23 Mei 2021

opini musri nauli : Keliru (2)

Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya, walaupun pihak penggugat berhak menarik siapapun sebagai tergugat, namun terhadap penarikan pihak sebagai tergugat yang tidak mempunyai kapasitas sebagai tergugat, maka gugatan tidak dapat diterima. 

opini musri nauli : Gemuruh Suara Padepokan

Terdengar suara bergemuruh di padepokan. Suara berteriak memberikan dukungan kepada adipati yang hendak bertarung di alun-alun Istana Astinapura. 

22 Mei 2021

opini musri nauli : Arah Mata Angin (2)

Sedangkan punggawa penjaga negeri juga ditandai dengan arah angin.  Di Marga Batin Pengambang dikenal Rio Cekdi Pemangku Rajo yang bertugas menjaga pintu dari Timur. Dengan wilayahnya Bathin Pengambang, Batu berugo, Narso. Debalang Sutan yang bertugas menjaga pintu di sebelah selatan. Dengan wilayah Sekeladi, Guguk tinggi, Tangkui, Padang Baru. Menti Kusumo yang bertugas menjaga pintu dari Utara. Dengan wilayah Rantau Jungkai, Renah Kemang, Sungai keradak. Debalang Rajo yang  menjaga pintu dari barat. Dengan wilayah Muara Simpang, narso kecil (Desa Tambak Ratu, 28 Juli 2013)

opini musri nauli : Gegar di kerumunan Pasar


Syahdan. Terdengar kegaduhan ditengah pasar. Rakyat Astinapura berduyung-duyun berkerumuman. Mendengarkan cerita sang telik sandi. 

opini musri nauli : Arah Mata Angin

 


Didalam alam kosmopolitan Jawa dikenal “kiblat papat lima pancer’ sebagai nilai falsafat Jawa. Kiblat papat lima pancer sebagai falsafah Jawa merupakan salah satu perwujudan konsep mandala. Suwardi Endraswara menyebutkan “Sedulur papat lima pancer” (Suwardi Endraswara, Memayu Hayuning Bawana – Laku Menuju Keselamatan dan Kebahagiaan Hidup Orang Jawa)

21 Mei 2021

opini musri nauli : Gelar Adat (3)


Ini sedikit berbeda dengan di Bungo. Gelar Rio diberikan kepada Kepala Dusun yang memang putra asli. Sedangkan Depati adalah Kepala Dusun sebagai “urang sumando”. Namun didalam perkembangannya berdasarkan Perda Bungo, Semua Kepala Desa kemudian diberikan Rio. Sedangkan Desa menjadi Dusun.

opini musri nauli : Gelar Adat (2)


Gelar seperti “Datuk”, “”Depati”, Rio, “Ngebi” adalah gelar yang diberikan kepada Kepala Desa (dulu Kepala Dusun). 

opini musri nauli : Persiapan di Alun-alun Istana


Terdengar para punggawa kerajaan ditengah alun-alun Istana Astinapura. 


“Wahai, para punggawa kerajaan. Siapkan umbul-umbul di alun-alun didepan Istana astinapura. Kibarkan panji-panji.. Meriahkan lapangan didepan istana. 

opini musri nauli : Gelar Adat (1)

Tidak dapat dipungkiri, berbagai gelar adat yang diberikan kepada tokoh Jambi menjadi perhatian publik. Berbagai rangkaian acara adat kemudian dikemas dan menjadi perhatian masyarakat umum. 

20 Mei 2021

Opini Musri Nauli : Kerumuman ditengah pasar


Syahdan. Terdengar kehebohan di kerumuman pasar. Suara gemuruh terhadap kabar angin yang berembus hingga terdengar di pelosok negeri Astinapura. 


Kabar angin yang beredar sungguh mencengangkan. Adipati yang berkuasa didalam negeri Astinapura mengeluarkan umbul-umbul merah. Tanda “perang” kepada penguasa. 

opini musri nauli : Telanaipura (2)


Sementara itu Tan Talanai sebagai Raja Jambi yang mendengarkan kecantikan Putri Pagaruyung,  lalu Baginda bermufakat dengan segala Perdana Menterinya untuk berangkat ke Pagarruyung untuk meminang Tuan Putri Selaras Pinang Masak dengan segala alat kebesaran. 

opini musri nauli : Pusako, Pesako dan Sko



Menjelang Ulang tahun ke 74 tahun dan Hari Jadi ke 619 Tahun, berbagai ucapan berdatangan. Dengan kata-kata seperti “Ulang Tahun Kotamadya Jambi. Tanah Pilih Pusako Betuah”. 

opini musri nauli : Pematang


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pematang diartikan sebagai jalan Kecil yang agak ditinggikan. Biasa juga dikenal paya (dialek Jambi sering disebut payo). 


Pematang juga sering disebutkan sebagai sawah atau tambak (tanggul) Kecil untuk batas atau jalan di Sawah. Biasa juga disebut “galangan”. 

opini musri nauli : Telanaipura

Tidak dapat dipungkiri, kata “telanaipura” adalah salah satu kata yang paling populer di Jambi. Menunjukkan tempat perkantoran Pemerintah Provinsi Jambi. Terletak di Jalan. A. Yani. 

opini musri nauli : Capaian PS di Jambi

Beberapa waktu yang lalu, sewindu putusan MK No. 35 Tahun 2013. Putusan konstitusi menentukan makna hakekat dari hutan adat. 


Putusan MK No. 35 Tahun 2013 kemudian menegaskan. Kata negara dihapus dari rumusan Pasal 1 Angka 6 UU Kehutanan. “Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat”. 


Dengan demikian menurut MK berdasarkan pasal 5 ayat (3) UU Kehutanan maka Pemerintah menetapkan status hutan dan hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannya masyarakat hukum adat yang bersangkutan masih ada dan diakui keberadaannya”.

19 Mei 2021

opini musri nauli : Idul Fitri bersejarah (2)

Sementara itu disisi lain, dokumen yang berkaitan abad XV dapat kita menengok 500 tahun yang lalu, kita akan mudah membaca jejak dari Kesultanan Melayu Islam Jambi (1460-1901 M). 


Membaca berbagai data yang disampaikan para Ahli, Pada masa kepemimpinan Orang Kayo Hitam (anak dari Datuk Paduko Berhalo dengan Putri Selaro Pinang Masak) pusat kerajaan Melayu dipindahkan dari Muara Sabak (Muara Jambi) ke Kota Jambi. Penempatan Kota Jambi menjadi pusat kerajaan dikenal dengan sebutan Tanah Pilih. 

opini musri nauli : Keliru

 

Didalam hukum acara Perdata, walaupun penggugat mempunyai hak untuk menarik tergugat didalam perkara, namun seringkali pihak penggugat keliru menempatkan para tergugat. 

opini musri nauli : Kudeta Kerajaan Astinapura

 

Suara gemuruh terdengar di balairung Istana Astinapura. Para Adipati, Dubalang, Kerani, Menti, Mangku dan punggawa kerajaan begitu gelisah dengan ikrar Adipati di Negeri Astinapura. 

opini musri nauli : Idul Fitri bersejarah

Semalam saya kedatangan teman-teman Jurnalis, Sahabat dan handai taulan. Merayakan Idul Fitri. 

18 Mei 2021

opini musri nauli : Adat menurun. Syarak mendaki

Membicarakan Islam di Minangkabau tidak dapat dilepaskan dari Syekh Burhanuddin. Salah seorang ulama besar yang Hidup di ranah Minangkabau. 


Syekh Burhanuddin tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang dengan Syekh Abd Al-Ra’uf Al - Fansuri dan Tarekat Syattariyah.

opini musri nauli : Merapalkan Kitab

Suasana sunyi di padepokan. Pemimpin padepokan dan para pendekar Sedang merapalkan mantra dan Ajian dari kitab. Kitab yang diwariskan dari leluhur padepokan. 

opini musri nauli : Datuk di Sulteng (2)


Sementara itu Datuk ri Bandang pergi dari kerajaan Luwu menuju wilayah lain di Sulawesi Selatan dan kemudian menetap di Makassar sambil melakukan syiar Islam di Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, lalu dikemudian hari sang ulama itu- pun akhirnya wafat di wilayah Tallo.  

Dato Ri Tiro

Dato ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani/Abdul Jawad, dengan gelar  Khatib Bungsu adalah seorang ulama dari Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan serta Kerajaan Bima di Nusa Tenggara sejak kedatangannya pada penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya. Dia bersama dua orang saudaranya yang juga ulama, yaitu Datuk Patimang yang bernama asli Datuk Sulaiman dan bergelar Khatib Sulung serta Datuk ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah timur nusantara pada masa itu. 

opini musri nauli : Narasi

Ditengah serbuan arus informasi begitu cepat, berhimpitan berbagai informasi yang terserak didunia maya, keinginan untuk membuat masyarakat Indonesia membaca justru terpinggirkan. Kalah dengan arus informasi yang hanya menyediakan judul tanpa harus bergelut memahami konteks. 

opini musri nauli : Datuk di Sulteng

Kebesaran Minangkabau di Nusantara tidak dapat dipungkiri. Berbagai ornamen, jejak hingga perjalanan hingga ke Timur Indonesia membuat, Minangkabau menjadi sorotan dalam histografi Islam di Nusantara. 


Didalam buku “Sejarah Datokarama (Abdullah Raqie) - Pembawa islam dari Minangkabau Ke Sulawesi Tengah”, yang dituliskan oleh Nurdin dkk, IAIN Palu, 2018 membuka tirai tentang sejarah Dato dari Minangkabau ke Palu.

17 Mei 2021

opini musri nauli : Ulama Jambi (11)

Tidak dapat dipungkiri, menyebutkan Tuan Guru Haji Ahmad Fakir” dapat dilihat didalam karya Disertasi DARMADI SALEH yang berjudul HAJI AHMAD FAQIR AL–KERINCI SUMBANGAN DAN PEMIKIRANYA DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI KERINCI – JAMBI - INDONESIA”. 

opini musri nauli : Nenek (2)



Di desa Rantau Bidaro, terdapat lahan pertanian berupa sawah, luasnya mencapai 30 hektar tetapi yang dikelola masyarakat sekarang ini sekitar 15 Hektar dan yang berhak menanam di lahan tersebut adalah keturunan nenek 4, yaitu kalbu Rendah, kalbu Solok, kalbu Cabul dan kalbu Talang, yang kesemuanya sudah dibedakan lokasi masing-masing. Kalbu Rendah sebelah ilir, kalbu solok sebelah tengah, kalbu cabul sebelah atas dan kalbu talang sebelah atas juga. 

opini musri nauli : Titah Raja Astinapura

Berkumpullah para adipati, dubalang, kerani dan punggawa kerajaan di balairung istana Astinapura. Mengelilingi  Raja Astinapura. Menerima titah. 

opini musri nauli : Nenek



Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nenek diartikan sebagai sebutan dari cucu kepada orang tua ayah ibunya. Didalam penjelasannya, hubungan biologis diutamakan kepada nenek yang melahirkan ibu atau ayah. Sehingga Perempuan disebut nenek, Lelaki disebut kakek. 

16 Mei 2021

opini musri nauli : KItab

Syahdan. Terdengar kabar angin yang beredar ditengah Rakyat Negeri Astinapura. Sebuah kitab yang berisikan ajian dan mantra. Kesaktian yang tiada tara. 

15 Mei 2021

opini musri nauli : Bungkul


Ditengah masyarakat Melayu Jambi, istilah “bungkul” sering dilekatkan dengan seloko. Seperti “mencari pangkal dari Bungkul. Mencari asal dari usul 

Negeri Astinapura : Kitab

 

Terdengar keluhan di padepokan. Kitab-kitab yang menjadi pegangan para pendekar di padepokan seakan-akan tiada berdaya. Menghadapi gempuran dari serbuan dedemit yang terus bergentayangan di negeri Astinapura. 

opini musri nauli : Corona - Mengembalikan menjadi hakekat

Entah mengapa, issu corona terus memantik polemik. Wabah pandemik yang belum ketahuan kapan akan berakhir justru selalu memantik polemik dintengah masyarakat. 

opini musri nauli : Silo (2)



Ditengah masyarakat, Silo adalah tempat duduk orang dihormati. 


Marga Senggrahan dikenal Depati Tigo Silo. Atau lebih dikenal Nenek Tigo Silo yang kemudian disebut Tigo Pemangku Marga Senggrahan. Mereka itu adalah Depati Surau Kembalo Hakim, Depati Manggalo, Depati Keramo. 

opini musri nauli : Cerita Ulama Sumatera (6)

Ketika Syofyan Hadi menuliskan tulisan “Naskah Mawahib Rabb Al-Falaq : Melacak Titik Temu Ajaran dua Tarekat (Syazililayh dan Naqsyabandiyah) di Minangkabau”, seketika kekaguman kepada ulama sumatera semakin bertambah. 

opini musri nauli : Silo



Dalam dialek Bahasa Melayu Jambi, Silo berasal dari kata Sila. Dalam kamus bahasa Indonesia, Sila diartikan “menyilakan”. Sehingga “menyilakan” adalah meminta, mengajak dan mengundang dengan hormat. “Silakan” dapat dipadankan dengan kata “sudilah kiranya”…

opini musri nauli : Tapa Brata




Terdengar denguhan nafas kegelisahan dari Pemimpin padepokan. Sembari membakar dupa, tapa brata terganggu dengan kegelisahannya. 


“Dewata agung. Kesalahan apa yang telah kami perbuat. Hingga sekarang dedemit masih menyerang negeri Astinapura. Belum ada satupun para pendekar yang turun mampu mengalahkannya ?”, tanya sang Pemimpin padepokan. Suaranya bimbang. Menampakkan kegelisahannya. 


Sudah beberapa kali sang telik sandi. Menagih janji untuk mengirimkan pendekar yang mempunyai kesaktian mandraguna. Namun belum jua janji dipenuhi. 


Sekali lagi kegelisahan semakin jelas di raut mukanya. Tidak ada sama sekali ketenangan untuk melanjutkan tapa brata. 


Sembari menyudahi semedi, sang Pemimpin padepokan kemudian membuka kitab. Kitab padepokan warisan leluhur yang belum tuntas dipelajari. Tersita oleh para telik sandi yang terus berdatangan menemuinya. 


Semoga Sebelum purnama datang, kitab warisan leluhur telah tunai dipelajari. Sembari menurunkan ilmu kanuragan di padepokan. Agar para pendekar dapat menaklukkan sang dedemit yang terus menguasai negeri astinapura. 

14 Mei 2021

opini musri nauli : Rajo (2)


 

Dalam dialek sehari-hari masyarakat Melayu Jambi, istilah Raja banyak sekali menunjukkan hubungan kekerabatan hingga berbagai simbol dalam relasi sosial. 


Seloko seperti Seloko seperti  “Jika mengadap ia ke hilir, jadilah beraja ke Jambi. Jika menghadap hulu maka Beraja ke Pagaruyung atau Tegak Tajur, Ilir ke Jambi. Lipat Pandan Ke Minangkabau membuktikan hubungan kekerabatan yang kuat antara masyarakat di hulu Sungai Batanghari dengan Pagaruyung.

opini musri nauli : Geger di Padepokan

 

Tiba-tiba terdengar kehebohan di padepokan negeri Astinapura. 


“Tuanku. Benarkah ada para pendekar yang dikalahkan sang dedemit. Benarkah tuanku ?”, sang pendekar kepada Pemimpin padepokan.