Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pematang diartikan sebagai jalan Kecil yang agak ditinggikan. Biasa juga dikenal paya (dialek Jambi sering disebut payo).
Pematang juga sering disebutkan sebagai sawah atau tambak (tanggul) Kecil untuk batas atau jalan di Sawah. Biasa juga disebut “galangan”.
Ditengah masyarakat Melayu Jambi, pematang juga merujuk kepada tanda-tanda alam. Sama juga seperti sungai, aur, tebing dan pohon.
Pematang juga sebagai tanda/batas (tembo) antara satu Marga dengan Marga lain. Seperti Marga VII berbatasan dengan Marga IX Koto yang ditandai dengan “pematang kulin”.
Begitu juga Wilayah Batin VI Mandiangin berbatasan dengan Marga Air Hitam. Yang ditandai dengan Tembo “Kebun nenas, Pematang kancil, Air Bekuak yang terletak di Dusun kasang Melintang. Terus ke Batu nangoi.
Marga Maro Sebo Ulu yang berbatasan dengan Marga Kembang Paseban yang ditandai dengan pematang palak beruk.
Wilayah Piagam Tanah Sengkati Gedang dikenal “pematang sekawi”, “Pematang sakti”, Pematang damar, pematang rambut. Sedangkan Pematang Gadung dimana terdapatnya pematang yang banyak terdapat gadung. Gadung adalah makanan sejenis umbi-umbian.
Desa Temenggung mengenal nama tempat Imbo larangan “pematang kulim seluas 109 ha. Di Rimbo Bujang Kabupaten Bungo dikenal Desa Pematang Sapat. Di Tebo dikenal dusun Pematang, Tanah Garo.
Di Desa Lubuk Birah (Marga Senggrahan) dikenal juga pematang pila, Pematang Tebat
Di Desa Batu Ampar (Marga Simpang Tigo Pauh) dikenal Pematang Tembesu Ulu Tepan, Pematang Jelmu dan Pematang Belubang. Di Marga Batin Pengambang dikenal “pematang panjang”.
Di Desa Bernai (Sarolangun) dikenal Pematang Bulian. Tembo Marga Mestong juga mengenal “pematang Tengah, pematang mimbar duo. Selain itu juga dikenal Desa Pematang Jering.
Di Marga Sungai Tenang dikenal “Pematang Pauh”. Di Desa Tanjung Benuang dikenal pematang batu orang, pematang sungai kandis dan pematang bukit serik. Di Desa Tanjung Mudo dikenal pematang kubaning, pematang sri atas betung.
Di Marga Pelawan dikenal Dusun Pematang Kolin. Di Marga Kembang Paseban dikenal Dusun Pematang Gadung.
Di Marga Tungkal Ulu dikenal “Pematang Pauh”. Terdapat pohon yang bernama pauh (sejenis palm), banyakya Tayas (buah-buahan sejenis mangga) di Dusun Tanjung Tayas atau banyaknya Bojo (sejenis kacang-kacangan) di Tanjung yang kemudian disebut Dusun Tanjung Bojo. Banyaknya Kebun yang kemudian disebut Dusun Kebun. Kebun kemudian dimaksudkan banyak kebun yang menghasilkan buah-buahan setiap musim. Dan banyaknya rusa dalam satu tempat. Kemudian bernama Dusun Suban.
“Pematang Pauh” juga dikenal Di Marga Sungai Tenang.
Di Marga Tungkal Ilir dikenal “Pematang Lumut”.
Ditengah masyarakat Orang Rimba juga dikenal “pematang Bayas, Pematang Salak, Sungai Kuro Betino, Pematang Gambir.
Didaerah ilir Jambi, kata “pematang” justru menandakan sebagai “payo”. Di Marga Kumpeh daerah Pematang Kapas, pematang Semeleng atau Pematang Cengal. Pematang Cengal juga sering disebut “kasang kering’. Selain itu juga dikenal Pematang Sirih, Pematang Tepulo”, Pematang Tepus”.
Sedangkan Peumoan Pematang Tepulo, Peumoan Pematang Sirih, Peumoan Pematang Tepus, Pematang Petar, Pematang Lebar. Tempat ini kemudian diperuntukkan areal menanam padi (peumoan).
Ada juga Pematang lebar, Pematang kapas, Penguloan panjang, Pematang marajel, Pematang pune, Pematang Talang Belubang, Pematang Talang Tanjung, Pematang Talang Bebeko, Pematang Talang Buluran Jeruk Tipis, Pematang Talang Sunge Bemban, Pematang Talang Parit Putus, Pematang Darat Sogo, Talang Pematang Kapas. Tempat ini kemudian sering disebutkan sebagai “Petanang”.
Payo sering juga dengan penyebutkan lain seperti “payo dalam”, Suak, Lopak, Lubuk, Danau dan rongkat. Yang ditandai dengan “pakis, sak sangkut dan jelutung”. Atau “duo-tigo mata cangkul”.
Regulasi kemudian menempatkan sebagai gambut.
Didalam tembo (batas) Jambi dikenal “pematang panjang dan Pematang Lesung”.