Tanggal
27 Juli 2015 merupakan hari bersejarah bagi pemilik suara 2,5 juta
(Pilpres 2014) rakyat Jambi. Dua pasang kandidate mendaftarkan
ke KPU. Hasan Basri Agus-Edi Purwanto (BA-EP) yang didukung Partai
Demokrat, PDI-P, Partai Gerindra, PKS dan Zumi Zola – Farori Umar
(ZZ-FU) yang didukung PAN, PKB, PBB, Partai Hanura dan Partai Nasdem.
Dengan didukung partai, maka HBA-EP memenuhi persyaratan dengan total
kursi di DPRD Propinsi 25 kursi (45,45%). Begitu juga dengan ZZ-FU
dengan 18 kursi (32,73%). Tinggal persyaratan teknis yang disusun
oleh KPU Propinsi Jambi untuk mengesahkannya.
Dengan
bergabungnya Partai Demokrat-PDIP-Partai Gerindra-PKS yang mengusung
HBA-EP mematahkan dominasi KMP-KIH. Begitu juga PAN-PKB-PBB-Partai
Hanura-Partai Nasdem yang mengusung ZZ-FU semakin memperkuat
hipotesis. Dinamika politik nasional tidak begitu berpengaruh di
tingkat lokal.
Melihat
hanya dua pasang kandidate Gubernur Jambi, maka pertarungan di Pilgub
Jambi 2015 menarik untuk diikuti.
Keempat
kandidate telah melalui perjalanan panjang dan telah melewati
berbagai jabatan penting. HBA dari Sekda Kota Jambi, Bupati
Sarolangun sekarang menjadi incumbent (petahana). EP dari Sekjen
PDIP, Ketua DPD PDIP dan Wakil Ketua DPRD Propinsi menjadi “lawan
tangguh” sebagai Wakil Gubernur Jambi.
Begitu
juga ZZ Ketua PAN Tanjabtim, Bupati Tanjabtim dan Ketua DPD PAN Jambi
merupakan “lawan tangguh” sebagai Gubernur Jambi.
Sedangkan FU yang lama menjadi Hakim Agama (Ketua PA Jambi-Wakil
Ketua PTA Manado) merupakan “incumbent (petahana)” yang
cukup diperhitungkan.
Usai
sudah “dagdigdug” degub jantung pilihan dari berbagai
skenario kandidate Pilgub Jambi 2015.
Dengan
hanya menghadirkan dua pasang kandidate maka “pertarungan”
sesungguhnya telah dimulai.
Kemenangan
HBA-FU di Pilgub 2010 (40%) akan diuji “kekuatan” dari
kedua pesona. Dengan mengalahkan beberapa kandidate pilgub 2010 yang
merupakan Bupati, HBA dan FU menjadikan pertarungan pilgub 2015
menjadi lebih menarik.
Dibalik
pengusulan partai-partai pengusung pilgub 2015, HBA, EP dan ZZ
merupakan ketua partai. Dalam alam demokrasi yang sehat, iklim
demokrasi sedang bergerak menuju “penataan' kader sebagai
pemimpin Jambi.
Selain
itu juga, tampilnya EP (PDIP), ZZ (PAN), Syofyan Ali (PKB), Syafrudin
Dwi Apriyanto (SDA/PKS), Agus Roni (Partai Nasdem) menunjukkan mulai
bergeraknya politisi muda memasuki gelanggang politik. Di tangan
politisi muda inilah, dinamika pilgub Jambi 2015 mempunyai arti.
Namun
tidak bisa dipungkiri, kekuatan tokoh-tokoh “berpengaruh”
di belakang masing-masing kandidate. Sebutlah Zulfikar Ahmad (ZA),
Abdullah Hich (AH), yang mendukung HBA-EP dan H. Madel dan Madjid
Muaz (MM) yang mendukung ZZ-FU cukup diperhitungkan. Belum lagi
Burhanuddin Mahir (Muara Jambi), Cek Endra (Sarolangun), Nalim
(Merangin) yang berada di belakang HBA-EP dan Maryadi (Sarolangun)
yang berada di belakang ZZ-FU tidak boleh diremehkan.
Mengutip
data pemilih pilpres 2014 - data yang cukup up to date untuk
melihat dukungan dari berbagai daerah, pengaruh tokoh-tokoh
“memainkan” peran.
Dalam
perjalanan ke berbagai daerah, nama-nama seperti Madel, Cek Endra,
Maryadi (Sarolangun) cukup dekat di lapisan bawah di Sarolangun.
Pengaruh ketokohan ketiganya tidak boleh diabaikan. “Pertarungan”
di Sarolangun merupakan salah satu kunci dari “pertarungan”
di tingkat basis untuk meraih suara 197 ribu
Begitu
juga nama ZA di Bungo yang cukup mengakar. Dengan meraih 2 periode
jabatan Bupati dan menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019, ZA yang
didukung oleh Sudirman Zaini (SZ) akan diuji dengan kekuatan dan
“kebesaran” nama keluarga FU untuk meraih suara 240 ribu.
Di Pilgub 2010, ZA berpasangan dengan Ami Taher begitu perkasa di
Bungo dengan meraup 96 ribu suara mengalahkan HBA-FA yang cuma meraih
39 ribu suara.
Sedangkan
di Tanjabtim, PAN yang meraih kursi mutlak di DPRD Tanjabtim
merupakan “ujian” dari pengaruh nama besar Keluarga ZZ.
Pertarungan ini akan semakin menarik berhadapan dengan AH yang “cukup
dihormati” di Tanjabtim dengan suara 165 ribu.
Namun
jangan dilupakan suara-suara di Merangin (262 ribu), Batanghari (189
ribu), Muara Jambi (276 ribu), Tanjabbar (205 ribu) dan Tebo (239
ribu)
Kotamadya
Jambi (428 ribu), Kotamadya Sungai Penuh (71 ribu) dan Kabupaten
Kerinci (203 ribu) merupakan daerah-daerah lumbung suara dan
penyumbang suara yang signifikan. Dengan tingkat kedekatan wilayah,
mobilitas yang cepat membuat ketiga daerah ini cukup “menarik”
untuk “mendulang suara”.
MAKNA
KEPEMIMPINAN
Siapapun
pemenang dari Pilgub Jambi 2015, Gubernur Jambi 2015-2020 merupakan
pemimpin dalam hati rakyat Jambi. Begitu tinggi penghormatan kepada
pemimpin sering diujarkan “Alam sekato Rajo. Negeri sekato
batin”. “didahulukan selangkah”. Dilebihkan sekata'.
Begitu juga pemimpin sering diibaratkan seperti pohon Beringin.
“Pohonnya rindang tempat berteduh. Akarnya besar tempat Bersilo.
“Tempat orang bertanyo. Tempat orang bercerito”
Sebagai
pemimpin, maka “Yang berhak untuk memutih menghitamkan Yang
memakan habis, memancung putus, dipapan jangan berentak, diduri
jangan menginjek. Tempat “Disitu kusut diselesaikan. Disitu
keruh dijernihkan. Disitu kesat sama diampelas. Disitu bongkol sama
ditarah.
Namun
jangan coba-coba berkhianat terhadap rakyat. Kita sering mengenal
ujaran “Rajo alim kami sembah, rajo zolim kami sanggah”. Jatuh
dipemanjat. Jatuh di perenang”
Tentu
saja masih banyak “Seloko” atau kata-kata bijaksana. Masih
banyak yang mesti dituliskan. Begitulah makna kepemimpinan yang masih
hidup di tengah masyarakat.
Tinggal
kita mau mendengarkan dengan tulus dan memandang masyarakat yang
mengagungkan seorang pemimpin.
Tinggal
kita tunggu hasil penghitungan setelah tanggal 9 Desember 2015.
Baca : PILKADA GUBERNUR JAMBI dan MENCARI PEMIMPIN JAMBI