27 November 2021

Negeri Astinapura : Sengkuni di sekitar Kerajaan

 

Syahdan. Meluap emosi sang Raja Astinapura. Wajahnya memerah. Badannya menggigil menahan amarah. 


“Siapa yang berani tidak menyampaikan amanat dari Sang Raja Alengka ?”, tanya sang Raja Astinapura. 

Suaranya memekik. Terdengar lantang di balairung Kerajaan Astinapura. 

Tiada berani siapapun yang bersuara. Mendengarkan murka sang Raja. 


“Tuanku, hamba ingin bicara ?”, sanggah sang punggawa kerajaan. Tangannya terkatup didada. Mukanya tertekuk ke Lantai balairung Istana. 


“Menurut adipati, amanat dari Raja Alengka belum disampaikan kepada Tuanku, karena tuanku harus mengetahui tentang isi amanat. Sehingga tuanku tidak salah mengambil langkah”, jawab sang punggawa kerajaan. 


“Apa. Kalian pikir daku tidak mengetahui Seluruh persoalan di negeri ini ?’, hardik sang Raja Astinapura. Wajahnya semakin memerah. 


“Kalian pikir daku tidak mengetahui persoalan di negeri ini sehingga kalian tidak menyampaikan kabar yang sebenarnya. 


Ketahuilah, kalian semuanya. Kalian tidak bisa mengambil keputusan apapun yang berdampak terhadap nasib kerajaan. 


Tugas kalian menyampaikan seluruh kabar dan persoalan yang ada di negeri Astinapura. Biarlah aku sendiri yang mengambil keputusan. 


Jangan kalian menyimpan kabar apapun. Selain daku mempunyai telik sandi yang terus mengabarkannya, Daku juga mempunyai sumber kabar yang mungkin kalian tidak ketahui. 


Sekali lagi, jangan pikir kalian dan menganggap aku tidak bisa mengambil keputusan. 


“Kerani, segera sampaikan amanatku kepada Sang Maha Raja Alengka. Sampaikan permohonan maafku kepada Sang Maha Raja Alengka”, titah Sang Raja Astinapura. Sembari bergegas meninggalkan balairung Astinapura. Langkahnya cepat menunjukkan kemurkaannya. 


“Daulat, tuanku”, kata sang Kerani sembari mempersiapkan amanat yang dikirimi kepada sang Maharaja Alengka.