22 Mei 2021

opini musri nauli : Gegar di kerumunan Pasar


Syahdan. Terdengar kegaduhan ditengah pasar. Rakyat Astinapura berduyung-duyun berkerumuman. Mendengarkan cerita sang telik sandi. 

“Wahai, sang telik sandi. Kabar apa yang hendak engaku sampaikan ?”, tanya suara di kerumuman pasar. 


“Wahai, Rakyat Astinapura. Kabar yang berembus. Ada  adipati yang hendak bertarung di alun-alun Istana hendak membagikan kepingan emas. Agar Rakyat bersedia untuk menyaksikan pertarungan ?”, jawab sang telik sandi. 


“Mengapa adipati hendak mengeluarkan kepingan emas. Apakah brangkas negeri Astinapura dikeluarkannya kepingan emas ?”, tanya Rakyat astinapura heran. 


“Apakah yang hendak diraih adipati yang membagikan kepingan emas. Apakah tahta dan mahkota membuat dia tega berbuat nista ?”, lagi-lagi suara bertanya. 


“Wahai, Rakyat astinapura. Percayalah. Apapun yang diraih dengan cara yang bertentangan dengan titah Raja Astinapura akan dikutuk oleh dewata agung”, jawab sang telik sandi. 


“Hamba sendiri mendengarkan titah dari Raja Astinapura”, katanya menegaskan. 


“Baiklah, sang telik sandi. Kami Rakyat Astinapura akan menjaga titah dari Raja Astinapura”, kata suara di kerumuman.