Suasana
hiruk pikuk menjelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah terasa. Ditengah
umbul-umbul yang bersilewaran disana-sini mengganggu pemandangan sudah
dirasakan.
Belajar
dari beberapa Pilkada, ada beberapa tips yang dapat digunakan untuk memenangkan
Pilkada.
Pertama.
Salahkan program-program pendahulunya. Mulai dari Pemerintaha pusat, atau Kepala
Daerah sebelumnya. Kalau perlu sampai supir, tukang cukur dari pemerintahan
sebelumnya.
Sampaikan,
program Pemerintah sebelumnya yang membuat rakyat menjadi tidak sejahtera.
Sehingga diperlukan program yang berbeda.
Kedua.
Ganti istilah dengan istilah yang lebih keren. Misalnya “menggusur” menjadi “menggeser”.
Atau “normalisasi” dengan “naturalisasi”.
Pokoknya
istilah harus beda.
Ketiga.
Buat stigma “kesalahan urus” menjadi persoalan “bencana’. Sebagai “bencana”
maka itu adalah urusan “Tuhan”. Bukan urusan manusia lagi.
Hasut
persoalan “Bencana” ditengah acara apapun. Perbanyak kegiatan untuk adanya
acara yang menyebutkan bencana.
Keempat.
Disetiap “bencana”, ambil makna positifnya. Misalnya kalau banjir, shooting
anak-anak “bergembira” main air dihalaman. Suasana anak-anak gembira kemudian
menjadi “pembenar” tidak ada yang harus ditangisi. Kegembiraan anak-anak adalah
segalanya.
Atau
perbanyak narasi tentang “orang tua” memancing ikan dari balkon lantai dua
rumah.
Kelima.
Setelah menjadi stigma “bencana”, maka ajak masyarakat untuk pasrah terhadap keadaan.
Perbanyak berdoa. Tidak perlu lagi dibenahi “salah urus”.
Keenam.
Kalau masih juga dipersoalkan “salah urus”, sampaikan yang protes agar tidak
perlu mengurusi daerahnya. Urus saja daerah masing-masing.
Ketujuh.
Ajak pakar yang punya “ide cerdas”. Misalnya kalau ada sampah yang menumpuk dan
menimbulkan bau, maka semprot pakai pewangi. Gunakan jaring hitam. Nanti bau
akan hilang sendiri.
Atau
buat program yang hanya sebentar kemudian dibongkar. Biar “kelihatan” kerja
agak serius.
Kedelapan.
Kalau ada yang kritis terhadap anggaran Pemerintahan, salahkan sistem yang “memasukkan”
anggaran yang aneh-aneh. Kemudian tawarkan sistem yang baik sehingga tidak akan
masuk lagi anggaran aneh-aneh.
Kesembilan.
Atau “minta mundur” pejabat yang bertanggungjawab. Sehingga persoalan menjadi
jelas. Pejabat yang bertanggungjawab. Bukan Kepala Daerah.
Kesepuluh.
Pelihara “centeng” yang akan membela dalam keadaan apapun.Siapkan anggaran
tahunan. Termasuk kegiatan merayakan pesta-pestanya.
Dan
jangan lupa juga siapkan anggaran untuk pasukan yang teriak-teriak dimedia sosial.
Apakah
tips ini sudah terbukti handal dan teruji kesahihannya.
Tenang.
Sudah terbukti kok. Orang-orang pintar saja banyak yang percaya hingga
sekarang.