Entah mengapa kata-kata “semalam” kemudian mengingatkan cerita-cerita dari orang tua di kampung ketika mengucapkannya.
Kata “semalam” juga saya dengar ketika di Pulau Burung, Tembilan, Riau.
Makna kata “Semalam” bukanlah ditafsirkan secara harfiah. Sehingga kata “semalam” adalah peristiwa yang terjadi malam tadi.
Makna kata “Semalam” merujuk peristiwa yang telah berlalu. Biasanya peristiwa yang tidak terlalu lama.
Sehingga kata “semalam” kemudian merujuk peristiwa yang telah terjadi. Dengan waktu yang tidak terlalu lama.
Dengan demikian maka kata “semalam” bukanlah peristiwa yang terjadi tadi malam.
Kata-kata ini sering saya temukan dalam pembicaraan di berbagai tempat di Sumut. Entah diucapkan oleh masyarakat kebanyakan. Hingga pembicaraan resmi didalam pertemuan yang disampaikan oleh aparat pemerintah.
Sehingga kata “semalam” menjadi bahasa yang sering digunakan sehari-hari.
Mengingatkan kata “semalam” yang juga saya sering dengar di Sumut dan Riau, kata “semalam” kurang dipakai lagi di Jambi.
Pun kalau digunakan biasanya masih digunakan oleh orang-orang tua kampung di dusun yang jauh dari akses pemerintahan.
Namun yang unik, dengan lintasan komunikasi yang kontinyu, perkembangan yang cukup pesat di Sumut, namun kata-kata ini justru masih digunakan.
Mungkin diperlukan waktu yang panjang untuk menjawabnya.