Sebenarnya disaat kedatangan Presiden Jokowi ke Candi Kedaton sekaligus menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat terhadap kebesaran Candi Muara Jambi, berbagai lini media menyebutkan, Candi Muara Jambi adalah pusat Universitas tertua di dunia.
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Al Haris sebagai Gubernur Jambi pada momentum Peringatan Hari Raya Waisak di Candi Muaro Jambi bertempat di Candi Kedaton Muaro Jambi.
Sebagai bukti sejarah peradaban Buddha di Provinsi Jambi, momentum menjadikan Candi Muara Jambi haruslah didukung penuh. Baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jambi.
Terlepas dari dukungan Pemerintah Pusat untuk pemugaran Candi Muara Jambi sebesar Rp 1,5 trilyun dan Pemerintah Provinsi Jambi senilai Rp 250 milyar, pemugaran candi Muara Jambi tidak sekedar menjadi ikonik budaya di Jambi.
Atau sekedar ornamen yang membuat decak kagum dunia.
Tapi harus dibutuhkan perjalanan panjang untuk kembali menghidupkan kampus sebagai universitas. Sekaligus menjadikan universitas tertua di dunia.
Membicarakan Universitas di dunia, tidak dapat dipungkiri, pandangan kita tidak dapat dilepaskan dari Universitas Al Azhar ataupun Universitas Oxford.
Namun menurut data berbagai sumber, Universitas tertua di dunia adalah Universitas Al-Qarawiyyin (Fez, Maroko, 859 M). Barulah Universitas Al-Azhar (Mesir) – 975 M. Kemudian disusul Universitas Bologna (Italia, 1088 M), Universitas Oxford (Inggris 1096 M), Universitas Salamanca (Spanyol, 1134 M), Universitas Cambridge (Inggris, 1209 M), Universitas Toulouse (Prancis, 1229 M).
Apabila menilik tahun pendiriannya Universitas yang diklaim sebagai Universitas tua didunia seperti Universitas Al-Qarawiyyin tahun 859 M atau Universitas Al-Azhar Mesir 975 M, maka Universitas Muara Jambi justru jauh lebih 2-3 abad.
Atau abad 11 M, bangsa Eropa baru mendirikan maka Universitas Muara Jambi justru lebih 6-7 abad lebih dahulu.
Sehingga bisa dipastikan, ketika di Timur Tengah baru dididirikan Universitas abad 9, di Jambi sendiri sudah jauh mengungguli bangsa Timur Tengah. Apalagi Eropa baru abad 11-12 M.
Tentu saja semangat pemugaran Candi Muara Jambi harus juga diimbangi dengan kebangkitan Universitas Muara Jambi. Sehingga klaim sebagai Universitas tertua dapat dipatahkan dan menjadi sejarah Universitas Muara Jambi itu sendiri.
Tidak hanya sekedar ornamen yang mempunyai fungsi kebudayaan semata.
Sebagai Rakyat Jambi, harapan besar ini dapat diwujudkan. Sebagai warisan leluhur yang tidak tertelan oleh waktu. Sebagaimana disampaikan didalam seloko “Dak lapuk dek hujan. Dak lekang dek panas”.
Advokat. Tinggal di Jambi