23 Juli 2021

opini musri nauli : Sentusa


Ada dua tema besar yang disampaikan Al Haris sebagai Gubernur Jambi didalam pidato setelah pelantikan di Istana. 


Pertama. Menghadapi serangan pandemik virus corona -19. Dan kedua, maka berkonsentrasi terhadap pemulihan ekonomi. 

Terlihat langgam awal-awal berkonsentrasi terhadap pandemik. Berbagai rakor kemudian dilakukan. 


Baik dengan cara membangun kolektifitas multi stakeholders, melihat persiapan RSUD Raden Mattaher Jambi dan mengunjungi Rumah Sakit Pertamina di Bajubang maupun memprioritaskan penanganan pandemik virus corona. 


Setelah berbagai “mesin” mulai dihidupkan dan berkonsentrasi terhadap pandemik virus corona, maka Al Haris sebagai Gubernur Jambi mulai memanaskan untuk mengejar ketertinggalan ekonomi dan pemulihan ekonomi. 


Sekarang berkonsentrasi dengan Program Prioritas ketiga. Dengan tagline Sentusa. 


Tema yang diusung ketika penyampaian visi-misinya didalam revisi Jambi Mantap yang kemudian disampaikan didepan forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi tahun 2021-2026. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah lima tahun ke depan.


Sebagai tagline “Sentusa”, visi-misi Jambi mantap dikonsentrasikan untuk Pengembangan Kawasan Ekonomi Baru, melalui: Pengembangan Kawasan Industri SENTUSA (Sengeti – Tungkal – Sabak) melalui Pembangunan fasilitas umum kawasan, antara lain : (a) Rumah Sakit, (b) Sekolah Kemaritiman, dan (c) Perguruan Tinggi. 


Didalam turunannya, tagline Sentusa kemudian menjadi rencana aksi Percepatan Pemulihan Ekonomi Daerah, dengan cara antara lain : (1)  Penggalian potensilitas (intensifikasi dan diversifikasi) Pendapatan Asli daerah, antara lain Percepatan proses BBNKB plat luar. (2)  Digitalisasi pemasaran produk-produk UMKM dan Fasilitasi Akses ke Perbankan. (3)  Mendorong penggunaan karet sebagai bahan baku aspal. (4)  Fasilitasi Pengembangan kawasan pariwisata Gentala Arasy.  (5)  Mensinergikan usaha BUMD dengan UMKM dalam hal produksi dan pemasaran. 


Dalam hitungan mingguan, maka Al Haris Sudah menunaikan janjinya didepan Istana. Menghadapi pandemik virus corona dan pemulihan ekonomi. 


Langkah Sederhana diawal-awal pemerintahannya. Sekaligus capaian yang akan mudah dilakukan monitoring pada masa awal kabinetnya. 


Lagi-lagi, sebagai birokrat tulen dan  “pemain lapangan” yang menguasai medan tempur, Al Haris dapat mengukur capaian-capaian yang sudah disusun di visi-misi Jambi Mantap. 


Suasana itulah yang saya rasakan. Ketika pembahasan visi-misi, program yang kemudian diserahkan ke KPU ketika pendaftaran ke KPU, Al Haris cukup detail membaca satu persatu program yang ditawarkan. Menyimak cukup lama setiap bait-bait kata dan kalimat yang disusun. Program yang ditampilkan didepan slide infocus yang dipaparkan. 


Bahkan Al Haris dapat menghitung dan mengukur, capaian-capaian dengan melihat time schedule tahap-tahap yang dilalui.


Al Haris tidak sungkan-sungkan untuk mencoretnya atau memberikan pertimbangan. Ungkapan seperti “tidak mungkin dicapai pada tahun sekian”, atau “saya tidak mau berjanji apabila sulit dicapai” adalah ungkapan yang cukup lama menjadi pembahasan. 


Suasana ini saya rasakan. Persis kayak suasana manager program memaparkan rencana proposal yang dipresentasikan didepan lembaga funding. 


Sehingga dengan hanya dua tema yang disampaikan didepan Istana dan berkonsentrasi di tahun pertama, adalah perwujudan Al Haris sebagai “manager Lapangan” yang menguasai detail permasalahan dan solusi untuk upaya pemecahannya. 


Mengikuti langgam Langkah Al Haris baik didalam merumuskan visi-misi Jambi mantap sekaligus mengikuti langkahnya di Lapangan membuktikan, Al Haris berbicara didataran konsep yang dikuasai. Sekaligus mampu untuk menyelesaikannya. 


Sekali lagi. Pemimpin yang dibutuhkan Dimasa krisis adalah Pemimpin yang berbicara dengan bahasa Sederhana namun dapat diukur. 


Bukan Pemimpin yang bicara diawang-awang cuma sekedar menyenangkan didalam rangka memenangkan Pilkada. 


Teringat quote “Nahkoda yang tangguh itu tidak lahir di laut yang tenang, tapi lahir di laut yang penuh dengan ombak dan badai”.