28 Oktober 2013

opini musri nauli : PEMUDA INDONESIA

Bagaimana refleksi kaum muda Indonesia ? Literatur sudah menerangkan bagaimana peran Pemuda tahun 1928, tahun 1945, tahun 1966 dan 1998. Semuanya gagah berani mengikrarkan sebagai “agen perubahan (agent of change). Sejarah memang mencatat, kaum muda pemberani yang menentukan sejarah.


Tapi apakah itu yang menjadi refleksi kaum muda ?.
Apakah pada konteks itu kemudian Pemuda berperan dari sejarah bangsa dan menentukan bangsa Indonesia ?

Peran Pemuda dalam konteks Ke-Indonesia-an sekarang tidak perlu heroic pada tahun 1928, tahun 1945, tahun 1966 dan tahun 1998. Tidak perlu heroic menceritakan teori-teori kapitalisme, teori kebangsaan atau berbagai teori lainnya. Tidak perlu.

Peran Pemuda haruslah mengikuti dinamika perkembangan zaman.

Seorang astronom Indonesia, Johny Setiawan.Dr.rer.nat, timnya menemukan sekitar 10 planet baru, salah satunya diberi nama TW Hya b. Dan dia juga berhasil menemukan planet ekstrasolar lain yang diberi nama HD 11977 b seorang nasionalisme.

Seorang aktivis yang setiap minggu rela membersihkan sampah di Ciliwung juga Pemuda Indonesia . Seorang Wiji Tukul yang tetap berteriak melawan penguasa juga Pemuda Indonesia. Seorang Butet Manurung yang “mengajar” orang rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas adalah Pemuda Indonesia

Seorang ibu yang setia mengajar “tanpa dibayar” di kolong jalan tol juga Pemuda Indonesia. Seorang ibu sehari-hari jualan sayur namun disela-sela waktunya kemudian mengajar “vokal suara” adalah seorang Pemuda Indonesia Merekalah sesungguhnya Pemuda Indonesia arti “sebenarnya”. Mereka tidak mendiskusikan Pemuda Indonesia”. Mereka tidak perlu simbol-simbol. Mereka tidak perlu “bendera'. Tidak perlu pasukan untuk menghormatinya. Namun yang mereka lakukan “melebihi” rasa nasionalisme yang ada pada diri kita.

Namun dari diri mereka kita belajar arti “kepemudaan” menemukan makna kata “kemerdekaan”. Makna kata “kepemudaan” sesungguhnya. Dan kita terus “diajarkan” setiap hari.