Bagaimana
refleksi kaum muda Indonesia ? Literatur sudah menerangkan bagaimana peran
Pemuda tahun 1928, tahun 1945, tahun 1966 dan 1998. Semuanya gagah berani
mengikrarkan sebagai “agen perubahan (agent of change). Sejarah memang mencatat,
kaum muda pemberani yang menentukan sejarah.
Tapi
apakah itu yang menjadi refleksi kaum muda ?.
Apakah
pada konteks itu kemudian Pemuda berperan dari sejarah bangsa dan menentukan
bangsa Indonesia ?
Peran
Pemuda dalam konteks Ke-Indonesia-an sekarang tidak perlu heroic pada tahun
1928, tahun 1945, tahun 1966 dan tahun 1998. Tidak perlu heroic menceritakan
teori-teori kapitalisme, teori kebangsaan atau berbagai teori lainnya. Tidak
perlu.
Peran
Pemuda haruslah mengikuti dinamika perkembangan zaman.
Seorang astronom Indonesia,
Johny Setiawan.Dr.rer.nat, timnya menemukan sekitar 10 planet baru, salah
satunya diberi nama TW Hya b. Dan dia juga berhasil menemukan planet
ekstrasolar lain yang diberi nama HD 11977 b seorang nasionalisme.
Seorang aktivis yang setiap
minggu rela membersihkan sampah di Ciliwung juga Pemuda Indonesia . Seorang
Wiji Tukul yang tetap berteriak melawan penguasa juga Pemuda Indonesia. Seorang
Butet Manurung yang “mengajar” orang rimba di Taman Nasional Bukit
Duabelas adalah Pemuda Indonesia
Seorang ibu yang setia
mengajar “tanpa dibayar” di kolong jalan tol juga Pemuda Indonesia.
Seorang ibu sehari-hari jualan sayur namun disela-sela waktunya kemudian
mengajar “vokal suara” adalah seorang Pemuda Indonesia Merekalah
sesungguhnya Pemuda Indonesia arti “sebenarnya”. Mereka tidak
mendiskusikan Pemuda Indonesia”. Mereka tidak perlu simbol-simbol. Mereka tidak
perlu “bendera'. Tidak perlu pasukan untuk menghormatinya. Namun yang
mereka lakukan “melebihi” rasa nasionalisme yang ada pada diri kita.
Namun dari diri mereka kita belajar
arti “kepemudaan” menemukan makna kata “kemerdekaan”. Makna kata
“kepemudaan” sesungguhnya. Dan kita terus “diajarkan” setiap
hari.