Membaca Berita tentang ulah Ronalda yang berjudul “Ronaldo Berulah Saat Konferensi Pers, Coca-Cola Rugi Rp 57 Triliun” membuat saya tertawa terbahak-bahak.
Mengutip dari berbagai media massa, kisah bermula ketika Kejadian ini terjadi saat Cristiano Ronaldo menghadiri konferensi pers jelang pertandingan Hungaria vs Portugal di Euro 202.
Sebelum menyampaikan pernyataan dalam jumpa pers, Cristiano Ronaldo menggeser dua botol Coca-cola yang ada di meja hingga keluar dari frame kamera televisi.
Sesaat kemudian, mantan pemain Manchester United itu justru mengambil botol air mineral dan mengangkatnya hingga tampak makin nyata di hadapan awak media.
“Minumlah air, bukan Coke (Coca-Cola),” kata Ronaldo.
Padahal Coca-Cola merupakan salah satu official sponsor gelaran UEFA Euro 2020, bersama Heineken, Qatar Airways, takeaway.com, TikTok, dan Vivo.
Usai konferensi pers tersebut, saham berkode KO di bursa New York (Wall Street) itu sempat menyentuh harga terendah USD 55,22. Saat penutupan perdagangan, saham Coca-Cola akhirnya ditutup di posisi USD 55,41 atau melorot 0,25 persen.
Kisah mengenai botol yang terpampang di media massa mengingatkan kejadian beberapa waktu yang lalu. Waktu itu saya diundang televisi lokal di Jambi.
Sebagai Direktur Media Publikas dan Opini Tim Pemenangan Al Haris-Sani, kesempatan baik segera digunakan. Menggunakan baju tim pemenangan lengkap dengan emblend “Jambi Mantap” ditangan sebelah kiri saya kemudian bergegas studio. Mengikuti acara yang disiarkan live.
Tentu saja saya tidak lupa membawa botol berisikan daun sungkai. Salah satu tagline Kampanye menghadapi pandemik yang masih menghantui masyarakat Jambi.
Memang Kampanye daun sungkai berhasil menjadi ingatan kolektif masyarakat Jambi. Ujaran seperti “Sungkai Al Haris” begitu menggema di pasar-pasar ketika Al Haris mendatangi masyarakat di berbagai pasar.
Ketika saya datang ke studio, terlihat kekagetan dari tim yang lain. Mereka menggunakan batik. Baju biasa yang dikenakan dalam setiap acara di televisi.
Namun karena sudah menjelang acara, mereka tidak sempat lagi berganti baju. Sehingga kami kemudian memasuki studio. Mempersiapkan acara.
Sebagai orang yang pernah mengikuti diskusi mengenai “strategi media”, kesempatan ini segera saya gunakan dengan baik. Sembari duduk, saya perhatikan “arah kamera”.
Ok. Ada 3 kamera. Satu ke arah kiri. Satu ke arah Tengah. Dan satu ke arah kanan.
Menjelang acara, ketika sudah mulai pengambilan gambar (take), saya keluarkan botol berisikan sungkai. Sengaja saya arahkan ke kamera.
Klir. Kamera menangkap tulisan “Jambi mantap” dilengan saya. Tentu saja tidak mungkin terlewatkan botol berisikan sungkai. Tentu saja tidak lupa “nomor paslon”. Nomor 3.
Diskusi kemudian dimulai. Sessi 1 kemudian diisikan dengan pengantar masing-masing jurubicara paslon.
Sessi 1 satupun berakhir. Break. Kamipun bercengkrama.
Tidak lama kemudian kru tim media kemudian berdatangan. Tentu saja membawa beberapa botol lagi. Berisikan ramuan daun sungkai.
Saya kemudian dibisikkan. “Dimana letak daun sungkai, pak dir ?”, tanya kru media.
“Nanti menjelang masuk, letakkan saja dibawah meja saya”, kata saya. Melanjutkan cengkrama sembari menunggu sessi kedua.
Habis break, masuk sessi kedua. Sayapun kembali duduk di meja. Saya hanya melihat adanya “kegelisahan” dari kru televisi. Terlihat mondar-mandir di belakang kamera.
Memasuki sesi kedua, saya kembali mengeluarkan dua botol. Yang berisikan ramuan daun sungkai. Tentu saja tulisan angka (3) mengarah ke tiga kamera. Saya kemudian menyimak diskusi.
Selama sessi kedua dan ketiga, botol ramuan daun sungkai bertulisan angka (3) nongkrong manis didepan saja. Mengarahkan ke berbagai sudut.
Dan itu berlangsung Selama Acara debat yang dilangsungkan secara live.
Entah baru Sadar ataupun “lambat menyadari” keadaan, setelah selesai acara, para kru televisi kemudian tertawa Ngakak.
“Kami kalah banyak, bang”, kata mereka. Sayapun tertawa. Tentu saja saya berhasil menikmati diskusi sembari Tetap mempromosikan nomor Angka 3.