Tidak
terasa hari ketiga menjalani puasa. Sudah saatnya rencana pulang mudik disusun.
Berbagai perangkat, rencana ataupun yang berkaitan dengan mudik mulai
dirapikan.
Untuk
mudik pengguna pesawat terbang, mari kita keluhkan “kekesalan” kita kepada
Menteri Perhubungan yang sampai sekarang harga tiket masih mahal. Jauh dari
kantung pribadi yang selama ini dianggarkan.
Untuk
pengguna kereta api atau kapal laut, sudah dipastikan memesan tiket jauh-jauh
hari. Lengkap dengan rute, lama perjalanan bahkan berbagai kemudahan yang
disediakan maskapai.
Namun
untuk pengguna angkutan darat terutama untuk angkutan mobil pribadi, berbagai
informasi penting dapat dijadikan acuan untuk menikmati mudik. Agar tidak
terbebani persoalan ditengah jalan.
Khusus
untuk Sumatera yang menempuh jalur darat yang menuju Padang, Jambi, Pekanbaru,
Medan dan Aceh. Ada pilihan menempuh rute perjalanan. Bisa menempuh jalan
lintas timur. Dari Palembang – Jambi – Pekanbaru – Medan – Aceh. Atau yang mau
menuju ke Pekanbaru atau Padang dapat menempuh Lintas Sumatera (highway) yang
terkenal. Lintas Sumatera. Sering juga disebutkan sebagai Lintas Tengah.
Khusus
lintas Timur, dapat menjajal dari Bakauheni (Setelah menyeberangan) menggunakan
tol yang baru diresmikan. Namun persoalan mulai muncul. Setelah dari Palembang
menuju Jambi, jarak cuma 270 km (biasa 5-6 jam), sekarang rusak parah. Banyak
sekali lubang yang menganga ditengah jalan. Informasi terakhir jarak ini bisa
mencapai 9 – 10 jam. Semoga menjelang mudik dapat diperbaiki sehingga dapat
dilalui dengna baik.
Sedangkan
lintas Tengah, Dari Lubuk Linggau (Sumsel) hingga Bungo (Jambi), dapat dipacu
dengan kecepatan maksimal. Relatif masih baik. Namun tetap hati-hati. Ada
sedikit jebakan lubang ditengah jalan. Terutama setelah dari Bangko, sedikit
Batas Bangko dan Bungo.
25
km dari Bungo, jalan tidak bisa ditempuh dengna kecepatan tinggi. Banyak sekali
jalan lintas yang rusak. Hingga menjelang batas Jambi – Sumbar. Terutama di
daerah Batin II Pelayang hingga batas Sumbar. Sekarang sedang diperbaiki.
Semoga menjelang mudik dapat diselesaikan.
Keluar
dari Sungai Rumbai, kendaraan harus hati-hati. Salah-salah bisa terperosok
dijalan raya.
Pastikan
kendaraan dalam kondisi prima. Sebaiknya ban harus baru. Aki dapat dicek
tanggal kadaluarsanya. Keduanya persoalan sepele. Namun bisa menyebabkan
perjalanan terhenti. Jangan berharap ada bengkel menjelang arus mudik. Walaupun
ada pelayanan dari perusahaan, jangan tergantung. Semuanya sedang
berkonsentrasi untuk menyambut lebaran.
Apabila
membawa keluarga, pastikan berangkat pada pagi hari hingga sore hari. Usahakan
menginap sebelum malam hari. Pastikan nama-nama kota yang akan disinggahi.
Kuasai informasi tentang kota dan tempat menginap. Opsi menginap di SPBU adalah
keadaan darurat. Tidak efisien untuk perjalanan panjang. Terutama membawa keluarga.
Kelelahan dan istirahat yang cukup dibutuhkan dengna rentang perjalanan
membelah Pulau Sumatera.
Selalu
ready stok bekal selama perjalanan. Jangan anggap ada toko swalayan yang
lengkap ditempat kota-kota sepanjang perjalanan. Selain memakan waktu, bekal
penting juga diperlukan apabila ada kejadian ditengah jalan. Umpama jalan
longsor. Atau keadaan emergency lainnya di jalan.
Selalu
membawa uang kontan secukupnya. Misalnya membeli bbm, makan di jalan. Jangan
dibayangkan ada layanan antar. Tidak setiap tempat ada pelayanan “go-food”. Dan
tidak setiap tempat ada layanan “debit’ untuk melakukan pembayaran. Rata-rata
tunai.
Rasakan
makanan khas disetiap tempat yang dilalui. Misalnya waktu istirahat tengah
hari. Apabila kesulitan mencari, ada makanan yang hampir setiap kota selalu
ada. Misalnya makanan padang, pecel lele, bakso. Istirahat yang cukup.
Apabila
hendak istirahat dan sholat, cari masjid yang besar. Selain dapat menampung
kendaraan hingga masuk kedalam masjid juga perhatikan kebersihan masjid.
Nikmati kebesaran bulan Ramadhan. Beberapa masjid menyediakan takjil untuk
berbuka puasa.
Jangan
membuang sampah sembarangan. Selain menimbulkan kejengkelan dari pengelola
masjid, perilaku ini memalukan. Kumpulkan sampah didalam mobil. Lalu buang ke
tong sampah. Biasanya tersedia diparkiran.
Pastikan
menggunakan kartu internet dimana seluruh daerah mempunyai jaringan. Jangan menggunakan
paket internet yang tidak tersedia didaerah. Selain akan menyulitkan, banyak
moment yang dapat terlewatkan.
Letakkan
HP selama perjalanan. Nikmati perjalanan. LIhatlah bukit-bukit, Matahari mulai
tenggelam. Air sungai mengalir deras. Apabila ada moment, silahkan berhenti.
Take picture. Langsung upload. Sehingga dapat berkabar kepada orang banyak.
Sekaligus dapat mempromosikan keindahaan Indonesia.
Apabila
hendak istirahat dan memilih penginapan, cari yang bersih. Walaupun bisa dicek
di website, namun banyak penginapan yang tidak masuk kedalam jaringan. Usahakan
menguasai informasi dari teman-teman yang berasal dari daerahnya.
Khusus
pemudik yang mau ke Jambi atau keluar Jambi perhatikan perkembangan jalan.
Jambi – Sarolangun – Bangko – Sungai Penuh, jalur yang dilewati harus melewati
jalan Ness II. Bisa masuk dari Citraraya atau melewati Sungai Duren. Keluar
nanti di Simpang Ness. 4 km menjelang Bulian.
Jalan
Jambi – Bulian yang biasanya, tidak dapat ditempuh. Ada jalan rusak parah di
Tebing Tinggi. 40 km dari Jambi.
Apabila
2 minggu sebelum mudik, mobil batubara masih banyak. Jalan Bulian Tembesi bisa
macet parah. Terutama sore hari. Ada alternative. Melewati jalur belakang
(lewat tempat MTQ).
Setelah
Tembesi menuju Sarolangun, walaupun jaraknya 102 km namun dapat dipacu lebih
kencang.
Sedangkan
apabila ke Bungo – Padang, maka setelah tembesi, jalannya relative hancur. Harus
pelan-pelan. Ikuti barisan konvoi. Jangan memotong jalur. Nanti bisa
menimbulkan kemacetan.
Selain
itu mobil batubara sama sekali tidak mau mengalah. Alangkah baiknya dari
Tembesi hingga ke Jembatan Tembesi harus pelan-pelan. Tetap dijalur.
Menjelang
masuk Sungai Rengas – Sungai Bengkal, tetap pelan-pelan. Masih banyak yang
belum diperbaiki. Begitu juga menjelang masuk Tebo. Tetap hati-hati.
Setelah
Bungo, banyak sekali jalan yang berlubang. Walaupun sedang dikerjakan, namun
tetap hati-hati dan tidak terburu-buru.
Setelah
Pulau Punjung, gaspoll dapat ditarik hingga menjelang Solok.
Apabila
dari Jambi – Padang, usahakan isi bbm di Bungo atau di Sungai Rumbai. Selain
dapat berkonsentrasi terhadap jalan, konsentrasi tinggal istirahat.
Menurut
penelitian, usahakan istirahat 4 – 5 jam. Sebelum mematikan mesin, matikan AC,
Musik, wiper. Panaskan mesin 5-10 menit. Selain menghemat baterai juga
menghindarkan AKI mobil tidak cepat soak. Selain itu juga menghindarkan dari
kesalahan kecil.
Hampir
setiap tempat selalu ada masjid. Istirahat secukupnya. Jangan terlalu lama.
Selain akan membuat penumpang jenuh, justru akan memperlambat perjalanan.
Apabila
kemalaman, tidak ada tempat untuk menginap (hotel atau penginapan penuh), cari
SPBU yang besar. Biasanya selalu menyediakan fasilitas untuk tidur.
Bawalah
matras dan Sleeping bag. Tidurlah dengan baik. Driver jangan tidur dimobil.
Selain tidak mengembalikan istirahatnya, juga tidak baik kesehatan.
Apalagi
hendak menempuh perjalanan jauh keesokan harinya. Sebaiknya istirahat paling
lama jam 10 malam. Jangan dipaksa. Selain akan menimbulkan kecapean juga akan
mengurangi daya tahan fisik.
Apabila
membawa anak kecil (dibawah 10 tahun), usahakan sore cari tempat makanan yang
disukai anak-anak. Entah es krim atau buah-buahan, bakso atau tempat nongkrong.
Selain driver istirahat juga mengembalikan kegembiraan anak-anak dimobil. Sekalian
menunggu bedug berbuka puasa.
Selamat
mudik..
Baca : MUDIK DAN PELAYANAN UMUM