23 Juli 2018

opini musri nauli : HUKUM LINGKUNGAN DALAM PRAKTEK PERADILAN


“Nauli, tanggal 23, ada di Jambi ?”, ujar Ibu Prof. Elita Rahmi diujung Telephone.

Ada bu. Belum ada jadwal keluar kota”, ujar saya sembari menutup buku.

Ok. Nanti ada undangan. Ikut pertemuan Seminar Nasional Hukum Lingkungan”, Lanjut bu elita.

Siap, bu ?” kata saya.

22 Juli 2018

opini musri nauli : PARTAI GERINDRA – Pemimpin Oposisi



Dari hasil berbagai survey, Prabowo masih diunggulkan menjadi “penantang” serius di Pilpres 2019. Sebagai penantang serius, Prabowo berhasil menyingkirkan Gatot Nuryanto, Anies Baswedan, Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


Sebagai penantang serius Pileg 2019, Prabowo “kenyang” mengikuti Pilpres. Mengikuti konvensi Partai Golkar  tahun 2004, Wakil Presiden 2009 mendampingi Megawati Soekarnoputri (PDIP) dan candidate Presiden 2014. Dengan sederet proses panjang mengikuti pilpres berhasil menancap kuat di pulbik. Sehingga dapat dimengerti Prabowo jauh meninggalkan candidate lain.

opini musri nauli : BERBOHONG DAN MENCURI



Lengkaplah sudah rangkaian korupsi di Indonesia. Dari Surya Dharma Ali (Menteri Agama), Ketua Partai Keadilan Sejahtera (Lutfhi Hasan Ishaq) dan terakhir Irwandi Yusuf (Gubernur dari Aceh). Daerah yang menganut Qonum dan meletakkan Hukum Islam sebagai ajaran sehari-hari.

Membaca tertangkapnya Gubernur Aceh adalah konfirmasi dari kegelisahan adanya “Dugaan” permainan kongkalikong dari dana Otonomi khusus untuk Aceh.

opini musri nauli : Marga Pemayung Ilir




Kata Pemayung berasal “payung” Raja yang dikenal sebagai Pangeran Prabo. “Pemayung” adalah Pemayung rajo. Pusat Marga Pemayung Ilir di Dusun Lubuk Ruso. Lubuk Ruso adalah tempat “guru sembah”[1].

Istilah Pemayung juga dikenal di Marga Pemayung Ulu, Desa Pemayungan Marga Sumay[2] dan Marga Renah Pembarap[3].

21 Juli 2018

opini musri nauli : PDIP – Sang Oposisi

Sebagai Ketua Umum Partai yang mengalami ketidakadilan di masa Soeharto, Megawati Soekarno Putri telah ditempa matang untuk memimpin PDIP. Partai yang “diobrak-abrik” Soeharto dalam penyerbuan kantor PDI tahun 1996 (dikenal Kudatuli/Kerusuhan 27 Juli 1996).


Memimpin partai ditengah himpitan orde baru namun kemudian menjadi kampiun Pemilu 1999 namun kalah dalam pemilihan Presiden di MPR. Membuat Megawati memimpin partai sebagai partai oposisi 2004 dan 2009. Sebuah konsisten panjang yang berhasil menjadi pemenang 2014 sekaligus mengantarkan Jokowi menjadi Presiden.

opini musri nauli : PARTAI GOLKAR DIPERSIMPANGAN JALAN


Ketika Munas Partai Golkar mendukung Jokowi untuk Pilpres maka public berharap Partai Golkar setia untuk duduk di pemerintahan. Partai Golkar diharapkan menjadi bagian dari proses perencanaan pembangunan yang dicanangkan Jokowi.

20 Juli 2018

opini musri nauli : MATEMATIKA DI PILPRES 2019


Terlepas dari manuver beberapa partai menjajaki candidate Pilpres 2019, secara resmi Partai yang sudah mendeklarasikan mendukung candidate tertentu sudah disampaikan ke Publik. PDIP – Partai Nasdem – PPP – Partai Golkar mendukung Jokowi. Partai Gerindra mendukung Prabowo.

19 Juli 2018

opini musri nauli : Aur


Bak “aur dengan tebing” kata temanku sembari posting di FB bersama dengan istrinya. Akupun tersenyum melihat postingnya.

Di tengah masyarakat Melayu Jambi dikenal “Bak aur dengan tebing, tebing sayang ke aur, aur sayang dek tebing, tebing runtuh aur tebawo. Tidak terpisahkan antara tebing dengan aur.

18 Juli 2018

opini musri nauli : Tanah pemberian


Sebagai masyarakat Melayu, Masyarakat Melayu Jambi terbuka terhadap kedatangan penduduk dari luar dusun. Pengaruh Minangkabau dapat dilihat di Marga Sungai Tenang, Marga Pangkalan Jambu, Marga Air hitam, Marga Pelawan, Marga Batin Pengambang, Marga Bukit Bulan, Marga Datuk nan Tigo, Marga VII Koto, Marga IX Koto, Marga Jujuhan, Marga Sumay, Marga Serampas. Seloko seperti  Jika mengadap ia ke hilir, jadilah beraja ke Jambi. Jika menghadap hulu maka Beraja ke Pagaruyung atau Tegak Tajur, Ilir ke Jambi. Lipat Pandan Ke Minangkabau[1] membuktikan hubungan kekerabatan yang kuat antara masyarakat di hulu Sungai Batanghari dengan Pagaruyung.

opini musri nauli : Marga Jebus



Marga Jebus terdiri dari Dusun Jebus, Dusun Rukam, Dusun Gedung Terbakar, Dusun Londrang, Dusun Suak Kandis dan Dusun Sungai Aur. Pusat Marga di Suak Kandis. Dusun Suak Kandis kemudian dipimpin Pesirah.

opini musri nauli : Sepenasib - Sepenanggungan



Kebersamaan, kesetiaan, senasib sepenanggungan merupakan cermin masyarakat Melayu Jambi. Ikrar kesetiaan yang dikenal sebagai “sumpah setio” ditandai dengan Seloko “Ke langit sama dikadah. Ke bumi sama dikutungkan. Darah samo dikacau, daging samo dikimpal[1]”. Atau juga sering disebut ”ada samo dimakan. Dak ado samo ditelan”.

17 Juli 2018

opini musri nauli : NAMA DIKANTONG JOKOWI DAN PRABOWO



Terlepas dari Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo yang sudah mendeklarasikan sebagai Bacapres (bakal Calon Presiden), Nama Jokowi dan Prabowo masih diunggulkan berbagai lembaga survey sebagai kandidat kuat Calon Presiden. Dengan memperhitungkan “head to head” Pilpres 2019  maka mata public kemudian dikonsentrasikan kepada “pendamping” Presiden (baca Wakil Presiden).

Menyimak nama-nama yang beredar maka menarik untuk kita pilah untuk melihat berbagai scenario kemungkinan. Bukankah politik adalah “seni” kemungkinan.

15 Juli 2018

opini musri nauli : Alam Pikiran Masyarakat Melayu Jambi



Setiap peradaban tidak dapat dipisahkan alam pikiran dengan alam semesta. Sistem budaya masa prasejarah adalah sistem budaya mistis yang berkaitan erat dengan sistem kepercayaan mistis.

14 Juli 2018

opini musri nauli : Bahasa Melayu Masyarakat Jambi





Berdasarkan bentuknya, adjektiva Bahasa  Melayu Jambi terbagi atas bentuk asal dan bentuk turunan[1]. Bahasa Melayu Jambi kemudian dikenal sebagai Bahasa Melayu Jambi, Bahasa Batin, Bahasa Penghulu, Bahasa Kubu, Bahasa Bajau, Bahasa Kerinci[2].

13 Juli 2018

opini musri nauli : Marga Berbak


Marga Berbak berbatasan langsung dengan laut Tiongkok Selatan. Laut Tiongkok Selatan biasa dikenal Pantai Timur Sumatera. Marga Dendang/Sabak dan Marga Jebus. Dengan Marga Dendang/Sabak dikenal sebagai Simpang. Begitu juga dengan Marga Jebus[1]. Simpang yang dimaksudkan adalah persimpangan Sungai Batanghari yang mengilir ke Timur Jambi dan membelah. Aliran Sungai Batanghari satu menuju langsung ke Muara di Pulau Berhala. Sedangkan satunya berbelok kiri menuju Muara Sabak dan menuju lautan Pantai Timur Sumatera. Sedangkan Marga Jebus menyebutkan batas dengan Marga Berbak adalah “Perbuseno”[2]. Marga Dendang/Sabak menyebutkan batas dengan Marga Berbak dengan tandai “Rambai Belubang dan pangkal bulian[3].

opini musri nauli : Pamit ke Penghulu



“Pamit ke penghulu” adalah Seloko terhadap kegiatan yang dilakukan diwilayah kekuasaan Dusun harus sepengetahuan pemangku Adat. Sebagai pemangku adat, ditandai dengan “Alam sekato Rajo. Negeri sekato Batin. Atau “Alam Berajo, Rantau Berjenang, Negeri Bebatin, Luhak Berpenghulu, Kampung betuo, Rumah betengganai” atau  Alam berajo, rantau bejenang, kampung betuo, negeri bernenek mamak. Atau “Luak Sekato Penghulu, Kampung Sekato Tuo, Alam sekato Rajo, Rantau Sekato Jenang, Negeri sekato nenek moyang. Seloko ini melambangkan alam kosmos Rakyat Melayu Jambi untuk menempatkan dan menghormati pemimpin.

09 Juli 2018

opini musri nauli : Pantang Larang (2)



Selain mengenal pantang larang terhadap daerah yang dilindungi, masyarakat Melayu Jambi juga mengenal pantang larang terhadap hewan dan tumbuhan. Di Desa Sunga Keradak (Sarolangun) mengenal  Kepala Sauk, bukit gundul, bukit larangan, dan setiap hulu sungai yang tidak boleh dibuka. Selain itu juga tanaman yang tidak boleh ditebang seperti durian, petai, cempedak hutan, kayu sengkawang, kabau, enau, landor rambai, tampui, mampaung, tayas, manggis, jering (jengkol), dan baungan. Dan hewan yang tidak boleh diburu seperti Harimau, macan, beruang, anjing hutan, tapir (tenok), kucing hutan, ungko, siamang, burung gading (termasuk seluruh burung-burung yang dilarang)[1].

opini musri nauli : Pantang Larang



Masyarakat mengenal daerah-daerah yang dilindung yang dikenal dengan istilah pantang larang. Daerah pantang larang kemudian dikenal sebagai daerah lindung atau daerah konservasi tinggi.

08 Juli 2018

opini musri nauli : ASIAN GAMES DIMATA PELANCONG

Mari kita lupakan mimpi Jakarta yang belum juga menunjukkan arah mendukung Asian Games. Entah sepi dari pemberitaan, belum banyaknya umbul-umbul. Atau seperti negara lain yang membuka relawan pendukung acara untuk menyukseskan acaranya.


Atau lupakan juga mimpi Palembang yang jalan ke bandara baru diaspal. LRT hingga kini belum juga digunakan oleh public. Konon kabarnya peresmiannya pertengahan Juli. Atau lupakan seluruh venue yang tidak terdengar kabarnya digunakan “pracoba” digunakan atlet.

02 Juli 2018

opini musri nauli : Marga Peratin Tuo


Marga Peratin Tuo termasuk LUAX XVI. LUAK XVI terdiri dari Marga Serampas, Marga Sungai Tenang, Marga Peratin Tuo, Marga Tiang Pumpung, Marga Renah Pembarap dan Marga Senggrahan. Tideman menyebutkan “Luak XVI merupakan federasi. Luak XVI merupakan 10 Marga di Kerinci dan 6 Marga di Bangko. Bersama-sama dengan Serampas, Sungai Tenang, Peratin Tuo, Tiang Pumpung, Renah Pembarap mengaku berasal dari Mataram (Jawa).  Tideman kemudian menyebutkan “Senggrahan termasuk kedalam Sungai Manau”. Senggrahan bersama-sama dengan Pratin Tuo dan Mesoemai[1]. Dalam berbagai dokumen sering juga disebut dengan kata “Pratin Tuo”[2]. Istilah “Peratin Tuo” menunjukan tempat pemberhentian.

01 Juli 2018

opini musri nauli : KISAH UNIK


Kabar pemecatan Guru SD di sebuah yayasan di Bekasi (Jawa Barat) menjadi heboh ketika sang Suami mengabarkan di media social.   Terlepas dari pihak sekolah yang telah datang ke rumah sang Guru untuk meminta maaf, peristiwa ini mengingatkan kisah unik di sekitar rumahku.


Aku teringat dengan kisah tetanggaku yang meminta anak-anakku agar menyekolahkan ke sekolah Islam. Tentu saja dengan imbauan agar anak-anak agar belajar agama dan taat kepada agama.

30 Juni 2018

opini musri nauli : Tugas Al Haris di Lembah Masurai

Usai sudah Pilkada Merangin. Untuk sementara Kemenangan diraih petahana (incumbent) dengan selisih angka yang signifikan. Hampir 10 % dari runner up. Sebuah angka selisih yang menjadi “penghambat” untuk dijadikan pertimbangan di MK.

29 Juni 2018

opini musri nauli : Penamaan Dusun


Penamaan Dusun tidak dapat dilepaskan dari penamaan yang berada di sekitar masyarakat. Seperti Sungai, Pulau, Lubuk, Renah, Muara, Teluk, Rantau, Danau dan Tanjung

Di Marga Sumay dikenal “anak Batang Sumay” seperti Sungai Rambutan, Sungai Karang[1] atau Sungai Menggatal di Simarantihan Talang Mamak[2]

23 Juni 2018

opini musri nauli : MUDIK DAN PELAYANAN UMUM


(Catatan Mudik 2)

Mudik tidak dapat dipisahkan dari pelayanan umum. Entah sebagai relawan yang bersedia membagikan waktunya untuk menjaga tempat-tempat rest area, posko pengamanan, posko mudik, tempat-tempat public. Mereka menyediakan pelayanan seperti mengatur lalulintas, tenaga kesehatan, sarana pendukung seperti ambulan, fasilitas kesehatan, tempat air minum, fasilitas tidur dan berbagai sarana pendukung lainnya.

Mereka terdiri dari kepolisian, Korem/kodim/koramil, tenaga kesehatan dan relawan seperti RRI, kelompok hoby. Mereka membangun posko-posko di sepanjang jalur mudik. Menyiapkan tenda yang dapat digunakan para musafir untuk rehat dan ngaso sejenak. Mereka rela bertugas untuk mengamankan jalur mudik sehingga musafir dapat tenang melalui jalur dengan tenang.

22 Juni 2018

opini musri nauli : MUDIK DAN KEBERSIHAN


(Catatan Mudik)


Mudik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan alam pikir masyarakat Indonesia. Mudik adalah hajatan yang paling besar yang membuat semua lini kehidupan menjadi begitu berarti, repot dan memerlukan perencanaan yang matang.

16 Juni 2018

opini musri nauli : Deklarasi Bukit Sitinjau Laut



Ikrar Bukit Sitinjau Laut adalah bertemunya Kerajaan Tanah Pilih, Kerajaan Pagaruyung dan Kerajaan Indrapura untuk meletakkan hukum adat sebagai pedoman kehidupan masyarakat. Muchtar Agus  Cholif[1] dan Eson[2].  menjelaskan wilayah ini

13 Juni 2018

opini musri nauli : PUASA – IBADAH ATAU RITUAL


Diibaratkan pertandingan marathon, menjelang akhir Ramadhan dan memasuki suasana mudik, maka dipastikan Puasa akan berakhir. Dan suasana Mudik dan menyambut Idul Fitri semakin terasa.

21 Mei 2018

opini musri nauli : RANGKILING, DAERAH ANGKER DI JAMBI





JAMBI-Bagi orang Jambi pasti sudah tak asing lagi dengan nama Rangkiling, sebuah daerah di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Daerah Angker. Itulah sebutan bagi daerah Rangkiling ini. Warga yang akan melewati tempat ini, mereka akan mempersiapkan rencana dengan matang agar dapat menghindari daerah tersebut saat matahari terbenam. Rangkiling memang salah satu tempat yang kalau bisa paling dihindari, terutama saat malam tiba karena daerah tersebut rawan perampokan bahkan kadang sampai terjadi pembunuhan jika si korban melawan.

Insiden dirusaknya sebuah mobil patroli polisi di hari ketiga Idul Fitri Minggu 17 Juni 2018 lalu, menjadi bukti bagaimana daerah tersebut begitu angker. Kendaraan patroli milik Polsek Mandiangin yang tengah melintas, dirusak dan digulingkan massa ke jalan. Satu anggota Polsek Mandiangin juga terluka dalam insiden tersebut.

Amuk massa Warga Desa Rangkiling ini buntut pasca polisi menembak mati seorang daftar pencarian orang (DPO) kasus begal, Diwun (30). Diwun merupakan tersangka dalam kasus 368 KUHP tentang tindak pidana pemerasan. Diwun merupakan terlapor kasus penganiayaan terhadap pegawai PT Global Batu Bara.  Diwun sudah masuk dalam DPO Polda Jambi.

Berbekal laporan tersebut, polisi melakukan pencarian terhadap Diwun. Polisi berhasil melacak keberadaan Diwun yang hendak pergi memancing dengan mengendarai sepeda motor. Malam kejadian, Polisi yang hendak mengamankan Diwun, mendapat perlawanan keras. Setelah dilumpuhkan Diwun sempat dibawa ke Puskesmas Madiangin. Namun, nyawa Diwun tidak bisa diselamatkan. Diwun tewas dengan beberapa luka tembakan di tubuhnya.

Foto-foto Diwun yang dalam kondisi tertembak dan dirawat di Puskesmas dengan cepat menyebar lewat media sosial seperti Facebook dan IG. Kemudian, kabar kematian Diwun juga memicu massa warga Rangkiling keluar rumah. Warga Desa Rangkiling merasa tidak terima tindakan anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Mandiangin yang menembak mati Diwun.

Tidak lama kemudian, satu unit mobil patroli Polsek Mandiangin yang saat itu kebetulan melintas, dalam waktu seketika, warga yang berkumpul di TKP langsung menyerang mobil patroli tersebut. Warga juga menghajar anggota polisi yang berada di dalam mobil tersebut. Akibat amukan warga, mobil patroli jenis sedan milik Polsek Mandiangin ini rusak dan satu orang polisi terluka di bagian kepala.

Pascakejadian ini, Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS langsung mencopot Kapolsek Mandiangin Iptu Jalalludin dari jabatannya. Kapolda juga langsung ke rumah korban Diwun didampingi Kapolres Sarolangun AKBP Dadan Wira Laksana, Senin (18/6/2018). Kapolda mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Diwun.

Menurut Muchlis, penembakan yang dilakukan anggotanya saat akan menangkap Diwun karena Diwun memiliki senjata api dan melakukan perlawanan pada polisi. Namun, melihat respons warga yang mengamuk akibat penembakan tersebut, Muchlis menyatakan akan mengikuti hukum adat yang berlaku di daerah setempat.

Tindakan tegas itu diambil Kapolda Jambi, setelah melakukan mediasi di Polsek Mandiangin, yang turut dihadiri langsung Bupati Sarolangun, Cek Endra serta tokoh adat Desa Rangkiling Simpang.
Dalam mediasi tersebut Kapolda siap mengikuti aturan adat yang disepakati oleh tokoh adat Desa Rangkiling.

“Dalam konteks penegakan hukum, maka tetap harus dilakukan. Tapi, sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika tata krama yang ada di sini, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, maka kami mengikuti hukum adat yang berlaku di sini, apakah nanti dilakukan pesta adat, kami akan mengikuti. Namun, proses hukum tetap berjalan,” ujar Kapolda.

15 Mei 2018

opini musri nauli : KISAH TELUR MATA SAPI



Kisah tentang dimulainya Ramadhan dan Idul Fitri banyak meninggalkan kisah. Berbagai kisah mewarnai diskusi, tema bahkan berbagai peristiwa untuk menambah keyakinan beribadah.

Tahun 2007 saya ke Padang. Kampung mertua. Di Sumatera Barat yang terkenal sebagai pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Idul Fitri pada hari Jumat.

13 Mei 2018

opini musri nauli : INDONESIA DARURAT TERORISME



Peristiwa di Mako Brimob dan dilanjutkan dengan peristiwa 3 lokasi berbeda di Surabaya menghentakkan dada. Daya gelegarnya tidak semata-mata terjadi di lokasi. Namun menggetarkan nurani kemanusiaan dan mengganggu nalar manusia.

12 Mei 2018

opini musri nauli : Literasi dan Simbol Makna



Akhir-akhir ini kosakata di Indonesia “disibukkan” dengan istilah seperti “khilafah”, “Thougut”, “antek-antek asing”, “kalajengking” dan sebagainya.

Pesan yang ditangkap kemudian menjadi bergeser. Sering memenggal kalimat yang diterima, memotong makna sebenarnya dan tentu saja dibumbuhi nada-nada provokasi yang justru jauh dari makna esensi yang sebenarnya.

Kemampuan untuk menyerap informasi menjadi “Cetek”, “picik”, “memutar balik logika”, bahkan terkesan tendesius.

11 Mei 2018

opini musri nauli : GAGASAN, KOMITMEN DAN KESETIAAN


Akhir-akhir ini kata-kata “komitmen” dan “kesetiaan” pada gagasan mulai menemukan formulanya. Waktu kemudian menguji “siapakah” yang setia dengan gagasan. Dan siapa yang rela menyepi untuk menjaga gagasannya.

Kisah bermula pada awal-awal reformasi ketika para penggagas berteriak “hentikan” kekerasan didalam menyelesaikan persoalan. “Tentara harus professional. Tidak boleh cawe-cawe politik praktis. “Jangan korupsi”. Perempuan harus dihargai. Kesemuanya sang penggagas kemudian malah terjebak dengan slogan yang mereka usung sendiri.

opini musri nauli : MEMBERANTAS TERORISME ZAMAN NOW


Membaca, mengamati dan menelisik “peristiwa huru-hara” MAKO Brimob dan “upaya penyelesaiannya” menarik perhatian saya.

04 Mei 2018

KISAH 3 KOLI KARUNG



“Ketua, ada 3 karung. Bisa dibawa ke Banjarmasin”.
Suara ditelephone mengabarkan.

Sebagai “amanah”, tanpa berfikir panjang segera kuiyakan kabar dari temanku. Harry dari Scale Up. Memegang amanah lebih berat. Dilan saja tidak mampu.

Kamipun bertemu di bandara dengan Staff Scale Up. Akupun kaget. Melihat tumpukan 3 koli karung. Berisikan kaos dan mug. Kamipun bernegosiasi. Berapa yang bisa dibawa dan berapa yang nanti ditinggalkan.

Kepanikan mulai melanda. Terbayang berapa biaya ekstra bagasi yang mesti kutanggung. Tapi setelah kutimbang-timbang. Menjalankan amanah melebihi harga dari ekstra bagasi.

Dengan niat baik. Alhamdulilah. Cuma dikenakan Rp 350 ribu.

Turun di Jakarta, perjalanan 3 koli karung mulai menemukan petualangannya.

Akupun mulai berfikir keras. Turun ditengah jalan dengan membawa 3 koli karung memerlukan perjalanan panjang. Biasanya aku naik Damri namun tidak mungkin lagi kulakukan. Sudah seharusnya harus mulai naik taksi. Sebuah kemewahan yang sudah lama tidka kurasakan.

Dengan naik taksi dibandara di jam sibuk tentu saja memerlukan ekstra.

Turun di Kantor Walhi, kutitipkan disana. Selain memang belum berencana segera ke Banjarmasin karena adanya agenda di Jakarta. Akhirnya barang ini sempat “ngendon” selama 4 hari di Eknas Walhi.

Mulai senin, mulai berhitung. Siapa saja yang mesti berangkat ke Banjarmasin. Dengan kalkulasi harus 4 orang yang mengangkut barang sehingga aman dari ekstra bagasi menimbulkan masalah tersendiri.

Akhirnya disepakati hari rabu dengan mengirimkan 2 koli karung dengna menitipkan 3 orang. Sengaja 1 koli akan saya bawa sendiri dengan berbagi beban.

Menaik maskapai Garuda dengan ekstra bagasi hingga mencapai 18 kg kemudian membengkak menjadi Rp. 515 ribu.

Waduh. Ini sih seperti tiket baru. Tapi sudah keburu bawa barang ke bandara dan tidak mungkin dibawa kembali. Akupun bergegas membayar.

Keesokan harinya, malah aku cuma kelebihan bagasi 8 kg. Ya. Cuma 143 ribu.

Dengan melihat perjalanan panjang 3 koli karung yang berisikan kaos dan Mug, akupun berfikir ulang.

Alangkah mahalnya perjalanan panjang 3 koli karung. Namun apabila kutimbang-timbang, perjalanan 3 koli karung justru adalah amanah yang tidak cuma sekedar dihitung dengan sejumlah ongkos ekstra bagasi.

Menyampaikan barang hingga ke tempat tujuan itulah harga tidak ternilai dari sebuah amanah. Amanah dari teman yang sudah mempercayakan perjalanannya.

Terima kasih, Brow.. Barang sudah sampai. Janji kutunaikan.