07 April 2021

opini musri nauli : Hikayat Angso Duo

 


Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hikayat diartikan sebagai cerita kuno yang berisikan roman klasik, bersifat khayal dan sering dihiasi dengan peperangan besar, dahsyat Serta kesaktian pelakunya. 


Hikayat juga sering diartikan riwayat, sejarah dan kisah. 


Menyampaikan hikayat dapat juga diartikan menceritakan atau menyampaikan sebuah cerita. 


Hikayat, kisah tentang angso duo adalah kisah tentang dua ekor angso (dalam dialek kemudian disebut angso duo. Atau angso beduo). 


Kisah pertama bercerita tentang Putri Cantik dari Pagaruyung bernama Putri Selaras Pinang Masak. 


Nama Putri Selaras Pinang Masak begitu dikenal di masyarakat Melayu Jambi. Di beberapa tempat sering juga disebut Putri Pinang Masak. Ada juga menyebutkan Putri Selaro Pinang Masak. 


Nama yang sering diabadikan di berbagai tempat.


Didalam kisah yang dituliskan oleh Umar yang bergelar Ngebi Sutho Dilago Periai Rajo Sari. Kepala dari Orang Kerajaan Jambi Nan Dua Belas. keturunan dari Orang Kayo Pingai bin Datuk Paduko Berhalo. Ia juga jadi anak angkat dari Pangeran Ratu Jayaningrat gelar Sultan Thaha Saifuddin (Pahlawan Nasional dari daerah Jambi), yang juga keturunan dari Orang Kayo Hitam bin Datuk Paduko Berhalo, diterangkan, Putri Selaras Pinang Masak (Putri Pinang Masak) merupakan saudari kandung dari Adityawarman.


Adityawarman dikenal sebagai Raja Pagaruyung (Minangkabau) yang berpusat Dharmasraya dan kemudian berpindah ke Batusangkar.


Putri Selaras Pinang Masak Bersama dengan suaminya yang bernama Ahmad Salim mendirikan Kerajaan Jambi. Kerajaan Jambi kemudian dikenal sebagai kerajaan Jambi Darussalam. Sedangkan Ahmad Salim kemudian dikenal sebagai Datuk Paduka Berhalo.


Kerajaan Jambi Darussalam kemudian dikenal sebagai salah satu Kerajaan Islam di Indonesia. Dalam Majalah Warta Ekonomi tahun 1997 menyebutkan Kerajaan Melayu II di bawah kepemimpinan Datuk Paduko Berhalo.


Mereka berdua kemudian menyusuri Sungai Batanghari. Untuk mencari pemukiman yang layak maka kemudian melepaskan dua ekor angsa (angso duo). 


Apabila angso duo kemudian berhenti berenang maka tempat itu kemudian layak menjadi tempat kerajaan. 


Tidak lama kemudian angso duo berhenti berenang. Berhenti di Sekarang menjadi pasar angso duo. Pasar paling terkenal didalam memori masyarakat Jambi (memorial collective). 


Lambang angso duo kemudian menjadi lambang resmi Kotamadya Jambi. Patung angso duo terdapat didepan kampus  UNJA di Mendalo.