Dunia politik dihebohkan
Bahasa Inggeris Jokowi yang masih “medhok” bahasa Jawa. Dalam
forum-forum internasional seperti G-20 dan KTT Asean, Bahasa Inggeris
Jokowi sempat disindir oleh mereka yang “mengaku”sebagai pengamat
Bahasa Inggeris. Namun sebaliknya justrumengapresiasi Bahasa inggeris
Jokowi yang membuat hadirin memberikan applaus terhadap paparan
Jokowi dan peluang investasi di Indonesia.
Saya mungkin sedikit
orang yang “kurang menguasai” bahasa Inggeris. Namun melihat
tayangan yang kemudian dimuat di youtube, penyampaian Jokowi“mudah
diterima”. Selain kosakata bahasa Inggeris yangd igunakan simpel,
presentasi dengan pemaparan gambar slide dibelakangnya “mampu”
melawan gaya protoker “pidato” dari Presiden dari negara
Indonesia yang besar. Jokowi membuat forumseperti G-20 dan KTT Asean
menampakkan visi maritim Indonesia dangagasan besar.
Saya kemudian teringat
cerita Rhenald Kasali seorang akademisi dan praktisi bisnis. Pria
inijuga merupakan guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas
EkonomiUniversitas Indonesia.
Dalam kesempatan di luar
negeri, Rhenald Kasali memboyong keluarganya ketika Rhenald
mengambilstudi di Amerika.
Suatu ketika, dia melihat
PR anaknya. Dia “heran” mengapa pekerjaan rumah anaknya“banyak
yang salah” namun dibetulkan oleh guru di Sekolah.
Dengan rasa penasaran,dia
kemudian ke sekolah anaknya untuk menanyakan terhadap perlakuan guru
anaknya di sekolah.
Namun diluar dugaan, Sang
Guru menjawab. “saya tahu ada kesalahan dalam tugas bahasa
Inggeris. Namun saya tidak mudah menyalahkan. Selain bahasa Inggeris
bukanlah bahasa ibu dari sang Anak, dengan mengajak anak mau
belajarbahasa Inggeris itu memerlukan “perjuangan” besar. Dan
saya tidak mau menyalahkan atas kemauan anak tersebut.
Rhenald Kasali kemudian
sadar. Ternyata mendidik bukanlah mencari nilai yang benar atau
salah. Namun mengajak orang mau belajar.
Ya. Betul. Bahasa
Inggeris bukanlah bahasa Ibu kita. Bahasa Inggeris adalah bahasa
asing yang kemudian kita pelajari. Tentu dialek dan logat yang
tidakmudah kita perbaiki. Bolehlah mengucapkan kosakata Bahasa
Inggeris dengan dialek Jawa, Batak, Padang atau Makassar. Tidak ada
yang salah.
Lihatlah dialek dari
penduduk Philipina yang mengucapkan kata seperti “organisason”
yang seharusnya diucapkan “organisasen”. Setiap akhiran kata
“tion” selalu diucapkan organisason”.
Begitu juga penduduk
Malaysia yang sering mencampuradukkan kata-kata Inggeris dengan
dialek sehari-hari seperti “litlte-litlte-lah”. Belum lagikita
kemudian bicara dengan penduduk India yang mengucapkan lafal Bahasa
Inggeris dengan cepat sehingga sulit kita menangkap pesannya.
Penduduk Amerika belum
tentu juga menguasai “bahasa inggeris” dengna baik. Bahkan banyak
penduduk Inggeris juga belum bisa bahasa inggeris dengan baik.
Sehingga tidak salah kemudian ada istilah “english Amerika”dan
“english british”.
Tidak ada yang salah.
Yang penting kita sebagai pendengar bisa menangkap maksud dari
kalimat yang diucapkan dan mudah dimengerti.
Ya. Betul. Kita memang
perlu belajar bahasa Inggeris. Namun dialek tidak mudah dilepaskan.
Selain itu juga, Bahasa
merupakan pembicaraan, isyarat, pesan ataupun percakapan. Selama kita
bisa mengucapkan kosakata dengan baik dan lawan bicara bisa menangkap
apa yang kita maksudkan, selama itu bahasa Inggeris tidak pernah
dipersoalkan orang.
Dalam berhubungan dengan
dunia yang semakin global, pembicaraan bahasa inggeris tidak dapat
dihindarkan. Bahasa Inggeris, Bahasa Perancis dan Bahasa Spanyol
merupakan bahasa yang sering dipergunakan internasional
dalampergaulannya.
Sang lawan bicara juga
mengetahui, penduduk Indonesia sangat sedikit sekali yang menguasai
bahasa Inggeris. Selain kelas menengah atau pedagang yang mempunyai
hubungan bisnis di pasar dunia, Bahasa Inggeris hampir praktis tidak
pernah mendominasi pembicaraan sehari-hari. Pelajaran Bahasa Inggeris
dan matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok
bagipelajar. Sehingga tidak perlulah kita berkecil hati dengan Bahasa
Inggeris.
Dalam pergaulan, ucapan
minta maaf seperti “I am sorry. I am a little speak english”
selalu dijawab dengan senyuman. No.. No.. It's ok. Never mind.
Jadi tidak ada yang salah
khan.