12 Maret 2021

opini musri nauli : Belajar dari Kampung (3)



Hampir setiap kehidupan, kegagalan memotret gejala-gejala sosial kemudian hinggap diberbagai kalangan. 


Para ekonom sering keliru memandang pondasi ekonomi di Indonesia. Mereka terjebak dengan angka-angka statistic, neraca, tabel ekonomi dan sederet angka-angka tentang Indonesia. 


Teringat ketika awal-awal krisis menjelang 1997 yang melanda di Indonesia. Krisis yang semula melanda Thailand kemudian menjalar ke Malaysia dan Indonesia. Krisis ini kemudian dikenal sebagai effek domino. 


Berbagai pihak kemudian malah menyebutkan Indonesia akan masuk jurang krisis. Terjerembab ke lubang dalam. Indonesia kemudian dinyatakan gagal sebagai negara. 


Berbagai utang luarnegeri kemudian menyebabkan tersedotnya cadangan emas Indonesia. Memaksa Indonesia mengikuti berbagai skenario penyelamatan. Termasuk keangkuhan IMF melihat Soeharto menandatangani surat pernyataan. 


Tapi para ekonom lupa. Tentang “kekuatan” alam bawah sadar Indonesia. Semangat kolektifitas dan gotong royong kemudian membuat Indonesia berhasil melewati krisis. Bahkan bangkit kemudian menjadi raksasa baru yang mulai diperhitungkan dunia. Terutama negara-negara maju dan negara asia-pasifik. 


Kekuatan alam bawah sadar bangsa Indonesia adalah semangat “membantu sesama’. Kekuatan yang mampu membangkitkan Indonesia juga melewati berbagai bencana. Entah gunung Meletus, gempa bumi, kebakaran, kebanjiran, longsor maupun berbagai bencana alam lainnya. 


Kekuatan alam bawah sadar bangsa Indonesia adalah kekuatan yang diwariskan oleh leluhur nenek moyang Indonesia. 


Dengan semangat kolektifivitas, kebersamaan, kegotongroyongan justru membangkitkan solidaritas. Semangat kebersamaan yang luput dari pantauan ekonom. 


Lihatlah. Bagaimana kegotoyongroyongan paska bencana. Berduyun-duyun bantuan finansial, tenaga yang dikerahkan untuk membantu daerah yang mengalami bencana. 


Berbagai event kegiatan kemudian bertujuan menghimpun donasi. Menyumbangkan untuk masyarakat yang terkena dampak. 


Berbagai krisis, bencana alam justru mempererat solidaritas, kebersamaan, kegotongroyongan. Kekuatan alam bawah sadar yang relative masih kuat yang ditularkan dari kampung. Menggema menjadi kekuatan yang menjalar hingga ke ibukota.