17 November 2025

opini musri nauli : Hak Anak Paska Perceraian: Melindungi Masa Depan Mereka

 


Perceraian sering kali menjadi babak yang paling menantang dalam kehidupan orang dewasa. Namun, di tengah hiruk pikuk proses hukum dan emosi yang bergejolak, kita harus ingat bahwa pihak yang paling merasakan dampaknya adalah anak-anak. 


Bagi seorang anak, perceraian orang tua bukanlah akhir dari sebuah keluarga, melainkan perubahan drastis pada struktur kehidupannya. Seringkali fokus orang tua terlalu tertuju pada pembagian harta atau hak asuh. Padahal yang utama adalah memastikan bahwa hak-hak dasar anak tetap terpenuhi seutuhnya, tanpa terkurangi sedikit pun oleh perpisahan ini.


Setelah perceraian kehidupan anak harus tetap berjalan senormal mungkin. Negara melalui perangkat hukumnya, hadir untuk memastikan hal ini. 


Hukum tidak hanya mengatur siapa yang akan menjadi wali. Tapi juga menjamin setiap kebutuhan anak—mulai dari kasih sayang hingga pendidikan—tetap terpenuhi oleh kedua orang tua. 

Nilai Agung Seloko Jambi

 


Dalam hiruk-pikuk wacana pembangunan dan konservasi yang seringkali didominasi oleh pendekatan teknis-ilmiah, kita kerap melupakan bahwa setiap masyarakat memiliki sistem pengetahuannya sendiri—sebuah epistemologi yang terbentuk melalui interaksi panjang dengan alam dan sesama (Soelaiman, 2019). 


Bagi masyarakat Gambut Jambi, sistem pengetahuan ini terangkum rapi dalam Seloko. Bukan sekadar pepatah. Tetapi fondasi cara mereka memahami realitas, membedakan benar-salah dan merumuskan kehidupan yang berkelanjutan.


Memahami Seloko bukanlah romantisme masa lalu, melainkan sebuah keharusan intelektual dan praktis (Soelaiman, 2019). 


Jembatan untuk menyelami logika pengetahuan komunitas yang telah terbukti efektif menjaga keseimbangan ekosistem gambut selama berabad-abad.