada awal-awal reformasi ketika para penggagas berteriak “hentikan”
kekerasan didalam menyelesaikan persoalan. “Tentara harus professional. Tidak
boleh cawe-cawe politik praktis. “Jangan korupsi”. Perempuan harus dihargai.
Kesemuanya sang penggagas kemudian malah terjebak dengan slogan yang mereka
usung sendiri.
opini musri nauli : MEMBERANTAS TERORISME ZAMAN NOW
Membaca,
mengamati dan menelisik “peristiwa huru-hara” MAKO Brimob dan “upaya
penyelesaiannya” menarik perhatian saya.
Langganan:
Postingan (Atom)