12 Januari 2025

opini musri nauli : Sidang Pleno KPU Provinsi Jambi - Hipotesis yang semakin terbukti

 


Beberapa waktu yang lalu, KPU Provinsi Jambi kemudian menetapkan Gubernur/Wakil Gubernur terpilih hasil Pilgub Jambi 2024. Setelah sebelumnya KPU telah menetapkan dengan perolehan suara Al Haris-Sani sebanyak 1,09 juta. Atau 60% lebih. Dibandingkan dengan kandidat lain sebanyak 698 ribu (39 % lebih). 


Setelah tidak adanya sengketa di MK dan kemudian KPU-RI yang memerintahkan diadakan sidang pleno untuk kemudian mengukuhkan kemenangan Al Haris-Sani. 


Apabila melihat angka yang diraih oleh Al Haris-sani yang mencapai 60% lebih maka angka ini juga kredibel. Ekspetasi kemenangan yang sebelumnya hanya diraih 57% ternyata jauh melampau. Bisa menembus angka psikologis 60%. 

Dengan keyakinan penuh, beberapa menjelang memasuki minggu tenang, ucapan selamat dari LSI - Denny JA cukup memberikan motivasi besar untuk menatap memasuki Pilgub Jambi 2024. Sehingga nada optimis begitu besar menjelang masa tenang. 


Namun yang menarik adalah 2 kabupaten yang disebutkan basis kekalahan Al Haris-Sani. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dengan berbekal informasi sahih, justru Al Haris-Sani justru menang telak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sekaligus memperkecil kekalahan di Tanjung Jabung Timur. Sehingga basis yang diperkirakan akan kalah justru memantapkan kemenangan Al Haris-Sani. 


Sembari mengucapkan Selamat kepada Gubernur/Wakil Gubernur terpilih, ada dimensi yang luput dari perhatian. Dari internal Tim Kemenangan justru kemenangan Al haris-Sani tidak semata-mata hanya dilihat dari angka-angka diraih. 


Kisah sukses kemenangan besar adalah Al haris-Sani mempunyai kekuatan media. Baik media online/cetak dan dunia media massa. Penguasaan seperti platform media seperti FB, IG dan tiktok begitu mendominasi. 


Padahal Melihat kekuatan lawan, mereka hanya berkonsentrasi di media sosial seperti tiktok. Sebuah trend baru dari kemenangan di Pilkada. 


Kekuatan media seperti tiktok tidak dapat dihindarkan. Berbagai contoh dari kemenangan beberapa kepala daerah yang semula tidak diunggulkan justru begitu massif menggunakan media tiktok. 


Sherly Tjoanda yang menggantikan suami akibat kecelakaan (12 Oktober 2024) sebagai kandidat Gubernur Maluku Utara justru menang telak. Hampir 50%. Padahal harus berhadapan dengan “pendekar-pendekar politik” yang kenyang asam garam politik di Maluku Utara. Begitu juga Bupati Taliabu (Malut) yang meraih 42%. Angka yang cukup signifikan sebagai pendatang baru. Dan Wakil Bupati Cilacap yang meraih 43 %. Kebetulan kesemuanya menguasai dan menggunakan media tiktok dengan efektif. Sehingga walaupun sebagai pendatang baru justru mampu mengisi ruang-ruang relung dari pilihan pemilihnya. 


Seorang teman kemudian berujar. Setiap Pilkada mempunyai tantangan tersendiri. Pilgub Jambi 2020 tentu saja berbeda dengan Pilgub Jambi 2024. Dan tidak dapat dihindarkan penggunaan media sosial terutama tiktok menjadi salah satu kekuatan. Sekaligus menjadi penentu kemenangan dari setiap pilkada. 


Kekuatan tersembunyi terutama anak-anak muda dan ibu-ibu rumah tangga yang menguasai tiktok “mungkin” luput dari perhatian para pengamat politik. Mereka malah terjebak di narasi-narasi media konvensional. Dan mereka malah terjebak di media sosial konvensional. Terutama di FB. 


Walaupun penggunaan FB masih dominan di Jambi, namun kekuatan dari anak-anak muda dan ibu-ibu rumah tangga sebagai pengguna aktif tiktok sama sekali “kurang dibahas”. Kalaupun dibahas tidak pernah dihitung sebagai kekuatan tersembunyi (Power silent). Sehingg tidak salah kemudian “Cara membaca politik” masih cenderung konvensional. 


Untunglah Al Haris-Sani Sudah membacanya. Sebelum memasuki masa kampanye dan Di awal-awal kampanye, konsentrasi dan memberikan perhatian penuh kepada tim-tim muda didalam tim kemenangan begitu besar. Berbagai ornamen yang berasal anak-anak muda begitu mendominasi.  Sehingga kemenangan telak justru disumbangkan dari generasi milenial dan ibu-ibu. 


Disaat bersamaan dengan mengikuti perkembangan dunia yang begitu cepat, penggunaan media sosial tiktok sebagai salah satu sarana “mempromosikan” ide-ide yang diperjuangkan di Pilkada begitu massif. Sebagai bagian dari tim kemenangan, saya kemudian memilih dan berkonsentrasi penggunaan media tiktok untuk mengikuti perkembangan zaman. 


Tidak salah kemudian hipotesis saya kemudian terbukti. Peraihan sekaligus hasil yang kemudian ditetapkan KPU Provinsi Jambi adalah bukti keberhasilan hipotesis saya. 


Sudah saatnya para pengamat politik mulai menghitung kekuatan tersembunyi dari kemenangan yang diraih dari Pilkada. Mengabaikan sekaligus belum memberikan perhatian penuh justru awal dari “salah diagnosa” membaca trend politik. 


Tahun 2024 telah memberikan pelajaran penting untuk membaca Pilkada di Indonesia termasuk juga di Jambi. Dan Sudah saatnya kita beranjak mengikuti perkembangan zaman. 




Direktur Media Publikasi Tim Kemenangan Al Haris-Sani.