15 Mei 2021

opini musri nauli : Silo (2)



Ditengah masyarakat, Silo adalah tempat duduk orang dihormati. 


Marga Senggrahan dikenal Depati Tigo Silo. Atau lebih dikenal Nenek Tigo Silo yang kemudian disebut Tigo Pemangku Marga Senggrahan. Mereka itu adalah Depati Surau Kembalo Hakim, Depati Manggalo, Depati Keramo. 

Ketiga pemangku Depati di  atas berada di dusun lubuk beringin dan desa kandang. Dan untuk Lubuk Birah pemangkunya adalh Depati Annggo, serta untuk Durian Rambun pemangkunya Adalah Depati Riyo Kemuyang. 


Sedangkan di Marga Renah Pembarap dikenal Depati Nan Duo Silo sehingga dikenal Marga nan duo Silo. Silo adalah “duduk bersila” dua orang yang memimpin Pemerintahan Marga Renah Pembarap. Yaitu Depati  Mangkuyudo dan Depati Mangkurajo.


Marga Renah Pembarap terdiri dari Dusun Palegai Panjang, Dusun Air Batu, Dusun Baru. Dusun Parit, Dusun Kebun. Dusun Air Batu dipimpin oleh Depati Karang Seni, Dusun Baru dipimpin Purbogede, Dusun Parit dipimpin oleh Depati Melindau. Dusun Palegai panjang kemudian dikenal sebagai Desa Guguk.


Hubungan kekerabatan dengan Marga Tiang Pumpung, Marga Senggrahan ditandai dengan seloko “Gedung di tiang pumpung, Pasak di Pembarap. Dan kunci di Senggrahan.  Mereka mengaku keturunan dari Sri Saidi Malin Samad. Sri Saidi Malin Samad mempunyai saudara Siti Baiti dan Syech Raja. Syech Raja diakui sebagai “puyang” Renah Pembarap. Sedangkan Siti Baiti “puyang” Marga Tiang Pumpung.


Baca : Silo