05 Januari 2020

opini musri nauli : Tips Menjadi Kepala Daerah




Suasana hiruk pikuk menjelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah terasa. Ditengah umbul-umbul yang bersilewaran disana-sini mengganggu pemandangan sudah dirasakan.

Belajar dari beberapa Pilkada, ada beberapa tips yang dapat digunakan untuk memenangkan Pilkada.
Pertama. Salahkan program-program pendahulunya. Mulai dari Pemerintaha pusat, atau Kepala Daerah sebelumnya. Kalau perlu sampai supir, tukang cukur dari pemerintahan sebelumnya.

Sampaikan, program Pemerintah sebelumnya yang membuat rakyat menjadi tidak sejahtera. Sehingga diperlukan program yang berbeda.

Kedua. Ganti istilah dengan istilah yang lebih keren. Misalnya “menggusur” menjadi “menggeser”. Atau “normalisasi” dengan “naturalisasi”.

Pokoknya istilah harus beda.

Ketiga. Buat stigma “kesalahan urus” menjadi persoalan “bencana’. Sebagai “bencana” maka itu adalah urusan “Tuhan”. Bukan urusan manusia lagi.

Hasut persoalan “Bencana” ditengah acara apapun. Perbanyak kegiatan untuk adanya acara yang menyebutkan bencana.

Keempat. Disetiap “bencana”, ambil makna positifnya. Misalnya kalau banjir, shooting anak-anak “bergembira” main air dihalaman. Suasana anak-anak gembira kemudian menjadi “pembenar” tidak ada yang harus ditangisi. Kegembiraan anak-anak adalah segalanya.

Atau perbanyak narasi tentang “orang tua” memancing ikan dari balkon lantai dua rumah.

Kelima. Setelah menjadi stigma “bencana”, maka ajak masyarakat untuk pasrah terhadap keadaan. Perbanyak berdoa. Tidak perlu lagi dibenahi “salah urus”.

Keenam. Kalau masih juga dipersoalkan “salah urus”, sampaikan yang protes agar tidak perlu mengurusi daerahnya. Urus saja daerah masing-masing.

Ketujuh. Ajak pakar yang punya “ide cerdas”. Misalnya kalau ada sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau, maka semprot pakai pewangi. Gunakan jaring hitam. Nanti bau akan hilang sendiri.

Atau buat program yang hanya sebentar kemudian dibongkar. Biar “kelihatan” kerja agak serius.

Kedelapan. Kalau ada yang kritis terhadap anggaran Pemerintahan, salahkan sistem yang “memasukkan” anggaran yang aneh-aneh. Kemudian tawarkan sistem yang baik sehingga tidak akan masuk lagi anggaran aneh-aneh.

Kesembilan. Atau “minta mundur” pejabat yang bertanggungjawab. Sehingga persoalan menjadi jelas. Pejabat yang bertanggungjawab. Bukan Kepala Daerah.

Kesepuluh. Pelihara “centeng” yang akan membela dalam keadaan apapun.Siapkan anggaran tahunan. Termasuk kegiatan merayakan pesta-pestanya.

Dan jangan lupa juga siapkan anggaran untuk pasukan yang teriak-teriak dimedia sosial.

Apakah tips ini sudah terbukti handal dan teruji kesahihannya.

Tenang. Sudah terbukti kok. Orang-orang pintar saja banyak yang percaya hingga sekarang.