Musri Nauli[3]
Ketika
undangan dari Fakultas Kehutanan Universitas Jambi dengan tema “Kearifan dan
Pengetahuan Lokal dalam Konteks Pengelaan Hutan[4]”,
maka penulis berkesempatan untuk menyampaikan persoalan yang paling mendasar.
Persoalan untuk memahami persoalan ini dari konteks dan sudut pandang yang
berbeda.
Penggunakan
kata “sudut pandang yang berbeda”
berangkat semata-mata penulis mengajak kepada kita semua, agar memahami
persoalan ini secara utuh dan sementara meninggalkan pengetahuan yang
didapatkan dari kampus[5].
Kesempatan ini juga digunakan untuk menoleh sejenak kepada tatacara pengetahuan
masyarakat didalam memandang hutan dan tata cara memandang hutan.