Perjalanan panjang mengitari daerah Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Muara Jambi yang dikenal tipologi daerah dataran rendah terdapat gambut kemudian mengajarkan bagaimana pola, rekrutmen dan pemimpin bekerja.
Dua kisah Kepala Desa yang berasal dari paralegal gambut dan fasilitator Desa kemudian mengajarkan bagaimana proses panjang ketika menjadi paralegl gambut dan fasilitator Desa membuat cara pandang didalam memimpin. Biasa dikenal sebagai “rekam jejak”.
Dengan pengalaman panjang baik sebagai paralegal maupun sebagai fasilitator Desa kemudian mengajarkan pola komunikasi yang efektif, meyakinkan masyarakat tentang sebuah gagasan bahkan mimpi untuk mengatur di Desa.
Selain itu didalam kepemimpinan dipastikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, menggunakan istilah yang mudah ditangkap hingga berbagai penggunaan istilah ataupun seloko yang akan memudahkan pekerjaannya didalam menjalankan tugasnya.
Didalam pola rekrutmen, paralegal dan fasilitator Desa merupakan salah satu pintu yang terbukti menjadi Pemimpin yang dibutuhkan ditengah masyarakat.
Sehingga paralegal dan fasilitator merupakan pintu rekrutmen yang terbukti handal sekaligus batu uji (rekam jejak) yang dapat dilihat bagaimana kiprahnya ditengah masyarakat.
Didalam menjalankan tugasnya, tidak dapat dipungkiri, paralegal dan fasilitator Desa dapat menjalankan tugas-tugasnya yang selama ini menjadi gagasan ketika menjadi paralegal dan fasilitator Desa. Sehingga “impian” maupun harapan ketika menjadi paralegl dan fasilitator Desa dapat diwujudkan dengan mudah.
Tidak salah kemudian ketika memilih pemimpin yang mampu bekerja harus terlebih dahulu apa yang telah dikerjakan (rekam jejak), gagasan bahkan mimpinya membangun desa.
Sehingga memilih Pemimpin di desa tentu saja harus melihat rekam jejaknya yang telah diperbuatnya selama ini. Baik menjadi paralegal maupun menjadi fasilitator Desa. Sehingga yang telah diperbuat selama ini dapat dinilai secara obyektif dan menjadi impian Bersama antara Kepala Desa dengan masyarakat.
Disaat gegap gempita saat ini, ketika para calon legislatif (Caleg) yang mulai marak menjelang Pemilu 2024, alangkah baiknya ketika memilih Caleg harus dilihat bagaimana rekam jejak yang telah diperbuatnya selama ini.
Sehingga tidak salah kemudian yang sering disampaikan oleh para tetua tokoh adat yang selama ini menjadi pedoman memilih pemimpin.
“Memilih kucing dalam karung”. Makna Simbol yang memilih pemimpin tanpa harus mengetahui apa yang telah diperbuatnya selama ini.
Pelajaran penting didalam perjalanan yang dijalani penulis kemudian mengajarkan. Alangkah baiknya sebelum memilih pemimpin harus diperhatikan rekam jejak yang telah diperbuat selama ini.