07 April 2021

opini musri nauli : Air

 


Didalam kamusi besar Bahasa Indonesia, air adalah benda cair seperti yang biasa terdapat di sumur, sungai, danau, yg mendidih pd suhu 100°C dan membeku pd suhu 0°C. 


Dalam peribahasa Indonesia, kata-kata air sering digunakan seperti “air beriak tanda tak dalam”. Atau “air tenang menghanyutkan”. Ada juga menyebutkan “Bagai air di daun talas”, Memancing di air keruh”, “Air susu dibalas air tuba”, 


Dalam dialek Bahasa Melayu Jambi, air sering disebut dengan aek. Berbagai seloko kemudian menempatkan air sebagai aktor utama. 


Seloko seperti “Sekali air surut, sekali pulau beralih . Sekali air pasang, sekali tanjung putus”. Atau “Tanjung Putus, Pulau beralih. Pusako dianjak-anjakkan hujan” . 


Sekali air surut, sekali pulau beralih . Sekali air pasang, sekali tanjung putus” adalah perumpamaan Hukum Adat Jambi yang luwes terhadap perkembangan zaman. 


Seloko menggunakan kata air (aek) juga disebutkan didalam seloko seperti  “keruh aek dihilir. tengok aek dimudik”. 


Makna kata “keruh aek dihilir. tengok aek dimudik” adalah ajaran orang tua Melayu Jambi yang menempatkan mencari sebab-sebab dari “keruhnya aek di hilir”. 


Namun seloko yang paling terkenal adalah “Padi menjadi. Rumput Hijau. Kerbo gepuk. ke aik cemetik keno naik kedarat durian runtuh.  dilaman rumah lemang tesanda. naik kerumah anak ado” adalah perumpamaan negeri Jambi yang terkenal makmur, Sejahtera, aman dan sentosa. 


Ada juga menyebutkan “Aeknyo tenang. Ke aek cemeti keno. Ke darat durian gugur”. 


Seloko adat ini sering diperumpamaan dengan “Padi menjadi. Rumput hijau. Aeknyo tenang. Ke aek cemeti keno. Ke darat durian gugur” tepat dalam perumpamaan filosofi Jawa, “gemah repah. Loh Jinawi. Tata tentrem kerto Raharjo”.


“Padi menjadi. Rumput Hijau. Kerbo gepuk. ke aik cemetik keno naik kedarat durian runtuh.  dilaman rumah lemang tesanda. naik kerumah anak ado” atau “Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kerto Raharjo” sering juga diumpamakan dalam makna “negeri Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur”


Terjemahan harafiahnya adalah negeri yang memiliki kekayaan alam berlimpah, aman dan tentram.


Baca : Air Berbagi. Bukan dikuasai