19 September 2020

opini musri nauli : Pendidikan Politik Pilkada


Memasuki Pilkada Jambi 2020, setelah para kandidat mendaftarkan KPU, maka KPU kemudian menetapkan sekaligus menentukan nomor urut. Tinggal satu tahap lagi menjelang Pilkada 2020. 

Sudah saatnya, masyarakat berhak mengetahui bagaimana “cara pandang” kandidat melihat Jambi dan berbagai persoalannya. Serta bagaimana “mimpi” para kandidat menjawab persoalan Jambi. 


Diibaratkan “pencak silat”, maka sebelum memasuki gelanggang arena “sesungguhnya”, berbagai jurus harus dikuasai. Berbagai strategi mesti disiapkan. Berbagai “kelemahan” dan kekuatan mesti diketahui. 


Memasuki “arena  pertandingan” tanpa jurus, strategi ataupun “perencanaan” matang membuat para “pesilat” kelihatan “tidak apa-apa” diarena pertarungan. 


Maka dibutuhkan “Guru silat” yang mumpuni, “Sparring partner”, latihan yang terus menerus, menguasai jurus-jurus silat hingga berbagai simulasi yang tidak berhenti. 


Menghadapi “pandemik corona”, maka dibutuhkan “kepiawaian” para kandidat untuk memotret pandemic lebih utuh. Dibutuhkan “strategi” jitu untuk melewati krisis yang sudah didepan mata. 


Begitu juga bagaimana “upaya” yang akan dilakukan untuk melewati pandemic dengan selamat. Sekaligus mampu membawa masyarakat Jambi untuk melewatinya. 


Persoalan pandemic tidak bisa hanya diucapkan “hanya kepada sang Pencipta kita serahkan”. Tuhan akan murka terhadap manusia yang tidak berupa ikhtiar (berusaha). 


Begitu juga persoalan pandemic hanya berharap kepada “juru selamat”, “satrio piningit” untuk menolongnya. 


Namun Tuhan akan menolong manusia yang telah berusaha (ikhtiar). Setelah berikhtiar barulah kemudian “bermohon” kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan agar Tuhan mau menolong umat manusia. 


Bagaimana cara pandang, berbagai strategi, upaya yang akan dilakukan adalah “cara jitu” untuk meyakinkan masyarakat untuk melihat Pilkada Jambi 2020. Pilkada “terlalu murahan” hanya “persoalan memilih”. 


Alangkah hinanya manusia memandang rakyatnya cuma berkaitan dengan “surat suara”. Alangkah “rendahnya” memandang rakyat cuma berkaitan dengan “money politik” untuk merebut suara. 


Yang dibutuhkan adalah Pendidikan politik untuk melihat Pilkada Jambi 2020. 


Rakyat berhak mengetahui program apa yang hendak dibuat untuk mengatasi pandemic corona. 


Rakyat harus dididik melihat persoalan politik dari kacamata kepentingan public. 


Siapapun bertugas memberikan Pendidikan kepada public. Membangun kesadaran untuk melihat pilkada Jambi 2020 dilihat kepentingan publik. 


Dan pilkada Jambi 2020 adalah momentum untuk membangun kesadaran public untuk Pendidikan politik. 


Sekali saja tidak menggunakan momentum ini, maka satu generasi kemudian melewati momentum Pendidikan politik. Dan itu akan mengakibatkan “kesengsaraan” yang harus ditanggung generasi akan datang. 



Advokat. Tinggal di Jambi