04 Agustus 2021

opini musri nauli : Pak Khabib Nawawi yang kukenal - In memoriam


Mendapatkan kabar meninggalnya dosen Fakultas Hukum Unja, Khabib Nawawi (Pak Kabib) lagi-lagi menyentak. Rasanya belum lepas dada sesak mendapatkan kabar Nopriyandri (Dosen Fakultas Hukum UNJA), Berita duka kembali menyertai Keluarga besar Fakultas Hukum UNJA. 


Pak Kabib Nawawi salah satu dosen favorit ketika saya menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UNJA. Wajahnya kebapakkan, tenang, mengajarnya sedikit adem membuat mata kuliahnya menjadi incaran mahasiswa ketika mengisi KRS (kartu register studi). Pengisian mata kuliah diawal-awal semester. 

Hampir praktis, setiap mahasiswa yang mengikuti kuliahnya, nilai-nilai cukup baik. Bahkan beliau tidak segan-segan memberikan angka-angka yang fantastis. Bisa mencapai nilai sempurn (Nilai A). 


Setiap kegiatan mahasiswa dia lebih banyak berperan “ngemong”. kebapakkan. Dan tidak jarang memberikan nasehat-nasehat untuk melewati Hidup. 


Disaat sebagian dosen-dosen banyak terlibat kegiatan diluar kampus, entah menjadi birokrat dan meniti karir di Pemerintahan, menjadi pemateri diluar kampus ataupun menjadi pembicara di berbagai forum, Pak Khabib memilih mengajar di kampus. Beliau kemudian memilih menjadi “Guru”. Jauh dari hiruk pikuk. Sunyi. 


Persentuhan terakhir ketika beliau memberikan “wanti-wanti” kepada saya. Menjaga keponakkannya yang datang dari Jakarta. 


Sebagai Paman, beliau betul-betul khawatir terhadap keponakkannya yang langsung ke Lapangan dan belum sempat bertemu dengannya. Sehingga kekhawatiran kemudian pupus ketika sang ponakan ke Lapangan bersama dengan tim Walhi Jambi. 


Saya mengagumi sikap kebapakkannya. Sikap khawatir sang paman membuat saya hanya tersenyum. Jiwa kebapakkannya sangat kental sekali. Dan itu kemudian menambah keyakinan saya. Beliau menjadi guru lebih menampakkan sikap “ngemong” daripada hanya sekedar pengajar. 


Selamat jalan, Pak Khabib. Keteladanan membuat saya selalu ingat akan makna guru.